Part 19 - Mencurigakan

730 128 5
                                    

"Kan sudah kubilang untuk tidak pulang terlambat!"

Mark hanya bengong. Baru saja dirinya pulang dari kencan tak resminya dengan Koeun, Renjun langsung saja mengomelinya sejak awal dirinya membuka pintu.

"Nanti saja marahnya, aku lelah."

Renjun menggeleng. "Lelah pantatmu. Pokoknya kau harus bergadang malam ini. Kau harus membantuku, aku tak mau tahu!"

Dan Mark hanya bisa menghela napasnya. Toh, dia juga yang salah.

***

"Kau kurang tidur?"

Mark tersenyum mendengar Koeun yang khawatir padanya.

"Um, Renjun memaksaku bergadang dan mengerjakan tugas. Ah~ aku masih mengantuk, Eun."

Koeun menepuk tempat di sebelahnya, kursi Hina.

"Tidurlah disini. Lagian ini masih sangat pagi." Koeun melirik jam tangannya. "Kau masih bisa tidur satu jam sebelum bel masuk."

Mark tersenyum. "Terima kasih."

Lelaki itu membaringkan kepalanya di meja menghadap Koeun. Mark mengenggam tangan Koeun dan meletakkannya di pipinya.
Koeun hanya terkekeh melihat tingkah Mark dan memilih memainkan ponselnya.

Gadis itu menoleh lagi. Mark sudah tertidur membuatnya tersenyum manis. Tangannya terangkat membelai rambut Mark.

"Apa yang kau-"

Koeun menoleh dan menaruh jari telunjuk di bibirnya, memberi isyarat agat tak berisik.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Hina dengan nada pelan.

Koeun tersenyum. "Kami tak melakukan apa pun."

Hina menujuk tangan Koeun dengan raut wajah meminta penjelasan.

"Lalu itu? Tanganmu? Mark tertidur dengan memegang tanganmu! Kalian punya hubungan, ya?"

"Iya, kami punya hubungan yang orang lain sebut pertemanan, tapi hubungan pertemanan kami agak beda."

Hina berdecak. "Jawaban macam apa itu. Ya sudah, aku mau ke kantin dulu, mah titip?"

"Aku titip roti dan susu pisang."

~0~

"Ya! Aku bahkan belum memakan makananku. Ya!"

Mark terus saja mengomel karena Renjun menarik paksa dirinya pergi dari kantin.

"Aku tahu kebenarannya," ucap Renjun sembari melepaskan tarikannya pada lengan Mark. Saat ini keduanya berada di atap.

"Apa?"

Renjun menghela napas. "Kebenaran yang coba kau sembunyikan."

"Kebenaran? Maksudmu aku menyembunyikan kebenar-"

"Kebenaran bahwa Paman Lee bukanlah ayah kandungmu. Kenapa menyembunyikan hal sepenting ini? Lalu apa ibu- maksudku bibi Im tahu?"

Mark terdiam. Sedangkan Renjun hanya menghela napas.

"Rumit sekali."

***


"Jisoo-ya!"

Jisoo menoleh dan menghela napas.

"Lima menit, biarkan aku istirahat lima menit, sunbae."

My First and Last  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang