B-1

29.5K 1.2K 15
                                    

Malam ini Bilan tidak ada acara apa-apa. Biasanya malam-malam gini Bilan selalu mengunjungi club apalagi jika banyak masalah berat. Dan sekarang mood nya sedang buruk, tapi ia malas bepergian. Jadi Bilan memutuskan untuk diam di rumah. Bilan berada di balkon kamarnya sambil menatap langit yang dihiasi bintang-bintang, rambut jambul nya disentuh oleh desiran angin lembut. Sehingga menambah ketampanan di wajahnya.

Bilan menoleh ke arah meja yang ada disampingnya. Ponselnya bergetar menandakan ada orang yang menelponnya. Bilan menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponsel ke telinganya.

"Apa?"

"Ada yang nantangin lo balapan nih, di tempat biasa. Cepetan kesini. Nih makhluk kaya orang utan, teriak-teriak manggilin nama lo mulu"Jawab Aldi heboh yang tak lain sahabatnya Bilan.

Tidak banyak lama lagi, Bilan mematikan sambungannya sepihak. Langsung saja ia memakai sepatu putih nya dan menyambar kunci motor yang berada di atas meja. Balapan adalah hobinya dan Bilan juga menyukai tantangan. Hobi Bilan bukan itu saja, ia menyukai club malam, merokok, banyak sekali kejelekan yang ada pada diri Bilan, padahal dia masih muda. Bilan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar. Tapi langkah nya terhenti oleh wanita paruh baya yang sedang berdiri di depan kamarnya.

"Den Bilan mau kemana malam-malam gini?" Tanya Bi Sarah pembantu rumahnya Bilan. Nadanya sedikit khawatir melihat Bilan akan keluar rumah di tengah malam seperti ini.

"Mau keluar bentar, bibi gak usah khawatir, Bilan pergi dulu" Pamit Bilan.

"Aden mau ngapain keluar malam-malam gini? Nanti aden kenapa-kenapa"

Bilan membuang napasnya pelan dan menoleh ke arah Bi Sarah"Bibi gak usah khawatir, Bilan cuma mau ke rumah temen ko, ini kan udah malam mending bibi tidur gih, jangan tungguin Bilan pulang, bibi tidur duluan aja" Jawab Bilan berusaha menenangkan Bi Sarah agar tidak khawatir.

"Mau kemana lo, Bang?" Tanya Bagas yang tiba-tiba ada di samping Bilan, yang tak lain adalah adik Bilan.

"Kepo" Jawab sinis Bilan.

                                 ***

Tak memakan waktu yang lama, Bilan datang menggunakan motor merah nya ke tempat balapan liar. Disana sudah banyak sekali orang-orang yang menunggu kehadirannya. Bahkan, sahabatnya juga sudah setia menunggu Bilan, mereka bernapas lega saat melihat Bilan menghampiri sahabatnya.

"Heleh, akhirnya lo dateng juga, Lan. Pusing banget gue liat orang utan tereak-tereak manggil mulu nama lo"

Bilan terkekeh pelan mendengarnya"Mana orang yang nantanginnya?"

"Gue" Sahut seseorang dari belakang Bilan.

Bilan membalikkan badannya. Ia menangkap sosok yang selalu membencinya, entah karena apa, Bilan juga tidak tahu"Oh"

"Kenapa? lo takut? " Tanya Feri sinis.

"Takut? Aduh iya gue takut" Kata Bilan pura-pura ketakutan, tapi mukanya datar. Membuat Aldi dan Regan yang melihatnya menahan tawa.

"Kita buktiin sekarang, siapa yang jagoan disini"

"Iye dah ayo"

Bilan dan Feri pun langsung menaiki motornya masing-masing, tak lupa memakai helm full facenya sebagai pengaman. Sahutan motor sangat terdengar di arena balapan liar ini, sehingga menambah semangat para penonton untuk menontonnya. Sebelum balapan di mulai, Keyla memberi semangat dulu ke gebetannya, siapa lagi kalo bukan Bilan. Keyla selalu melakukan hal ini ketika Bilan akan balapan.

"Semangat sayang balapannya. Pokonya lo harus menang dibalapan ini, gue percaya lo pasti bisa ngalahin Feri ko" Kata Keyla dilengkapi dengan senyuman tipisnya.

"Makasih, Key. Yoi dong gue pasti menang" Bilan membalas senyumannya dan mengusap pipi nya Keyla.

"Kalian Siap?!" Tanya wanita yang sedang memegang bendera untuk memberi isyarat pertandingan akan segera dimulai.

"Eh-eh biar gue aja yang megang benderanya. Sapa tau gue cocok. Buat nanti sekalian gue pake dress deh. Kalo sekarang gue lupa. Lebih tepatnya, dressnya dipake sama emak gue. Hehe"Sahut Aldi. Sedangkan Regan, hanya mendengus kesal melihat tingkah konyol Aldi.

                                 ***

Sebelum Feri menyusul motor Bilan, ia mensejajarkan motornya terlebih dahulu. Bilan yang menyadari itu hanya meliriknya saja lalu fokus lagi ke jalanan. Tanpa diduga, Feri menendang motor Bilan, sehingga Bilan kehilangan kendali. Feri yang melihatnya hanya tersenyum miring, ia melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Bilan terjatuh dan kepalanya terbentur pohon yang berada di sisi jalan. Untungnya Bilan memakai helm sehingga kepalanya tidak terluka parah. Tapi, lama kelamaan matanya menjadi buram. Perlahan matanya menutup sehingga Bilan kehilangan kesadaran.

                                 ***

Jangan lupa meninggalkan jejak. Divote and comment. Kasih saran sampe bejibun.

Sampai jumpa di part selanjutnya😁

BILAN [Terbit]Where stories live. Discover now