CIMMERIAN

810 69 29
                                    

gerimis mengguyur kala itu, menyisakan sedikit butiran bening di ujung anak rambut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

gerimis mengguyur kala itu, menyisakan sedikit butiran bening di ujung anak rambut. ku usap mereka, dan berjatuhan..

mataku menyorot sekumpulan pemuda sebayaku di seberang sana, tengah menatapku dengan memasang tampang ganas,sadis.,

aku melirik Rayan, temanku satu ini masih sibuk menggulung lengan kemeja-nya.  kemudian ganti melirik Ozy, ia mengepalkan tangannya. sesekali memukul satu lengannya lagi.

           "Ready guys?" tanyaku sambil menyentuh kedua bahu mereka.

Rayan mengangguk sembari menggulung lengan kemeja, Ozy  mengacungkan jempolnya penuh antusias. aku tersenyum kemudian memberikan isyarat kepada mereka berdua untuk mulai berjalan menemui sekumpulan pemuda di seberang sana..

Salah seorang dari mereka maju, Dika namanya. ia adalah Kapten dari genk ini...

         "Wellcome, Grayhan .. Rayan.. Ozy. Lama tak jumpa membuatku teramat rindu..................." Dika membentangkan tangan, seperti hendak memeluk kami.

        "Gausah kebanyakan basa basi dah! buruan!!!" Rayan menjerit, tangannya mengepal kuat dan  sepertinya sudah sangat siap untuk meninju siapapun!

Sedangkan Ozy mundur beberapa langkah menyiapkan kuda - kuda dengan mantap. kedua tangannya bersiap untuk memukul kapanpun. dan aku? aku diam di tempat, menengok ke arah kedua kawanku dengan tatapan heran.

    dua kawan Dika mundur beberapa langkah ke belakang, menyiapkan kuda - kuda seperti yang dilakukan oleh Ozy. seorang kawannya lagi hanya diam di samping Dika dengan tatapan jahanam,

Dika tersenyum kecut menatapku, mengejek.

           DUG!!

tanpa aba - aba kakinya menendang perutku, itu sempat membuatku limbung..  karena memang aku belum menyiapkan apa - apa untuk bertarung dengannya.

Ozy maju setengah lompat menerjang seorang kawan yang beberapa saat lalu sedang berdiri disamping Dika. pukulannya mendarat tepat di hidung kawan Dika, sontak cairan merah mengalir pelan dari hidung. membuat Andrev, kawan Dika itu terjatuh.

Rayan menghantam dua kawan Dika, membanting seorang kawan Dika dan menendang perut yang satunya lagi. mereka tumbang mengenaskan, namun ketika Rayan berbalik... seorang mencengkeram kuat lehernya.

       SET!! BUGG!!

Rayan memelintir lengan, lantas meninju perut bagian kanannya. 

Tanganku mengepal erat ketika Dika masih mematung dihadapanku, sambil mengucapkan cacian serta hinaan tak penting.

     PAKKK!!!!!!

kakiku refleks menendang dadanya, ia tersungkur sambil memijit dadanya pelan. terbatuk - batuk untuk beberapa saat..

   Andrev mulai bangkit, ia berjalan terhuyung ke arahku. menggenggam sebuah belati di tangan kanannya. mataku terbelalak! bukannya mereka bilang, pertarungan ini tanpa senjata?

   SLEEEEEEESH!!!!!

gelap..................... pedih, dan aku merasakan cairan merah yang ku benci itu keluar darisana, entah darimana asalnya.. ngilu rasanya, hanya itu yang ku tahu dan ku rasa.

INTENTIONWhere stories live. Discover now