Part 21 - Tidak Sendirian

585 102 11
                                    

Koeun tersenyum dan menunggu Mark yang tengah menyebrangi jalan. Namun senyumannya luntur kala dilihatnya tubuh Mark seolah terbang sebelum menyentuh tanah dengan keras.

"Min-minhyung ... "

Koeun berlari sembari menelepon ambulans.

Renjun tiba, lelaki itu segera menatap mobil berwarna hitam yang tetap melaju kencang, padahal jelas-jelas tengah lampu merah.
Rahang lelaki itu mengeras saat melihat sahabatnya terbaring di pangkuan Koeun.

"Mark!"

"Koeun, sudah telepon ambulans?"

Koeun mengangguk kaku. Tatapannya terpaku pada Mark yang terbaring dengan darah dimana-mana.

"Lee Minhyung!" Teriak Koeun ketakutan.

***

Jeno menghentikan larinya. Menatap Koeun yang tengah menatap kosong pada darah yang mengering di tangannya, serta Renjun yang menunduk.

"Eonni!"

Suara Lami membuat Koeun dan Renjun menoleh. Jeno berjalan pelan menuju mereka.

"Hyung ... "

Renjun bangkit, memeluk Jeno dan menepuk-nepuk pundaknya berusaha menenangkan.

"Mark akan baik-baik saja, dia akan baik-baik saja."

Jeno menatap kosong lantai rumah sakit. Airmatanya menetes sedikit demi sedikit, hingga suara isakan terdengar.

"Mark hyung ..."

"Dia akan baik-baik saja, Jeno-ya."

Renjun menenangkan adiknya yang menangis. "Semuanya akan baik-baik saja."

"Iyakan? Dia akan baik-baik saja? Dia tak akan pergi meninggalkanku sendirian kan? Hyung ... "

Koeun menangis. Hatinya seolah tersayat mendengar ucapan Jeno, begitupula dengan Renjun dan Lami.

"Dia akan baik-baik saja, pasti."

***

Pintu ruangan operasi terbuka. Semua pandangan tertuju pada sosok yang baru saja melepas maskernya.

"Noona!"

Jeno berdiri, menghampiri Jisoo.

"Apa-"

Ucapan Jeno terpotong kala Jisoo memeluknya sembari menepuk bahunya menenangkan.

"Mark baik-baik saja, jangan khawatir. Namun ... dia mengalami koma."

Jeno kembali terisak. "Dia tidak akan pergi seperti Taeyong hyung kan? Iya kan, noona?"

"Itu takkan terjadi, Jeno-ya. Percaya pada noona, um?"

Jeno mengangguk.

Lami menatapa Jeno sedih. Tak menyangka jika lelaki yang di sukainya itu sangat ketakutan seperti ini.

"Oppa! Oppa!"

Jisoo melepaskan pelukannya dan tersenyum pada Herin yang berlari dengan penampilan acak-acakan.

My First and Last  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang