Part 29 - Arti Bunga

640 99 2
                                    

Koeun menatap Mark yang tertidur karena kelelahan. Disebelahnya, Nyonya Lee tak bosan-bosannya menatap anaknya dengan tatapan sulit diartikan.

"Ahjumma." Koeun memilih untuk membuka percakapan, karena sebenarnya ada hal yang ingin gadis itu bicarakan.

"Maafkan aku karena bersikap kasar sewaktu ahjumma datang kerumahku waktu itu," ucap Koeun sembari membungkuk.

"Tidak apa, kau melakukan hal yang benar."

Koeun diam, tak tahu harus berkata seperti apa lagi. Gadis itu memilih menatap wajah tidur Mark yang terlihat sangat lelah.

"Koeun ... "

Koeun terkejut. Bagaimana bisa nyonya Lee mengetahui namanya?

"Tak usah terkejut. Aku tahu semua yang dilakukan anak-anakku dan dengan siapa mereka berteman selama ini karena aku mengawasi mereka. Aku benar-benar berterima kasih karena kau menjaga Minhyung dengan baik. Begitu pula dengan sepupumu yang menjaga Jeno, aku berterima kasih untuk itu."

Nyonya Lee menghentikan ucapannya dan menatap Koeun dengan senyum hangat.

"Aku memiliki permintaan, bisakah kau mengabulkannya?"

Koeun menggangguk tanpa ragu membuat Nyonya Lee tersenyum. "Tolong tetaplah berada disisi Minhyung apa pun yang terjadi. Jaga dia dan cintailah dia seperti dia mencintaimu. Aku meminta ini sebagai seorang ibu padamu untuk yang kedua kalinya."

Koeun merona. Mencintai Mark?

"Ta-tapi aku tidak-"

"Kau mencintai Minhyung, Koeun. Hanya saja kau belum menyadari perasaanmu. Coba kau pikir, apa kau hanya menyayangi anakku sebagai teman? Bukankah kau khawatir dan merasa kehilangan selama Minhyung koma? Lalu apa rasa khawatirmu hanya sebatas ucapan, 'karena dia temanku'? Jika sebatas itu, kenapa kau rela menunggunya hingga kau terkadang lupa makan? Kau hanya belum sadar itu, Nak. Pikirkanlah baik-baik, aku tahu kau mencintai anakku."

***

Lami menggigit jarinya karena khawatir. Jeno menghilang. Padahal lelaki itu baru saja bertemu dengannya tadi pagi, tersenyum dan memberinya bunga, tapi kenapa lelaki itu malah menghilang?

Lami menyalahkan dirinya sendiri. Harusnya tadi dia mengikuti Jeno, dengan begitu kejadian ini takkan terjadi.

"Aduh!" Lami mengaduh kesakitan begitu dirasa dahinya menabrak sesuatu, tembok. Menyadari itu, Lami tersenyum kecut.

Dirinya terlalu menyukai Jeno, bahkan mendekati tahap mencintai lelaki itu hingga membuat Lami begitu frustasi seperti ini. Lami naik ke kamarnya, membuka pintu dengan tak bersemangat. Matanya menangkap sebuah bunga Akasia kuning ini atas meja belajarnya, lengkap dengan buku tentang bunga dan pesan dari Koeun.

Lami, carilah kedua arti bunga yang diberikan Jeno padamu. Jangan terkejut.

-Mark's fate, Koeun.

Lami membuka buku tersebut dan mencari dengan teliti.

"Akasia ... akasia," Lami bergumam sembari mencari makna bunga Akasia.

"Ah ini,  Akasia kuning ... "

Lami terdiam membaca makna dari bunga yang diberikan Jeno lewat Koeun itu.

Bunga Akasia secara umum melambangkan cinta yang terpendam serta cinta suci yang
Kamu miliki. Bunga Akasia kuning secara khusus menggambarkan perasaan terpendam seseorang.

My First and Last  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang