"Kau sendiri? Sedang apa disini?"

Junhoe gelagapan, ia takut ketahuan jika sedang mengikuti mereka, "Aku? O-oh aku... aku sedang mencari kaset video game yang terbaru, tapi tidak jadi."

Chanwoo menggenggam tangan kiri Yunhyeong sambil menyeringai kepada Junhoe, "Kalau begitu, aku akan mengantar Yunhyeong pulang dulu."

Yunhyeong yang merasa suasana sedikit canggung itu menatap Junhoe dan Chanwoo bergantian. Entah mengapa, berada di tengah-tengah dua lelaki saat ini membuatnya seperti berada di tengah pulau tak berpenghuni yang berkabut— sunyi dan mencekam.

Junhoe menatap kedua tangan yang bertautan itu dengan sengit, "Pastikan dia pulang dengan selamat."

Chanwoo menyeringai lagi, "Sudah pasti."

Ia menatap Yunhyeong dan berkata, "Baiklah, aku duluan."

"Tunggu!" langkah Junhoe terhenti ketika tangannya ditahan oleh sebuah telapak tangan yang menggenggamnya erat. Junhoe berbalik dan menatap Yunhyeong dengan pandangan bertanya.

Yunhyeong sekilas melirik pipi kanan Junhoe yang masih membekas merah bekas tamparan, "Kau... tidak apa-apa?"

Junhoe tersenyum tipis ketika menatap ekspresi khawatir Yunhyeong, "Aku selalu baik-baik saja kok," Junhoe melepas genggaman tangan Yunhyeong, "Pikirkan dirimu sendiri, Song. Aku duluan." katanya kemudian berlalu dari hadapan Yunhyeong dan Chanwoo.

•••••••

Yunhyeong menatap jalanan melalui jendela mobil, mengingat-ingat bagaimana tadi ia melihat Junhoe sedang adu mulut dengan seorang pria dan wanita. Kemudian ia bertanya-tanya, kira-kira siapa wanita yang menampar Junhoe tadi? Ibunya? Lalu, siapakah si Pria? Apa itu Ayah Junhoe?

Chanwoo yang sedang menyetir, melirik Yunhyeong yang duduk disampingnya dan tampak gelisah.

"Kau masih memikirkan Junhoe?"

Yunhyeong mengangguk, "Apa wanita tadi adalah Ibu Junhoe? Dan pria tadi Ayahnya?"

Chanwoo mengedikkan bahunya, "Aku tidak tahu."

"Kupikir kau dekat dengan Junhoe."

Mendengar jawaban Chanwoo, membuat Yunhyeong semakin gelisah. Pikirannya terus bertanya-tanya, siapakah pasangan tadi? Kenapa wanita itu menampar Junhoe di depan umum? Mengapa Junhoe tampak sangat marah dan kecewa ketika bertemu mereka?

Chanwoo yang menyadari Yunhyeong semakin gelisah pun kembali angkat bicara, "Aku tidak sedekat itu dengannya. Tapi, yang ku tahu, Orang tua Junhoe tidak pernah menampakkan diri. Jika ada pertemuan di sekolah, selalu diwakilkan orang lain. Junhoe juga tidak pernah menyinggung soal orang tuanya. Kehidupannya benar-benar tertutup."

Yunhyeong khawatir Junhoe kembali melakukan hal bodoh lagi, seperti yang terjadi sekitar setahun yang lalu di atap sekolah. Saat ia memergoki Junhoe mencoba bunuh diri dengan cara memotong pembuluh nadinya.

Chanwoo melirik Yunhyeong sekilas. Dalam hatinya ia merutuk karena Yunhyeong yang mencemaskan Junhoe, "Sudah, jangan terlalu dipikirkan."

Yunhyeong menghela napas berat, "Baiklah."

•••••••

Junhoe menapaki anak tangga yang menuju ke kamarnya itu dengan langkah berat. Ia masuk kekamarnya dan menutup pintu dengan kasar. Junhoe berdiri bersandar pada daun pintu. Kepalanya mendongak, mengingat-ingat bagaimana pertemuannya tadi dengan Ibunya. Pertemuan pertamanya setelah enam tahun. Awalnya, Junhoe hendak memeluk Ibunya dan mengatakan bahwa ia merindukannya. Namun, ia telah membuktikan ucapan Ayahnya. Bahwa ia harus melupakan Ibunya karena wanita itu bukan Ibu yang baik. Dan yang benar terjadi adalah wanita itu tidak mau mengakuinya sebagai anak. Alhasil, ia meluapkan rasa kekecewaannya pada Ibunya itu.

Junhoe menabrakkan kepalanya pada pintu dibelakangnya dengan cukup keras.

Perlahan, air matanya meleleh dari mata dan turun menuju kedua pipinya. Junhoe menangis.

Sebenarnya, apa salah Junhoe hingga orang tuanya tega melakukan ini padanya.

Badan Junhoe merosot, terduduk dan meringkuk di atas lantai yang dingin. Napasnya tersendat-sendat, tangisnya semakin pecah di keheningan malam itu.

"ARGHHH!" Junhoe mengerang frustasi sambil menjambak rambutnya kasar. Ia menangis sejadinya, meraung-raung keras, berharap ada yang mendengarnya. Terlihat menyedihkan. Kedua alisnya mengerut, tangan kirinya mencengkeram dadanya yang berdenyut sakit. Luka yang ia coba kubur selama bertahun-tahun itu muncul ke permukaan dan menyiksa dadanya.

Junhoe hanyalah remaja biasa yang masih membutuhkan orang tua untuk menuntunnya menapaki kehidupan. Berbagai peristiwa yang terjadi tertancap di memorinya, dan menimbulkan bekas luka yang menyakitkan dalam hatinya. Yang Junhoe butuhkan hanyalah kasih sayang. Hanya itu saja sudah cukup.

Kondisinya kacau, berkali-kali ia di hadapkan dengan kondisi seperti ini. Lagi-lagi ia terjatuh pada titik terendah dalam hidupnya. Junhoe sendirian, kesepian, frustasi, lelah, rapuh. Ia tidak bisa menolong dirinya sendiri.

Junhoe ambruk dan berbaring di atas dinginnya lantai. Tangannya meraih gagang laci dan menariknya, mengambil sesuatu dari sana; sebuah cutter.

"Maaf aku telah melanggar janjiku, Yunhyeong."

Junhoe menorehkan ujung cutter yang tajam itu pada lengan kanannya, membuat luka sayatan yang dalam hingga beberapa detik kemudian cairan berbau amis mengucur dari luka itu. Junhoe mengulanginya hingga beberapa kali. Ia meringis merasakan perih yang sudah lama tidak ia rasakan, karena sudah lama sejak ia terakhir kali cutting* yaitu setahun lalu.

Junhoe memejamkan matanya, merasakan perih yang mendera lengan kanannya. Sejenak, ia dapat melupakan sakit dalam hatinya dengan melampiaskannya dengan cara seperti ini. Tidak peduli, bagaimana reaksi Yunhyeong nanti ketika mengetahuinya melakukan hal bodoh ini lagi.

•••••••




TBC~

(*) cutting = adalah bentuk self-harm. Beda dengan bunuh diri, meski mungkin kelihatan kayak gitu. Nah, di ff ini Junhoe selain cutting, dia juga berusaha bunuh diri :( (maafkan aku junedi sayang). Cutting adalah bentuk melukai diri dengan membuat sayatan kecil pada tubuhnya, biasanya di lengan dan tungkai. Faktor psikis, adalah faktor utama mereka yang melakukan cutting. Ada yang bilang, cutting membantu mereka mengendalikan rasa sakit emosional mereka. Dan juga, ada yg bilang cutting bisa mengalihkan rasa sakit mereka dari psikis ke rasa sakit secara fisik. (JANGAN DITIRU YA^^)

p.s : aku ngetik chapter ini sambil dengerin lagunya Linkin Park yg ngegambarin kondisi juned di ff ini :" jadinya nangis karna ke inget vokalisnya yg bunuh diri :')
/ga ada yg nanya/

11-09-2017

galaxyhair

Uncertain • JunHyeong •Where stories live. Discover now