part 23

12.5K 1.6K 301
                                    


Backsound
4Men- I can't

I would walk through fire

Again and again

If you were the prize

At the end

*Gemma Troy

***

*2831 words, vote first yaaa

"Yang ini bagus gak?" tanya Erika sambil memutar tubuhnya di hadapan gue, yang hanya gue respon seadanya, "kalau menurut lo bagus yaudah berarti bagus."

mbak-mbak yang bantuin Erika mencoba baju pengantinnya bahkan menoleh ke arah gue lalu mengerutkan keningnya, bikin Erika merasa gak enak mengingat gue yang sama sekali bersikap gak tertarik dengan semua persiapan yang sudah dia handle seorang diri.

Erika dan keluarganya mengurus semua persiapan pernikahan. Dari mulai nentuin konsep dekorasi sampai tanggal pernikahan, sedangkan di keluarga gue cuman kebagian ngurusin tempat acara sama menu makanan doang. Sebenernya juga gak termasuk dalam hal ngurusin sih, mengingat hotel tempat acara resepsi adalah punya bokap gue dan tentu aja menu makanannya gak ribet karena memang sudah di sediakan sama pihak hotel juga.

Papa cuman modal nelpon manager nya buat minta ballroom yang biasa di pakai untuk acara di kosongin pada tanggal itu, lalu papa juga nyuruh manager buat nyiapin makanan buat kapasitas 1000 undangan. Udah gitu doang dan semuanya beres.

Kak Yura juga keliatannya gak tertarik buat ikut ngurusin, saat fitting baju buat seragam keluarga aja dia datangnya telat sejam dengan alasan sibuk dan gak punya waktu. Itu pun dia datang karena di paksa sama mama karena gak enak sama pihak keluarga Erika yang kelihatan excited sama acara pernikahan ini.

Gue bahkan gak tau sama sekali kalau gue bakal pakai tuxedo berwarna broken white dan Erika akan memakai gaun berwarna icy blue, gue baru liat baju itu sekarang. Sehari sebelum hari pernikahan gue.

"Kan yang mau nikah kita Ken, makanya aku minta pendapat kamu."

"What? Kita? Lo aja kali, gue mah ogah." batin gue, bahkan sekarang pun gue masih berharap agar pernikahan ini bisa batal walau dengan alasan yang gak masuk akal. Namun gue memilih untuk diam dan gak memperdulikan omongan dia yang keliatannya ingin gue berpura-pura bahagia di depan semua orang.

Gue gak bisa, gue gak akan pernah bisa. Saat ini aja gue masih berpikir apakah Jennica akan datang ke acara gue besok, gue berharap dia gak akan datang karena gue takut. Gue takut gak bisa mengendalikan diri gue saat melihat wajah dia di deretan para tamu, karena seharusnya dialah orang yang gue harapkan untuk berada di posisi Erika saat ini.

Melihat Erika yang memutar tubuhnya di depan kaca dengan dua orang yang membantunya mengepas gaun pengantin itu membuat hati gue semakin teriris. Harusnya Jennica yang ada disini, harusnya dia yang akan tersenyum ke gue sambil meminta pendapat gue tentang gaun itu, walaupun dia tau gue akan selalu bilang dia cantik dan semua yang dia pakai akan bagus di mata gue.

Seandainya itu Jennica, gue gak akan cuman duduk disini karena gue akan berada di samping nya dan mengagumi keindahan gaun itu dari dekat. Seandainya itu Jennica, gue mungkin gak akan semalas ini dan gak berharap waktu akan berlalu dengan cepat.

Iya, gue sangat berharap waktu berlalu dengan cepat supaya acara fitting baju sialan ini berakhir dan gue bisa cepat pulang ke rumah. Gue sudah terlalu muak dengan pemandangan yang ada di depan gue saat ini.

Kok Putusin Gue? [TAMAT] Where stories live. Discover now