Chapter 3 : Patut Diperhitungkan

2.5K 74 13
                                    

Kenapa harus selalu Arfan yang mencuri perhatian sekolah?”

“Irlen, pokoknya nanti kalo mau ke kantin mampir dulu ke kelas gue ya! Plissss!!”

“Ogah ah Ken, males tahu. Lagian gue gak yakin kemarahan Mira udah reda”

“Lo liat kan, samping gue tuh kosong. Siswi di sini ganjil dan gue yang kebagian sendiri. Mana cowoknya genap lagi. Ntar gue gak bisa nyontek sama siapa-siapa dong. Ahh pokoknya lo harus inget gue kalo mau ke kantin” Niken berucap sembari memperlihatkan layar androidnya ke samping kursi. Memperlihatkan bahwa ia benar-banar duduk sendirian.

“Etdah. Mau ngantin bareng aja pake ceramah dulu lo Ken!”

“Iya, iya, kita mau ke kantin sekarang nih” tambah Tara.

Mereka bertiga berjalan di koridor menuju kantin. Jangan tanya kenapa hanya bertiga! Karena yang satunya lagi, Mira. Ia masih berkutit dengan buku tebal matematikanya. Padahal sejak awal mereka fikir Mira itu tipikal cewek berandal yang gak ngerti aturan dan gak akan betah megang buku tebal lama-lama. So, kalian pasti gak bakal nyangka kan tentang awal pertemuan Mira, Niken, Irlen, dan Tara?

Flashback on!

“Woy, sorry sorry kak. Gue baru dateng. Maaf ya dari lubuk hati yang paling luar” Mira bersorak dari pinggir lapangan saat anak kelas X baru selesai melakukan upacara pembukaan MOS yang sangat melelahkan.

Seluruh pandangan tertuju pada Mira, yang katanya anak baru, si peserta MOS yang datang super telat dan dengan tanpa menggunakan satu pun atribut yang ditentukan. “Lo kira ni sekolah milik bokap lo? Dateng siang banget kayak gini. Mana atribut lo?” kak Rinda senior OSIS yang terkenal dengan cibiran mautnya angkat bicara.

“Emmm, gimana ya kak? Gue baca artikel sih katanya artibut MOS itu cuma bikin kita tambah jelek. Gue gak mau kali kecantikan gue ilang” ucapan Mira yang sangat berani ini membuat anak kelas X mangap gak percaya.

“Heh, kalo gak niat sekolah jangan ikutan MOS dong! Niat gak sih lo?”

“Oh kebetulan gue gak niat MOS. Boleh ya kak gak ikutan MOS? Kalau boleh sih gue mau pulang. Males soalnya liat kakak berwajah kusam penuh plek hitam. Kayaknya kakak harus ngurang-ngurangin marah sama gue deh. Biar cantiknya seorang Namira Liana nular ke kakak. Hehehe” sontak anak-anak cowok bersorak ria. Udah seperti fans Real Madrid yang kegirangan karena tim favoritnya berhasil mencetak gol.

“Heh, anak baru. Jaga ya mulut lo! Sekarang lo lari 10 putaran keliling lapangan!”

“Asikkkk.. persis gue udah gak punya waktu buat lari. Maklum kak, namanya juga model brand make-up terkenal, jadi kurang waktu buat jogging deh. Makasih ya kak hukumannya” tanpa fikir panjang Mira segera lari mengelilingi lapangan sambil bernyanyi-nyanyi riang.

Anak-anak semakin memperluas mulutnya yang terbuka. Mungkin juga udah kebentuk sungai iler yang panjang karena kaget dengan kelakuan Mira yang super berani.

Karena kejadian itu, nama Mira menjadi sangat terkenal. Kejadian itu pulalah yang membuat Irlen, Tara, dan Niken mudah mengenalnya. Tahu dong, alasannya karena di hari ke dua MOS mereka dihukum sama-sama karena datang terlambat.
Dan sekarang. Semua seakan berbanding terbalik. Mira berperilaku jauh dari perkiraan.

Amygdala [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang