Prologue

300 42 20
                                    

Don't forget to Vote and comment🎈

Jam merah melekat di tangan kirinya telah menunjukkan pukul 17.49, matahari mulai terbenam. Langit telah memunculkan semburat oranyenya, namun angkutan umum tak kunjung lewat.

Valle yang lelah menunggu seraya berdoa dilanda rasa takut. Ini sudah kesekian kalinya ia berdiri melirik angkutan umum ternyata kendaraan itu lagi-lagi dipenuhi penumpang, hingga akhirnya tersisa gue di halte ini.

Kembali ia cek benda tipis berwarna rosegold dengan logo apelku, "Huh baterainya habis", katanya dalam hati meratapi kesialannya hari ini. Seandainya tadi dia ikut bareng Hana. Sudahlah, itu cuma "seandainya," runtuknya dalam hati.

Tiba-tiba sebuah motor besar berwarna hitam itu berhenti. Seorang cowok melepas helm dan turun dari motornya menghampiri Valle. Suasana sepi membawa kegelisahan dalam dirinya. "Lo belum pulang?", tanya orang itu. Valle terkejut melihat orang yang pernah membuatnya malu saat SMP itu tiba-tiba hadir di hadapannya dalam keadaan yang kurang tepat. "Ayo gue antar pulang", ajak cowok itu menarik tangannya.

Tubuhnya bergetar seketika pertanda alarm, tangannya tidak pernah di pegang cowok lain selain papa dan kakaknya. Saat SMP dulu, tak ada cowopun yang bisa memegang tangannya karena kedua temannya itu selalu berada di sekitarku layaknya benteng. Dia hempaskan tangannya, "Lepasin tangan gue,bisa?", katanya sinis seraya menghempaskan tangannya. "Lo ga berubah, perasaan gue masih sama seperti tiga tahun lalu, Va", "Gue harap kali ini lo bisa ngerubah perasaan lo dari seorang teman menjadi kekasih", sahut cowok itu.

Tanpa menjawab, Valle segera menghampiri angkutan umum yang berhenti dan meninggalkan ketegangan yang terjadi akibat kehadiran cowok
itu.

Valle sesekali melihat dia yang masih setia mengikutinya dengan motornya hingga Valle sampai rumah. "Oh God, dia bisa tahu rumah gue", suara hatinya.

Syukron
Gomawoyo
Thankyou
Terimakasih
Trims
🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈

KAMUKde žijí příběhy. Začni objevovat