Chapter Fifteen (At Death's Door)

39 23 12
                                    

Arnold berhasil mengusut pelaku yang ingin mencelakakan anaknya dengan bantuan polisi dan detective, berkat karyawan restoran mengaku perbuatannya di ancam wanita tinggi, berambut hitam dan body sedikit berisi, menyuruh mencampurkan sianida ke dalam minuman. Detective meminta ijin melihat rekaman cctv restoran, di dalam rekaman dan apa yang di ceritakan karyawan restoran itu benar, Scarlett Robbie menjadi tersangkanya.

Polisi menggeledah rumah Scarlett, disana cuman ada anaknya, polisi mengamankan anaknya, melacak keberadaan Scarlett. Arnold baru saja mendapatkan telpon dari polisi, kalau Scarlett berada di hotel di kawasan Inggris.

"Saya akan segera kesana!" Ucap Arnold setelah menerima telpon dari polisi.

Menghubungi ponsel Ezra memintanya mengantarkan ke hotel di kawasan Inggris. "Pelakunya sudah ketemu nak Ezra, antarkan om kesana."

"Baik om."

Falcon Hotel pukul 01.00 pm

Polisi mendobrak kamar hotel, Scarlett bersama seorang pria berkulit hitam terlihat kebingungan dengan kedatangan beberapa polisi.

"Ada apa ini?" Tanya Sacrlett, dirinya angkat tangan, mundur beberapa langkah, membuka jendela kamar hotel.

"Jangan bergerak! Atau aku tembak." Ucap polisi mengarahkan pistolnya ke arah Scarlett.

"Scarlett." Ucap Ezra baru tiba di hotel di susul Arnold dari belakang.

"Kamu yang menyuruh mereka datang kesini?" Tuduh Scarlett.

"Aku sama sekali tidak tau, aku cuman mengantarkan papinya Victoria."

"BOHONG!" Bentak Scarlet, dia bersiap-siap melompat ke bawah.

"Jangan lakukan itu, Scarlett." Ucap Ezra berusaha mengcegah Scarlett bunuh diri.

"Ada yang perlu kamu tau Ezra, aku sakit hati karena Victoria! Sebentar lagi kamu akan merima kabar buruk, selamat menikmati ke sensaraan kamu bersama Victoria." Ucap Scarlett, dia melompat ke bawah sambil tersenyum lega, rencananya berhasil, seketika mati di tempat.

Tidak lama kemudian, Arnold mendapat telpon dari pihak rumah sakit kalau anaknya kecelakaan dalam kondisi sekarat, tanpa pikir panjang keduanya menuju rumah sakit.

Dokter keluar dari ruang ICU, Arnold mendekatinya. "Bagaimana kondisi anak saya dok?" Tanya Arnold dalam kondisi panik.

"Anak bapak selamat, hanya saja dia koma, kami belum bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, berdoalah semoga anak bapak cepat siuman, saya permisi dulu." Ucap dokter meninggalkan Arnold dan Ezra.

"Tabah om, ini adalah ujian dari Tuhan." Ezra menenangkan pikiran Arnold.

Secara bergantian Arnold dan Ezra menjaga kamar ICU selama tiga bulan, Victoria di ambang kematian tapi Ezra yakin kekasihnya bisa melewati masa kritisnya.

Ezra mamasuki ruang ICU, melihat papinya Victoria yang memejamkan mata di sofa dalam keadaan merem, dia membangunkan Arnold. "Om, pulang dan istirahatlah sekarang giliran Ezra yang menjaganya." Ucap Ezra melihat kondisi wajah Arnold yang kurang tidur.

"Baiklah nak Ezra, tolong jaga anak om baik-baik." Ucap Arnold mengambil jasnya kembali ke rumah.

Ezra duduk di kursi di samping Victoria, mengenggam tangan kiri kekasihnya. "Vic, cepatlah membuka matamu, kita sudah berjanji akan menikah, selama ini kamu sudah berjuang mati-matian mendapatkan aku, dari kamu menyewa rentenier sampai kamu rela merubah wajahmu, membuktikan perselingkuhan Scarlett, di balik perjuangan kamu itu semua aku janji apapun yang terjadi nanti, kita akan selalu bersama selamanya." Ucap Ezra flashback.

Prison Love [On Going]Where stories live. Discover now