Chapter 1

221 34 24
                                    

Don't forget to give me Vote dan Comment🎈

Matahari telah terbit dari ufuk timur, menggantikan tugas sang bulan di malam hari. Kicauan burung terdengar merdu seakan berbicara dengan burung-burung yang lain.  Pagi yang cerah. Telah melekat seragam sekolah di tubuhnya, tak lupa disematkan jam biru di tangan kirinya.

Langkahnya dengan khusyuk menuju ruang makan, terdapat mama, papa, dan Ken terlihat menunggunya.

Setelah acara sarapan, Valle dan Ken segera berangkat sekolah. Kepadatan seakan menjadi langganan, dengan candaan receh dari sang kakak membuat waktu terasa cepat bagi gadis ini.

SMA Castle, telah terlihat di depan mata. Setelah memarkirkan mobil, mereka berpisah karena berbeda koridor antara kelas XI dan XII.

"Woiii iuran bayar," ucap Valle memasuki kelas seraya melaksanakan tugasku sebagai bendahara.

"KABUR." teriak Angga si ketua kelas seakan memberi arahan kepada para siswa cowok di kelas mengambil persiapan untuk berlari.

"Angga lo yaa, ntar gue laporin ke ibu Rani, biar dihukum sampe mampus sekalian," gerutunya melihat tingkah orang terlaknat itu.

Melihat Valle yang sedang kesal, Hana yang selaku teman bangkunya itu, menghampiri dan memberi semangat.
"Sabar Va, gue yakin lo terpilih karena dianggap bisa melaksanakan tugas kayak ginian,"

"Ngomong aja jago, bayar iuran lo. Nih semuanya Rp.13000," ucap Valle menyodorkan buku iuran.

"HAH? gue kira lo bakal lupa," ucap Hana menepuk kepalanya seperti orang frustasi

🎈🎈🎈

Setelah melewati pelajaran dari Bu Asni yaitu Fisika, Valle yang sedang frustasi melihat tugas yang diberikan mengomel tak jelas, "Siapa sih yang gantung pot itu di tali, nambah kerjaan aja hitung tegangannya,","ini lagi siapa yang numpahin air woii, kurang kerjaan aja. Di suruh hitung volume yang tumpah, pake hitung suhunya lagi, emang gue termometer-_-."

Hana yang terlihat khawatir mengangkat tangannya dan meletakkannya di dahi sang chairmatenya seperti mengecek suhu orang demam.

Valle yang merasa heran pun menjauhkan tangan Hana dari dahinya, "Gue gapapa kali,"

"Yaud, ga usah dipikirin, ntar lo stres beneran, kantin kuy," ajak Hana menarik tangannya tanpa meminta persetujuan.

"Eh temennya SiAlan, gue bisa jalan sendiri, cewek kosong ya gini, gandeng tangan orang sembarangan,"

"Lo jangan memperjelas juga kali, lo mau pesen apa nih?,"tanya Hana sambil menuntun Valle duduk di tempat biasanya mereka makan.

"Hm gue pesen tar-"

"Taro, esnya yang banyak," ucap Hana memotong pembicaraan Valle seraya  tertawa mengantri untuk mengambil pesanan kali ini.

Valle yang dasarnya merasa sudah sabar, duduk sambil mengeluarkan handphone rosegold berlogo apelnya membuka ebook berniat untuk melanjutkan bacaan novel favoritnya. Ketika sedang asik membaca, tiba-tiba ada seorang menyenggol meja dan minuman yang berada di tangannya tumpah mengenai rok Valle.

"Eh kalo jalan tuh hati-hati, basah nih,"
Ucap Valle menepuk roknya. "Hm." jawab orang itu sesingkat mungkin tanpa melirik sedikitpun dengan rasa tak bersalah berjalan santai meninggalkan kantin.

"Va, i..i-tu.." ucap Hana menghampiri membawa pesanan dan melihat ke arah cowok tadi.

"Itu apa? Sini taro kesayangan gue," ucap Valle dengan mengambil minumannya dari tangan Hana.

"Itu kak Darel ketua osis sekaligus ketua basket, lo beruntung banget bisa di senggol dia," ucap Hana menatap kepergian Darel.

"Teori darimana lagi tuh? mana ada senggol bisa beruntung, yang ada itu rok gue basah woii,"

"Terserah lo aja ya, pokoknya gue mau lo sama dia," perintah Hana pada Valle.

"Kok lo ngatur gue sih," ucap Valle menatap heran temannya.

🎈🎈🎈

You just want attention, you don't want my hea-

Bangke is calling...

"Lo dimana kak?,"

"Di belakang lo,"

Mendengar hal itu, Valle refleks berbalik dan benar. Tanpa rasa bersalah karena membuatnya menunggu, Bang Ken berjalan tanpa beban melewatinya memasuki mobil. "Valle, kuy naik. Angsa ga boleh cemberut," begitulah rayunya pada sang adik.

Sesampainya di rumah, Valle langsung merebahkan diri di kasur dengan seprai bergaris warna ungu. Pikirannya seakan berhenti di kejadian pulang sekolah kemarin.

Untuk menghilangkan rasa bosan, dia turun ke ruang TV dengan niat menonton acara yang di tayangkan. Ketika asik menonton, bang Ken lewat.

"Eh Bangke rapi amat, mau kemane?,"

"Ganteng gini dikatain Bangke, mau ke sirkuit, nape?,"

"Oke. Stop, tungguin gue 5 menit dah." ucapku lari untuk bersiap-siap

Setelah mengganti baju dengan model casual dengan jaket jeans serta celana hitam melekat di kakinya, Valle langsung menuju mobil yang terdapat bang Ken di dalamnya.

Setelah mengganti baju dengan model casual dengan jaket jeans serta celana hitam melekat di kakinya, Valle langsung menuju mobil yang terdapat bang Ken di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eksis dulu depan cermin👌🏻😅"

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang