Part 29 {Apa yang terjadi?}

Start from the beginning
                                    

Lagi. Atheya hanya diam sembari menghela napasnya berulang kali.

Sekarang jadi Aidan yang kesal. Sebenarnya untuk apa Wanita ini menyuruh untuk menemuinya?

"Kalau kau tidak segera bicara aku akan langsung pulang. Kau benar benar mengangguku Atheya" kesal Aidan mencoba bangkit. Namun seketika wanita itu mencekal pergelangan tangan Aidan, membuat pria itu tetap pada posisinya.

"Aku ingin bicara. Tapi jangan disini" ujar Atheya

Aidan menggeram tertahan. Lalu untuk apa wanita itu menyuruhnya ke tempat ini? Hah! Buang-buang waktu saja!

"Lalu mengapa kau menyuruhku kesini, jika ingin berbicara di tempat lain?"

"Maaf, tapi aku bingung mencari tempat yang sepi untuk berbicara, apa sebaiknya kita harus ke hotel sekarang?" ujar wanita itu sendu

"Tidak usah. Kita ke Apartementku saja" jawab Aidan lantas mengandeng Atheya pergi.

🥀🥀🥀

Abel langsung menjatuhkan dirinya ke sofa terdekat setelah ia sampai. Wanita itu benar-benar tak kuat lagi jika harus berjalan lebih jauh dari ini, meski untuk kekamarnya. Emin yang melihat majikannya telah pulang lantas mendekat. Ia mengamati wajah Abel yang sudah kelewat pucat. Beranjak Emin berlari kearah pantry untuk mengambilkan minuman hangat. Ketika akan kembali menemui Abel. Wanita itu sedikit bingung karena tak menemui 'Nyonya' nya disini.

Namun samar-samar Emin mendengar suara seseorang dari arah kamar mandi. Emin menaruh nampannya sejenak dimeja lalu menghampiri sumber suara itu. Ketika sampai Emin lantas menemukan Abel yang berdiri sambil memegang erat wastafel.

"Huek...huek..."

Emin mendekat kearah Abel kemudian memijit pelan tengkuk wanita itu. Dilihatnya Abel memuntahkan cairan bening berulangkali. Emin sedikit heran karena, bukankah orang muntah itu mengeluarkan isi perutnya? Tapi mengapa majikannya tidak? Apa mungkin?

"Emin tolong bantu aku kekamar" pinta Abel. Menyadarkan Emin dari lamunannya.

Wanita gempal itu lantas mengangguk dan menuntun Abel ke kamarnya

Dengan telaten Emin langsung membaringkan Abel diranjangnya ketika mereka telah sampai dikamar. Setelah itu Emin kembali beranjak untuk mengambil air hangat yang sesaat lalu ia tinggalkan di meja.

"Nona kenapa? Nona sakit?" tanya Emin khawatir. Sembari menyodorkan segelas air pada Abel

"Tidak, sepertinya aku hanya kelelahan setelah bekerja tadi" lirih Abel pelan, menerima gelas tersebut seraya mencoba duduk

"Apa nona seharian ini makan?"

Abel mengangguk, kemudian meminum air tersebut

"Lalu mengapa muntahan nona itu hanya berupa cairan saja? Apa mungkin nona Hamil?"

Perkataan Emin sontak membuat Abel tersedak

"Uh..uhk..uhuk"

"Eh....pelan-pelan nona" ujar Emin lagi seraya mengelus tengkuk Abel.

"A..apa yang kamu ka..takan Min? A..aku apa tadi?" tanya Abel terbata seraya menaruh gelasnya dinakas

"Hamil nona, Emin kira nona sedang hamil sekarang"

Seketika mata Abel membulat sempurna, wanita itu terbelalak mendengar ucapan Emin.

" Hah...? jangan bercanda Emin! I..itu tidak mungkin" ujar Abel lagi seraya memaksakan tawanya

"Kenapa tidak mungkin nona? bukankah tadi itu nona mual? Dan bukankah nona itu sudah..." Emin menghentikan ucapannya. Karena ia yakin Abel pasti mengerti maksud perkataannya.

Abel berpikir sejenak, apa mungkin sekarang ini ia sedang hamil? Tapi bagaimana bisa? Bukankah ia hanya melakukan hal 'itu' sekali, dan juga secara paksa!

"Kalau nona mau, saya bisa membelikan nona tespack sekarang"

Abel menganguk, sebenarnya ia juga penasaran. Dari pada dia bingung lebih baik membuktikannya sekarang bukan?

🥀🥀🥀

Kini Aidan telah sampai di Apartement-nya. Pria itu lantas mempersilahkan Atheya untuk masuk. Dengan perlahan wanita itu langsung mengikutinya. Mereka berdua lalu menghampiri sebuah Sofa lebar yang berada di depan ruang Tv.

"Sekarang apa yang ingin kamu bicarakan Theya?" tanya Aidan memulai obrolan.

Wanita itu terdiam, pikirannya kalut sekarang. Apa ia harus memberitahukan masalah ini sekarang juga.

Aidan nampak mengamati wanita disampingnya yang begitu asik menautkan jemarinya. Sangat terlihat jelas sekali kalau wanita itu sedang gugup sekarang.

"Atheya..."

Wanita itu mendongak, menatap sendu ke arah Aidan

"A...aku...."

Aidan mengerutkan keningnya. Penasaran dengan kelanjutan ucapan wanita itu

Terlihat Atheya menghembuskan napas panjang.

Aidan menunggu dengan Sabar

Hingga...

"A..a..ku H...a...mil Aidan!" lirih wanita itu seraya terisak tangis.
Aidan tersentak, seketika tangannya mengepal. Sekarang apa yang harus ia lakukan?

🕊️🕊️🕊️

Tbc...

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now