Lamunan kesiangan

36 3 2
                                    


Dan kenyataannya, keadaan tidak dapat memisahkan ataupun menyatukan kita.

-( anonymous )-

✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳

Orang dulu sering mengatakan, bahwa semakin kita mencintai seseorang, semakin pula kita menyerupai sikap orang itu, bukankah begitu?

---

Farah Katelina Dalea.

Gadis itu duduk terdiam di kelasnya, menikmati lamunannya yang begitu berharga itu baginya. Apalagi kalau bukan melamunkan untaian-untaian kata yang menarik yang bisa saja dirangkai menjadi sebuah puisi jika ia benar-benar mencurahkannya dengan baik di secarik kertas?

Banyak yang berkata, mencintai seseorang yang mempunyai kepribadian bertolak belakang denganmu pasti tidaklah mudah. Entah kalian akan berselisih berat atau kehilangan jati diri kalian dan mengikuti sifatnya.

Dan aku, Dalea, mengaku. Aku berselisih berat dengannya, lalu mencintainya, dan kemudian menjadi bodoh dan mengikuti sifatnya.

Konyol memang. Mungkin tidak semuanya percaya dengan kisahku, karena aku juga hampir tidak mempercayai itu.

Dia tinggal dekat denganku. Hampir setiap pagi kulihat wajah mengantuknya dengan rambut acak-acakannya itu yang sedang menyirami tanamannya atau sekedar memberi makan anjing kesayangannya.

Apakah dia tampan? Lumayan. Lumayan tampan sampai-sampai tak sadar diri dan suka men-judge orang seenaknya. Mengakatakan orang gemuklah, pendeklah, jeleklah, semuanya.

Ia pernah berkata, ia tak mungkin bisa mencintai seseorang dengan melihat hatinya dulu. Karena rata-rata pria tidak akan sanggup melakukan hal itu. Tapi akhirnya, dengan bangganya, ia menyatakan padaku, gara-gara aku, ia melanggar janji sucinya untuk kesekian kalinya setelah ia kenal denganku.

Aku benci padanya, tapi ia berhasil membuat ku membalik piringku dan dengan gampang kuucapkan bahwa aku mencintainya.

Demi menyeimbanginya, aku rela melakukan apapun selagi itu tidak melukai harga diri dan martabatku sebagai seorang manusia. Aku mempercantik diri. Katakanlah aku munafik jika pikiranku tidak pernah sekalipun terlintas untuk mendapatkannya.

Tapi takdir berkata lain. Aku memang pernah mendapatkannya, tapi tidak untuk selamanya. Dia yang selalu meninggalkanku, dan aku yang mulai tak peduli. Kita sama-sama bersalah. Bersalah karena sempat menelantarkan perasaan kita masing-masing.

Kuingat-ingat genggaman tangannya yang hangat itu untuk terakhir kalinya, menutup mataku dan tersenyum pahit. Pura-pura bahagia terlalu melelahkan. Tapi bertindak tidak bahagia terlalu menyakitkan.

Kubuka mataku kembali dan menatap kosong ke depan. Menyiratkan sesuatu yang seharusnya kuluapkan.

Kuambil penaku lagi dan menuliskan beberapa paragraf disana, mengungkapkan semua yang aku rasakan pada secarik kertas putih itu.

✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳

A/N : Lapak sebelah baru jadian, lapak ini galau-galau. Dasar thor labil.😂

But still, enjoy

Love,
Thor🌹

Romance Short Stories [ Indonesian Subtitle ]Where stories live. Discover now