Chapter Thirteen (Can't Stop)

42 25 0
                                    

Victoria duduk lemas di toilet setelah membaca undangan pernikahan Ezra, dia tidak akan membiarkan Ezra menikah dengan wanita bernama Scarlett Robbie, mencari tau siapa Scarlett sebenarnya. Scarlett Robbie designer terkenal di London, Victoria membuntuti kesaharian Scarlett, sosok pria berkulit hitam menjemput Scarlett sepulang kerja.

Sofitel London St James

Mobil pria berkulit hitam berhenti di hotel, turun dari mobil di ikuti Scarlett dari belakang, keduanya memasuki hotel. Victoria mengikutinya, di lihatnya Scarlett bergelut manja bersama pria berkulit hitam, diam-diam menyalakan kamera pengintai berbentuk pulpen, diselipkan di kantong kemejanya.

"Jangan-jangan mereka mau berbuat mesum." Duga Victoria dalam hati, mengikuti keduanya, berhenti di kamar hotel yang sudah di pesannya.

Tepat dugaannya, ia menyamar sebagai cleaning service hotel, kamera pengintainya tetap merekam apa yang terjadi.

"Permisi bapak, ibu saya mau mengganti handuk, ijikan saya masuk ke dalam." Ucap Victoria tersenyum, melirik ke dalam kamar hotel.

"Silahkan masuk." Ucap Scarlett dengan ramah mempersilahkan Victoria masuk tanpa curiga.

Pria berkulit hitam hanya memakai celana dalam sambil tiduran di sofa, ia bergegas mengganti handuk dan keluar dari kamar hotel, Victoria berhasil mendapatkan bukti perselingkuhan Scarlett.

"Hampir saja ketahuan." Ucap Victoria menghela nafasnya, mengganti pakaianya, melajukan mobilnya menuju rumah.

Besoknya di kantor, Victoria sedang mendengarkan gosip yang di ceritakan Chris, ia tidak mendengar apa yang Ezra katakan.

"Vic pinjam pulpennya ya?" Ucap Ezra mengambil pulpen berwarna emas di meja Victoria.

"Ra di panggil bos tuh." Ucap Emma.

"Kenapa lagi?" Tanya Ezra, ia memasukan pulpen Victoria ke dalam tasnya, pergi menemui bosnya.

Setelah puas bergosip bersama Chris, ia tidak menemukan kamera pengintainya di atas meja. "Pulpen ku kemana? Gawat kalau sampai aku menghilangkannya." Kata Victoria dalam hati mencari barang itu.

Sekarang bukti perselingkuhan Scarlett hilang, ia menemui
Arnold Leonard CEO PT National Oil London (NOL).

"Papi." Teriak Victoria memeluk papinya.

"Apa yang membuat anak papi yang cantik datang kesini? Pasti mau minta duit?" Arnold menerka.

"Bukan pi, Vic boleh minta tolong tidak, ini darurat." Ucap Victoria, membisikan sesuatu ke telinga papinya.

"Anak papi segitu cintanya sama Ezra, sampai harus melakukan hal seperti itu." Ucap Arnold.

"Papi bantu anakmu yang cantik." Ucap Victoria menundukan kepalanya.

"Aku akan bantu sebisanya ya nak." Ucap Arnold tersenyum tipis ke arah anaknya.

Pagi-pagi buta rentenir datang ke rumah kediaman Ezra dengan tiga bodyguard, melemparkan kertas berisi cicilan yang harus di bayarkan ayah Ezra.

"Di bayar secepatnya atau rumah ini saya sita!" Ucap rentenir.

"Ayah ada apa?" Tanya Daniel.

"Kakekmu utang £55 830." Ucap Ezra tidak mempercayai kejadian 15 tahun terulang kembali.

Menghubungi ponsel ayahnya, namun tidak aktif, kemana dia berada? Menemui Scarlett meminjam uang ke calon istrinya, usahanya sia-sia Scarlett tidak dapat membantunya.

Di kantor, Ezra terus menatap kertas berisi cicilan utang ayahnya. "Jadi utangmu sebanyak itu." Victoria mengejutkan Ezra dari belakang.

"AH? Iya bukan utang aku tapi utang ayahku." Ucap Ezra menengok ke arah Victoria.

Prison Love [On Going]Where stories live. Discover now