SOA [REMAKE] - PART 27 - HOTEL ROOM

7.3K 388 15
                                    


"Karena hati tak perlu memilih, Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh."

---

Sean POV

Kini hati kecil dan otakku bertarung. Hati kecilku berkata tidak, namun otakku mengatakan harus. Dia tak berhenti menggodaku. Tangannya yang berada di pahaku dan semakin lama semakin mendekat ke titik sensitifku. Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku menariknya keluar dari ruangan dan menuju ke lantai lima, di mana letak kamar di club ini berada. Setelah memesan dan mendapatkan kunci kamarnya.

Aku membawanya masuk dengan tergesa-gesa, pikiranku sudah sangat kacau. Aku melumat bibir perempuan tersebut tanpa ampun, kudengar dia mendesah ringan. Wanita tersebut memegang rahangku dan memperdalam ciuman kami. Aku memegang bokongnya dan aku dapat merasakan tubuh wanita tersebut menegang.

Aku membawanya ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya. Dia menarik dasi yang kupakai, sehingga membuat tubuhku sekarang berada di atas tubuhnya. Dia melumat bibirku lagi, dan membuka jas yang kupakai lalu kemudian dia membuka kancing kemejaku dengan perlahan. Aku menatap wajahnya, memperhatikan setiap inci wajahnya dan mengelus wajahnya dengan jari telunjukku. Kenapa wanita ini mirip sekali dengan Alana? Apa dia Alana? Aku melumat lehernya dan membuat dia mendesah dengan sangat seksi.

"Ahhh..."

Oh, Alanaku. Kenapa kau selalu saja bisa membuatku bernafsu seperti ini.

Aku semakin mempermainkan bibirku di lehernya. Dia menggenggam rambutku.

"Sean! Pleasee..!"

Aku tersentak mendengar suara tersebut. Suara ini bukanlah suara Alana. Aku mengerjapkan mataku dan memperhatikan wajahnya lagi. Sial. ternyata wanita ini bukanlah Alana, melainkan wanita penggoda di club tersebut. Aku segera berdiri dari tubuhnya, dan memakai pakaianku dengan cepat.

"Ada apa, Sean?" tanya wanita tersebut dengan masih menggodaku.

Aku tidak menggubrisnya, bahkan ketika dia menyentuh tanganku aku menyentakkan tanganku sehingga pegangan tangannya terlepas.

"Kau ini kenapa, Sean?!" bentaknya lalu memegang wajahku untuk bertatapan dengan wajahnya.

"Lepaskan!" bentakku.

Dia melepaskan tangannya, "Kita bahkan baru memulainya, Sean. Aku tahu kau menikmatinya, bukan?"

Menikmati dia bilang? Ya, awalnya aku akui aku memang menikmati permainannya. Namun itu karena pengaruh alkohol yang aku minum, hingga membuatku berhalusinasi jika wanita tersebut adalah Alana. Dan sekarang kesadaranku sudah kembali. Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetku dan menaruhnya di tangan wanita tersebut.

"Pulanglah! Jangan berharap aku akan menyelesaikan apa yang barusan kita mulai!" ucapku meninggalkan wanita tersebut.

Di perjalanan pulang. Otakku di penuhi oleh Alana. Aku tidak tahu kenapa, tapi pada saat tadi aku hampir berhubungan intim dengan wanita tersebut, mungkin bisa saja aku melanjutkannya. Namun aku tidak ingin jika suatu saat Alana tahu dan hal tersebut membuat diriku di nilai jelek olehnya.

Apa aku sudah mulai jatuh cinta padanya? Namun rasanya sangat tidak mungkin, karena kami baru bertemu beberapa hari. Atau karena aku sedang memerlukan bantuannya untuk membatalkan perjodohanku dengan Jane, sehingga aku memikirkannya terus? Mungkin alasan yang satu ini lebih masuk akal. Ya, aku memerlukan bantuannya bukan karena aku sudah mulai jatuh cinta padanya. Shit. Memikirkannya saja membuat adikku berdiri lagi.

"Oh, berhentilah memikirkan Alana, Sean." ucapku pada diriku sendiri.

Aku berusaha fokus mengendarai mobilku dan berhenti memikirkan Alana. Dan demi apa pun jika sudah sampai di rumah aku ingin cepat-cepat berendam air dingin sebelum tubuhku semakin menderita menahan segala hasrat yang muncul karena Alana.

🍒🍒🍒

Alana POV

Aku baru saja selesai mandi dan berencana untuk menemui Max di ruang kerjanya, karena aku belum mengucapkan terima kasih atas ponsel baru yang dia berikan tadi pagi. Sesampainya di ruang kerja Max, kulihat ia sangat fokus dengan pekerjaannya sampai aku masuk saja dia tidak sadar.

"Max," panggilku.

Dia mengangkat wajahnya dan melepas kacamatanya, "Ada apa Alana?" tanyanya.

Aku langsung mendekatinya dan memeluknya.

"Terima kasih," kataku dengan tulus.

"Untuk?" Max terlihat bingung.

"Ini," kataku sambil menunjukkan iPhone baru yang dia berikan.

"Itu bukan dariku," ucap Max.

"Hah?"

Aku tidak mengerti apa yang dibicarakan Max. Jika bukan darinya lantas dari siapa ponsel ini?

"Sean," ucap Max, "Itu dari Sean," sambungnya.

***

To be continue

Haiiiiiiii ...

Penasaran sama kelanjutannya tapi gak mau nunggu besok?

Sekarang cerita "Story of Alana" udah tersedia di Google Play Book.

Harganya murah meriah loh, lagi diskon juga.

Buat yang tetap mau baca di wattpad, aku akan tetap konsisten update cerita ini sampe tamat kok di Wattpad. Hanya saja, kalau kalian beli di Google Play Book kalian gak perlu nunggu lama untuk menikmati ceritanya karena di Google Play Book, cerita ini sudah full sampai ending dan ada extra partnya juga loh ... hehehe

Sekedar informasi, cerita Story of Alana ini panjang (sampai 90 part) dan extra partnya itu bisa sampai 10 halaman. Yuk, buruan dibeli buat yang penasaran banget sama ceritanyaaa.

Love you!❤️

Salam sayang dari
Itsviy (06.08.2018) 


STORY OF ALANAWhere stories live. Discover now