SOA [REMAKE] - PART 19 - SUCH AN ANNOYING DAY

6.2K 329 25
                                    

Alana POV

Sialan! Pantas saja semua orang memperhatikanku. Ini semua ulah Sean sampai-sampai aku tidak ingat jika aku belum mengganti piyama tidurku. Awas saja dia nanti! Aku akan memberinya pelajaran! Aku pun langsung melepaskan pegangan tanganku dari lengannya ketika melihat dia tertawa terbahak-bahak.

"Diam, Sean!" teriakku, menghentak-hentakkan kaki.

Aku sangat kesal. Apa dia tidak pernah mengerti jika bagi seorang wanita penampilan adalah hal yang paling penting?

"Hmmm..." dia bergumam setelah dapat mengontrol tawanya.

Aku menatapnya dengan sinis. Sialan. Dia tidak menghiraukanku sama sekali, dia malah melanjutkan langkahnya begitu saja. Aku bingung harus ikut dengannya atau pulang saja. Namun, kalaupun aku mau pulang aku tidak tau alamat rumah Max dan juga ponsel baruku ketinggalan di kamar tadi. Akhirnya aku memutuskan untuk menyusul Sean, ketika langkah kami sudah sejajar Sean menoleh ke arahku sebentar lalu kembali menatap ke depan.

Aku membuang nafas kasar. Kenapa dia kadang-kadang bisa gila namun terkadang bisa menjadi seorang pria yang dingin juga. Kami masuk dalam lift dan Sean menekan tombol lima belas

Sesampainya di lantai lima belas, kami keluar dari lift dan berjalan menuju suatu ruangan. Aku yang tidak tahu apa-apa dan hanya mengikuti Sean saja dengan pasrah, hingga sampailah kami di depan suatu pintu bertuliskan 'meeting room'.

"Kau tunggu di luar saja sampai aku selesai rapat!" perintah Sean.

Ketika dia mengatakan hal tersebut, tiba-tiba muncul ide gila di pikiranku. Karena Sean dari tadi sudah mempermalukanku, sekarang giliran aku yang akan mempermalukannya. Sean masuk ke ruangan tersebut tanpa menatapku lagi dan aku pun ikut masuk ke sana. Aku tidak peduli dengan tatapan geli semua orang yang sedang mengikuti rapat tersebut. Yang aku mau adalah Sean juga merasa malu, jadi bukan hanya diriku yang merasa malu. Bukankah aku adalah sekretaris pribadi Sean sekarang? Jadi wajarkan kalau aku ikut masuk kedalam ruangan rapat

"Kenapa kau ikut masuk ke sini?" bisik Sean ketika aku sudah tepat berdiri disampingnya.

"Bukankah aku sedang sekretaris pribadimu? Jadi aku berhak masuk ke sini, ayo duduk!" ajakku, "Ku rasa kau sudah telat datang ke rapat ini," sambungku lalu menyeret Sean untuk duduk di dua kursi yang kosong.

Ketika aku dan Sean sudah duduk di posisi kami, semua orang menatap kami dengan heran.

"Ayo mulai rapatnya, kenapa kalian diam saja?" ucapku menyadarkan orang-orang tersebut.

"Siapa dian, Sean?" tanya seseorang yang sedang duduk di kursi paling depan. Ku rasa dia pemimpin rapat hari ini atau bisa jadi dia pemilik perusahaan ini. Entahlah aku tidak peduli. Ketika Sean mau membuka mulut untuk menjawab pertanyaannya. Aku terlebih dahulu memotongnya. Aku berdiri dengan begitu percaya diri.

"Saya Alana Joysilia Gibson, sekretaris pribadi Mr. Smith!" jawabku dengan lantang.

Semua orang di sana terlihat tercengang ketika kusebutkan namaku.

"Apa? Gibson? Apakah Anda ada hubungannya dengan Max Joysilio Gibson?" tanya pria itu lagi.

Aku sebenarnya sangat malas menjawab pertanyaannya, namun bagaimana lagi aku harus bersikap konsisten.

"Baguslah jika anda mengenal kakakku," jawabku santai lalu kembali duduk.

"Kena—" pria itu ingin melontarkan pertanyaan lagi kurasa. Jadi, sebelum sempat dia bertanya lebih lanjut langsung saja ku potong.

"Bisakah anda memulai rapatnya, Tuan? Jika kau ingin mengetahui hidupku lebih lanjut kau bisa menanyakannya sesudah rapat ini."

Sial. Apa yang ku katakan tadi? Harusnya aku tidak berbicara demikian. Bagaimana jika dia benar-benar ingin tahu tentang hidupku? Malas sekali rasanya menjawab pertanyaannya. Aku melihat dia mengangguk ringan lalu melanjutkan rapatnya.

Selama rapat berlangsung aku sangat mengantuk. Namun, setiap kali aku mau memejamkan mataku Sean selalu menggangguku entah dengan pena, map, dan lain-lain.

"Bersikaplah profesional, Alana" bisik Sean.

Aku hanya menatapnya dengan tatapan malas. Dan tidak menghiraukannya. Tiga jam lamanya waktu berputar. Akhirnya ada tanda-tanda rapat tersebut akan berakhir.

"Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih buat kalian yang sudah mau meluangkan waktu untuk menghadiri rapat ini," ucap pria yang memimpin rapat tersebut.

"Namun, ada satu hal yang harus saya katakan," sambung pria tersebut lagi, "Alana, saya harap Anda bisa memakai pakaian yang formal ketika mengikuti meeting seperti ini," tegur pria tersebut.

Aku membuang nafas dengan kasar lalu menjawab, "Salahkan saja pria di sampingku ini. Lagi pula aku rasa apa pun pakaian yang ku pakai tidak akan mengurangi kadar kecantikanku!"

Lalu aku berdiri dan keluar dari ruangan rapat tersebut. Pada saat ingin membuka pintu ruangan meeting itu, aku mendengar Sean mengatakan 'permisi' lalu menyusulku keluar dari ruangan.

"Apa kau sudah gila?" tanya Sean ketika dia sudah dapat mengejarku.

"Kenapa?" tanyaku balik karena tidak mengerti dengan maksud pertanyaannya.

Sean membuang nafas, "Lupakan! Untunglah aku membawamu ke perusahaan Daniel. Setidaknya aku tidak perlu meminta maaf kepada mereka karena perkataan gilamu itu," ucap Sean.

Siapa Daniel? Apa pria yang memimpin rapat tadi? Ah entahlah aku tidak peduli. Lalu, apakah balas dendamku gagal? Kenapa Sean terlihat santai saja tidak marah sama sekali ketika sudah kupermalukan.

"Percayalah, Alana. Aku tidak malu sama sekali ketika kau masuk dalam ruangan rapat tersebut dengan memakai piyama ini dan mengaku sebagai sekretaris pribadiku. Seharusnya kaulah yang malu pada dirimu sendiri karena dengan percaya dirinya masuk ke ruangan rapat dengan pakaian seperti itu," jawab Sean sambil terkekeh.

Sial. Dia seperti mengerti dengan jalan pikiranku. Saat ingin menjawab perkataannya dengan cacian, tiba-tiba dari arah belakang kami terdengar langkah kaki orang yang sedang terburu-buru.

"Tunggu!" teriak orang tersebut.

Aku dan Sean pun secara otomatis memberhentikan langkah kami.

***

To be continue

Jangan lupa vote dan comment yaa

Follow instagram : itsviy_

Terima kasih.

Love,

Itsviy (31.07.2018)

STORY OF ALANAOn viuen les histories. Descobreix ara