Part 24 - Harapan

573 111 10
                                    

Jeno menatap kakaknya yang masih setia terbaring di ranjang rumah sakit. Lalu tatapannya beralih pada fotonya dengan sahabat-sahabatnya di galeri ponsel.

Oppa tidak sendirian.

Jeno tersenyum mengingat ucapan Lami. Lelaki itu lalu menggeser foto tadi dan mendapati sebuah foto yang membuat matanya memerah.

"Akhir-akhkr ini aku menjadi cengeng, padahal hyung selalu mengatakan padaku bahwa seorang lelaki itu harus kuat menghadapi apa pun."

Jeno menoleh ke arah pintu, merasa seperti ada dua orang yang berbicara di baliknya.

"Kau yakin?"

"Tapi kau belum sembuh dengan benar!"

"Aku ingin menemuinya."

Jeno tersentak, ada sebuah harapan yang mucul. Lelaki itu berjalan pelan menuju pintu.

"Jae hyung?"

Namun yang di dapatinya hanyalah Jaehyun seorang diri yang tengah tersenyum menatapnya.

"Aku ingin menjenguk Mark."

Jeno menoleh ke kanan dan ke kiri. "Tadi ... hyung berbicara dengan siapa?"

"Temanku ... di telepon."

"Benarkah? Tapi aku seperti mendengar suara Taeyong hyung ... disini."

***

"Hina-chan~"

Hina mendengus. "Itu takkan mempan!"

"Ayolah, eum? Hina-chaaan~"

Jaemin merayu Hina dengan suara dan tingkah imut yang di buat-buat.

"Hina-yaaaaaa~" Masih tingkah imut, Jaemin merengek.

Donghyuk melempar Jaemin dengan bihun yang hendak dimakannya.

"Donghyuk, itu menjijikan!" Protes Jaemin.

"Kau lebih menjijikan. Berhenti bertingkah dan mengeluarkan suara aneh seperti tadi."

Jaemin mengerucutkan bibirnya, lalu menatap Donghyuk jahil.

"Aku imut kan?" tanya Jaemin sembari memangku dagunya membuat Herin hampir tersedak, Renjun terbatuk, Lami menyemburkan minumannya dan Donghyuk yang melotot. Hanya Hina yang tersenyum.

"Aku imut, iyakan Hina-chan?" tanya Jaemin dengan tatapan yang di buat agak- ah, sudahlah.

"Iya, imut." Jaemin tersenyum lebar. "Saking imutnya hingga aku ingin melemparmu ke selokan."

Jaemin mengerucutkan bibirnya dan menusuk-nusuk lengan Hina. "Aa~ kau itu tidak romantis sekali."

"Sebentar, biarkan aku bertanya."

Semua tatapan tertuju pada Renjun.

"Sebenarnya, yang lelaki di antara kalian itu siapa? Hina bertingkah layaknya lelaki dingin sedangkan Jaemin bertingkah seperti seorang gadis." Renjun menunjuk Hina dan Jaemin bergantian.

"Renjun hyung, kau tak tahu?" tanya Donghyuk dengan nada serius.

"Apa?"

"Kenapa?"

"Ada apa?"

"Apa yang terjadi?"

Donghyuk menatap satu-persatu temannya itu. "Jaemin kan ... transgender."

"HEH, KAU CARI MATI? HAH?"

Donghyuk hanya terkekeh geli melihat amukan Jaemin.

"Apa pun itu ... Hina, kenapa kau tak mengabulkan apa yang Jaemin minta? Dengan begitu dia akan berhenti bertingkah menjijikkan," ucap Renjun.

My First and Last  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang