8| Sweet Before The Storm [REVISI]

Start from the beginning
                                    


Ia tersenyum hangat pada Hyera—seketika membuat jantung gadis itu berdetak cepat—mengenggam tangan Hyera dengan erat. "Ini.. gedd—"

"Milikku. Ini perusahaanku." Potong Kai  kembali merengkuh pinggang Hyera dengan erat sembari menuntun gadis itu berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan milik nya.

Hyera tidak tahu berapa kaya pria disampingnya ini dan juga tidak ingin mengetahuinya daripada kepala nya pusing. Mengingat betapa tinggi nya gedung perusahaan pria itu, ia jamin pria ini pasti sangatlah kaya. Sangat. Jangan berburuk sangka dulu pada Hyera, ia tidak ingin harta pria itu. Dan lagipula jika dapat harta pria itu ia juga pasti akan bingung mau dikemanakan uangnya.

Mereka pun masuk ke dalam lift dan hanya sebentar saja telah sampai di lantai 3 dimana ruangan Kai berada. Kenapa ruangannya berada dilantai 3? Kenapa tidak seperti CEO lainnya yang memilih berada di lantai teratas? Ia hanya malah harus menunggu di dalam lift mengingat jumlah lantai di gedung ini tidaklah sedikit, Kai tentu nya tidak mau. Apalagi saat terjadi gempa, ia pasti akan sangat lama untuk mendapat pertolongan. Maka dari itu, ia memilih lantai 3 sebagai ruangan nya berada.

Sekretaris nya bangkit dari duduk nya guna menyapa boss besar nya, "Siang, Tuan Kim." Sapaan itu hanya menjadi angin lalu saja. Kai langsung masuk ke dalam ruangannya bersamaan dengan Hyera yang menatap wanita cantik tadi memelas kasihan. Ya ampun apa susah nya membalas sapaan wanita tadi.

Kai menarik Hyera untuk duduk diatas sofa yang berada diruangan nya tersebut, dirinya pun berjalan kearah meja kebesarannya dan duduk disana—masih memandang Hyera dari sana tajam. "Aku akan bekerja sebentar. Kau tunggu manis disana, sugar.." Setelah itu Kai sibuk dengan berkas-berkas yang berada di meja nya, menyisakan Hyera yang hanya bisa duduk diam sembari menatap setiap gerak-gerik pria itu.

               Hyera memandang Kai bosan, bayangkan saja sejak tadi pria itu sibuk dengan berkas-berkas yang entah apa itu Hyera tidak perduli. Dan ini sudah mau memasuki jam makan malam, tapi pria itu masih sibuk disana dengan kacamata bacanya. Hyera menghela nafas nya kasar lalu memanjangkan kaki nya diatas sofa tidak nyaman. Berkali-kali ia mengubah posisi guna mencari posisi yang nyaman bagi nya tapi ia ternyata hanya di landa kebosanan parah. Pria itu bahkan tidak menganggapnya ada sama sekali di ruangan ini. Sibuk dengan kertas-kerta itu.

Ia merasa menjadi patung sekarang. Mana perutnya sejak tadi merengek minta diisi makanan. Masa bodo lah. Hyera akan mencoba bicara dengan Kai kalau ia sangat lapar.

Hyera pun bangkit dari sofa lalu berjalan pelan kearah meja kerja Kai dengan menautkan kedua tangannya gugup. Sebelum Hyera mengeluarkan suaranya, Kai lebih dahulu menyela gadis itu tanpa menoleh sedikitpun kearahnya. "Sebentar, sugar. Aku sedang sibuk sekarang." Ujar pria itu tanpa menoleh kearah Hyera dan tetap sibuk dengan berkas-berkasnya.

Hyera gelagapan. Ya hampun bukan itu maksudnya. "Aku lapar." Bisik Hyera menundukan kepala nya dalam menghindari tatapan Kai yang menajam saat gadis itu mengeluarkan suaranya dan menyentuh perutnya malu-malu.

Kai melepaskan kacamata baca nya seraya memijit keningnya lelah. Ia bahkan lupa jika sudah membiarkan gadis itu bosan dan kelaparan sejak tadi. Terlalu asik dengan pekerjaannya. Beginilah kehidupannya selama ini.

Kai bangkit dari kursi kerjanya lalu berdiri dihadapan Hyera—berusaha untuk memandang wajah gadis itu—ia menarik dagu gadis itu guna melihat wajah manis yang sangat ia sukai itu. Kai tersenyum lembut pada Hyera. "Maafkan aku, sugar.." Lirih Kai mengecup puncak kepala Hyera sembari memejamkan kedua mata nya menyalurkan bahwa ia merasa sangat bersalah pada gadis itu.

[2] MY SWEET LOVE ; KAI [ON GOING]Where stories live. Discover now