Chapter Ten (Puberty)

60 30 0
                                    

Season Two

15 tahun kemudian

Menyembunyikan hasil ujian tengah semesternya di laci mejanya, ia takut ayahnya akan marah. Semenjak kepergian mamanya, ayahnya tidak pernah terlihat kencan bersama wanita, ayahnya terus sibuk membanting tulang demi masa depan dirinya.

Ezra ketiduran di ruang tamu dengan leptop di pangkuannya, Daniel membawa selimut, menyelimuti badan ayahnya, mengambil leptop ayahnya pelan-pelan di letakannya di laci meja kerja ayahnya. "Mimpi yang indah ayah, Daniel sayang ayah." Ucap Daniel mencium pipi ayahnya, bergegas tidur.

University Of College London

"DANIEL!" Teriak Evas Holland sahabat Daniel satu-satunya.

"Hoi." Daniel menengok, menunggu Evans menghampirinya.

"Sudah dengar belum kalau Selena akan mengadakan party di rumahnya." Evans memperlihatkan undangan Selena lewat bbm.

Daniel mengelengkan kepalanya. " Aku tidak tertarik, nilai-nilai ku hancur semua, aku harus belajar." Daniel berjalan beriringan bersama Evans.

"Ayolah bro jangan kaku begini, kita harus bersenang-senang." Evans mempengaruhi pikiran Daniel.

"Aku takut ayah akan marah, Vans." Keduanya menuju canteen, memesan makanan dan duduk di pojokan.

Selena Robbie memasuki canteen, Daniel dan Evans membuka lebar mulut mereka, waktu seperti berhenti mendadak.

"Hamina hamina hamina." Ucap Daniel dan Evans bersamaan

Selena mendekati mereka berdua, memberikan undangan resmi. "Datang ya guys nanti malam." Selena menyentuh pundak Daniel, meletakan undangan di atas meja.

Daniel menelan ludahnya. "Aku pasti datang." Ucap Daniel menutup mulutnya.

"Aku tunggu kehadiranmu. Selena menghelus pipi Daniel, meninggalkan mereka berdua.

Malamnya Daniel sudah berpakaian rapi, menyelinap seperti pencuri menuju pintu, dia tidak melihat keberadaan ayah dan kakeknya, pikirannya sudah aman namun lampu tiba-tiba lampu menyala. "Mau kemana kamu, Daniel?" Tanya Ezra menangkap tingkah laku anaknya.

"Aku mau ke party ayah, boleh tidak?" Ucap Daniel.

"Tidak!" Tegas Ezra.

"Ayah, tapi temanku sudah menunggu di rumah Selena." Ucap Daniel.

"Siapa Selena? Kamu mau party sex di rumah gadis itu?" Ucap Ezra menaruh pandangan curiga ke anaknya.

"Bu-kan ayah, cuman party biasa suer." Daniel mengangkat kedua tangannya dengan ketakutan.

"Ambilkan kunci mobil ayah di meja, ayah akan mengantarkanmu!" Perintah Ezra memakai jaketnya, Daniel sudah menunggu di dalam mobil.

Tidak lama kemudia, mobil Ezra parkir di depan rumah Selena.

"Ayah akan menunggumu sampai selesai party, cepatlah!" Ucap Ezra sembari menunggu anaknya, memutar music.

"Baik ayah." Daniel menuruti perkataan ayahnya.

Selama party berlangsung Selena terlihat lihai dalam dansa bersama anak laki-laki populer, sahabatnya Evans mengambil kue sambil mengobrol tentang game, tapi Daniel tidak menikmati party-nya pikirannya terus ke ayahnya.

Mobil merah terus mengklakson mobil milik Ezra, meneriakinnya. "MINGGIR!"

Ezra tidak terlalu mendengar jelas, ia melihat dari kaca spionnya seorang wanita sexy mendekati mobilnya, mengetuk-ngetuk kaca mobilnya, ia membuka kaca mobilnya. "Maaf ada apa ya?" Tanya Ezra.

Prison Love [On Going]Where stories live. Discover now