Part 28 - Ibu

535 102 1
                                    

Renjun saat ini tengah berkutat dengan laptopnya bersama Ningyi dan Donghyuk di sebelahnya. Ketiganya berada diruangan Jisoo-tempat paling aman untuk mencari informasi.

Donghyuk mengerutkan keningnya saat melihat Renjun dengan mudah mengakses keamanan rumah sakit dan melihat CCTV.

"Njun? Aku tahu saat ini sedang dalam kondisi darurat, tapi tolong jawab pertanyaanku, bagaimana bisa kau mengakses CCTV dengan mudah disaat keamanan seketat itu? Bahkan para dokter tak bisa mengaksesnya."

"Renjun oppa itu seorang hacker yang hebat," jawab Ningyi saat dirasa Renjun takkan menjawab pertanyaan Donghyuk saking fokusnya.

"Oh, hacker ... sebentar, kau bilang hacker?" tanya Donghyuk tak percaya.

Ningyi mengangguk, gadis itu juga ikut memperhatikan CCTV yang memperlihatkan Jeno berjalan sepanjang koridor.
Sedangkan Donghyuk masih tak percaya. Namun lelaki itu memilih mengubur rasa penasarannya dan ikut membantu.

Sedangkan disisi lain, Koeun dan Mark mencari disekeliling rumah sakit dengan Mark yang menggunakan kursi roda. Lelaki itu bersikeras mencari adiknya.

Adik yang selama ini melewati masa sulit bersamanya.

Adik yang selama ini selalu membuat Mark bisa bertahan dari segala hal buruk.

Adik yang selama ini selalu tersenyum dan menguatkannya.

Mark melewati banyak hal bersama adiknya-juga kakaknya, bahkan sebelum dirinya bertemu Koeun dan sahabatnya yang lain-selain Renjun.

Adiknya yang berharga.

Kalian pikir Mark akan duduk diam dan menunggu hasil pencarian kakak dan teman-temannya hanya karena dirinya sedang sakit?

Tidak. Mark tak ingin menjadi kakak yang bodoh untuk kedua kalinya. Mark akan mencari Jeno bagaimanapun caranya. Dan jika di dapati adiknya dalam keadaan terluka sedikit saja, Mark bersumpah akan membalas perlakuan mereka-siapa pun itu, dan tak akan membiarkan mereka hidup dengan tenang.
Kalian belum melihat seorang Mark Lee marah bukan? Jangan coba-coba.

"Minhyung, kita kembali ke dalam dulu, ya? Ini saatnya kau istirahat," ucap Koeun sembari menghentikan dorongannya pada kursi roda.

"Lanjutkan, Eun."

"Min-"

"Jika kau tak mau, biar aku saja yang mencari adikku sendiri." Mark berucap penuh penekanan.

Koeun menelan ludahnya susah payah. Gadis itu tahu Mark tengah kalut, karena itulah lekaki itu menjadi emosional seperti ini, tapi bukankah kesahatan lelaki itu juga penting? Terlebih Mark baru saja siuman semalam.

"Dengar Minhyung, aku tahu kau sangat menyayangi adik dan kakakmu melebihi dirimu sendiri, tapi tolong pikirkan kondisimu juga, kau baru saja siuman semalam. Istirahatlah sebentar, aku akan menggantikanmu mencari Jeno. Tolonglah istirahatlah sebentar untuk kita semua. Untuk kakakmu, Jeno, sahabat-sahabatmu dan aku," ucap Koeun hati-hati. Mark sedang dalam kondisi sangat sensitif saat ini, salah kata sedikit  saja mungkin akan berakibat fatal.

"Tapi Koeun-"

"Tolonglah," potong Koeun memohon. Gadis itu tak ingin melihat Mark terbaring lemah di ranjang rumah sakit lagi. Koeun benar-benar ketakutan jika sampai hal itu terjadi.

Mark menghela napasnya pelan. Lelaki itu mengumpat dalam hati. Kenapa keadaannya harus seperti ini? Mark merasa seperti kakak yang tak berguna, lagi.

"Baiklah."

Koeun menghela napas lega, lalu mendorong kursi roda Mark menjauh dari taman rumah sakit.

***

My First and Last  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang