Chapter 2

172 33 21
                                    

Lupa sama dia, boleh.
Lupa Vote dan Komentar, jangan dong👌🏻

Sesampainya Valle dan Ken di sirkuit, mereka di sambut oleh para anggota gang Rubix. Ken pamit untuk segera latihan balapan dan berpesan pada Valle, "Lo jangan kemana-mana, duduk aja di situ". Valle emang yang dasarnya cepet bosan, pergi ke minimarket terdekat untuk membeli cemilan, "Ya kali, gue duduk di sini. Bisa mati kebosanan, mending beli taro", ucap Valle pada dirinya.

Selang beberapa waktu, Selesailah kegiatan latihan Ken. Dia menghampiri Valle dan meminta minum kemudian memperkenalkan temannya.

"Wah, bawa siapa lo?boleh pinjam kali" ucap David.

"Gue juga pinjam dong, lagi kosong. Si Rebeca sok sibuk" timpal Rayn.

"Belum pernah makan sepatu lo?mau gue gampar?Lo jangan pernah ganggu dia," larang Ken. "Men, kenalin Valleria adek gue."

"Lah lo ga bilang punya adik secantik ini" sahut David berebut menyalimi Valle.

"Woii Rel, kenalin adek gue," panggil Ken pada temannya yang sibuk berpacaran dengan handphonenya.

Darel yang di panggil kemudian mendongakkan kepalanya, seketika bertemu dengan tatapan Valle.

"Lo" kaget Valle

"Jadi lo udah kenal sama dia, Va?" tanya Ken

"Dia nih yang tumpahin minuman di rokku."

"Wah pertanda apa nih?ga biasanya dia ceroboh gini" goda Rayn

"Ya kali." elak Valle

"Bisa jadi." senyum kecil terlihat dari muka Darel

🎈🎈🎈

Jam telah menunjukkan pukul 07.10, Pagi ini Valle bangun kesiangan karena begadang dengan niat menyelesaikan episode drama terbarunya itu. "WHATT?GUE TELAT" teriaknya segera berlari. Sialnya lagi, Ken sedang sakit jadi dia harus naik angkutan umum ke sekolah.

Dengan hati yang bergejolak seraya berdoa menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang. Selang beberapa menit kemudian kendaraan yang telah ditunggunya pun datang. "Akhirnya.." syukurnya dalam hati sambil melirik jam di tangan kirinya.

"Pak bukain dong," sahutnya pada Pak Anto sang satpam sekolah yang telah berumur sekitar 50 tahun.

"Ga bisa gitu neng, aturannya itu kalo udah jam 07.15 pas pagar sudah harus di tutup," jawab pak Anto

"Pak gimana sih, pernah dengar pepatah kalo lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali." bujuk Valle

"Jadi mau kamu apa?"

"Mau masuk lah pak, ga peka banget sih,"

"Yaudah, ikut ke ruang Bu Sri aja, karena saya ganteng dan baik hati mari saya antar,"

Setelah mengiyakan ajakan pak Anto. Mereka pun berjalan menuju ruang Bu Sri. Sesampainya disana, pak Anto melaporkan kasus Valle dan menyerahkannya pada Bu Sri.

"Mau jadi apa kamu?" tanya Bu Sri

"Mau jad-"

"Ngga disiplin, kamu ga bisa jadi apa-apa" marah Bu Sri. "Lebih baik kamu saya hukum biar makin jera, kalo kamu telat lagi sebaiknya kamu ga usah masuk, sekolah ini ga butuh murid kayak kamu," perkataan Bu Sri berhasil menusuk hati Valle yang baru pertama kalinya dia terlambat separah ini.

"Jadi saya harus ngapain Bu?" tanya Valle

"Kamu harus hormat bendera sampai jam istiraha-"

"Kapan Bu?" sahutku bingung

"Besok!"

"Alhamduli-" syukurnya dalam hati

"Sekarang Valleria," teriak Bu Sri

"Siap Bu!" kata Valle menempelkan tangan di kepalanya dengan gaya orang hormat segera berlari menuju lapangan. "Awas jangan kabur!" masih terdengar teriakan Bu Sri di telinga Valle.

Dengan lesu, Valle sampai di lapangan dan mengambil ancang-ancang melakukan hormat pada tiang bendera.

Matahari semakin terik, bulir-bulir keringat jatuh di sekujur tubuhnya. Valle merasa pusing, terlebih lagi dia tidak sempat untuk sarapan tadi pagi. Kakinya seakan menjadi jelly, dia tak sanggup menahan berat badannya lagi. Pandangannya menjadi gelap. Dia ambruk. Pingsan. Seorang cowok yang melihat kejadian itu, tanpa pikir panjang segera berlari dan mengangkat Valle.

Sepanjang jalan menuju UKS, mereka telah mencuri pusat perhatian para siswa. Keluarlah decitan kekesalan dan rasa iri dari mulut mereka, namun tak sedikit pula yang mendukung hal itu.

Hembusan nafas keluar seketika mata Valle terbuka. "Huh, gue dimana?" tanyanya yang sedikit kebingungan.

"Lo di UKS" jawab cowok itu sehabis membeli 3 bungkus roti dan sebotol air.

"Darel" sahut Valle kaget melihat orang yang berada di sampingnya

"Lo pasti belum sarapan kan?nih makan dulu" ucap Darel

"Lo kok bisa tau gue disini?" tanya Valle lagi dengan heran

"Hm, makan aja kenapa sih,mau gue suapin atau apa nih?"

"Tapi ini kebany-" ucap Valle terhenti karena mulutnya di sumpal Darel dengan sebungkus roti

Darel pun keluar dari UKS sementara Valle berjalan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, Valle di sambut oleh teman sebangkunya itu.

"VALLE LO DARIMANA AJA" teriak Hana

Valle pun menutup telinganya dan berkata, "suara lo ih, nanti kalo telinga gue rusak gimana?gue tuh telat trus di suruh hormat bendera sama Bu Srilanka, trus nih ya gue rasa kalo tadi gue pingsan deh, eh tapi tadi bangun-bangun gue udah ada di UKS" sahutnya seperdua alas kali tinggi.

"Oh jadi tadi lo pingsan"nucap Hana dengan kurang sadar

Tiga...

Dua...

Sa-

"WHAT?BILANG KALO LO YANG DI GENDONG KAK DAREL TADI!!!" teriak Hana setelah kesadarannya kembali full seketika merebut semua perhatian orang di kelas

"Ishhh mulut lo ga ada remnya ya?" ucap Valle menutup mulut Hana, "Eta terangkanlahhh" teriak suara hati Valle yang pastinya hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Setelah menceritakan kesempurnaan ceritanya pada Hana, dia melaksanakan tugasnya sebagai bendahara.

"Woiii, gue sebutin nih yang belum lunas iurannya bulan lalu" katanya mengambil stand untuk membaca daftar orang tersebut.

"Va, lo kayak kembarannya depcolector aja. Nunggak lagi sabi kali"

"Ya Tuhan, kenapa ga sekalian bolos aja lo sampai pulang"

"Ada lo, sial lagi sial lagi"

"Eh gue mau bayar, kalo lo mau jadi pacar gue"

Begitulah sahutan-sahutan dari para lelaki di kelasnya. Valle yang masih merasa lelah mengabaikan curhatan temannya itu. Dia pun kembali ke tempat duduknya untuk mengurus sesuatu yang double penting dari itu.

KAMUWhere stories live. Discover now