"Daf."

"Hm?"

"Boleh?"

Mengetahui apa yang di permasalahkan Dea, buru buru Dafa mengangguk. Dea tersenyum bahagia. Tangan kecilnya menyentuhnya terasa Panas dan keras ditangannya. Tangan satunya menoel noel ujugnya yang seperti kepala.

"Dea, jangan bikin gue tersiksa."

"Gue cuma noel noel Daf."

"Tapi itu bikin sakit. Lo liat Video yang waktu itu kan?"

"Ya. Dan itu bikin basah."

"Itu karena lo terangsang. Cepat lakukan seperti di Video."

Tanpa berkomentar tangan Dea mulai melakukan sesuai dengan apa yang dia lihat. Melakukannya sambil menatap Dafa yang memejamkan matanya terlihat sangat menikmati. Seksi banget. Ada sedikit cairan di kepalanya. Dea menunduk dan menjilatnya membuat erangan terdengar pelan.

"Kok rasanya gini sih?"

Dafa kembali terkekeh. "Ya memang gitu."

Dea tak peduli rasanya, dia kembali menunduk merasakan di mulutnya yang kecil hingga bibirnya terasa penuh.  Hingga ada yang keluar dari dalam sana. Tak tau apa yang akan dilakukan Dea menelannya hingga habis.

"Daf?"

"Hmmm?"

"Lo pipis?"

" itu namanya sperma." Jawab Dafa sambil terkekeh. Kepolosan Dea membuatnya selalu ingin tertawa. "Jika pria orgasme maka akan mengeluarkan cairan itu. Lo hebat bisa bikin orang orgasme."

"Lalu jika wanita orgasme?" Tanya Dea bingung.

Dafa tersenyum, mengambil dua jemari Dea yang ada di kedua lututnya, menariknya membawa Dea ke dalam pelukannya.

Dea hanya diam saat Dafa mulai menciumi wajahnya hingga turun ke bawah. Direbahkannya tubuh mungil itu kemudian menindih untuk menciumi bibir lembut Dea. Dafa suka bibirnya yang alami. Tangannya menelusup masuk ke piama yang bergambar donal duck. Setelah puas bermain di sana tangannya turun memasuki celana setelan piama yang di kenakan oleh Dea. Basah. Sangat basah.

Entah sejak kapan celana itu tak melekat lagi di kakinya, kini Dafa memandangi sesuatu di antara paha milik Dea yang hanya dihiasi bulu halus. Pandangannya terhalangi karena Dea menutup miss v nya dengan kedua tangan.

"Dafa!!"

Dafa lagi lagi terkekeh. "Lo malu?"

"Jelas lah. Lo gila kalo tanya hal itu."

"Baiklah baiklah."

Perlahan Dafa menyentuh tangan Dea agar berhenti menutupinya, Dafa ingin merasakannya. Dia sudah tak tahan lagi ingin mencicipi Dea walaupun dia sadar Dea adalah adik istrinya. Dafa tak peduli lagi.

Dafa mencium pusarnya, turun ke bawah, mencecap rasanya yang manis. Dafa memainkannya dengan lidah. Kelihaiannya membuat Dea mengerang dan mengeliat resah. Mengetahui hal ini Dafa semakin bersemangat membuat adiknya terangsang.

"Daf..."

Desahan yang merdu menurutnya, Dafa semakin mempercepat gerakannya membuat Dea menarik kasar rambut Dafa.

"Daf..aa.. Gue.."

Dafa tau adiknya sebentar lagi akan mencapai puncaknya. Dafa menambahkan telunjuknya untuk memasukinya. Sangat sempit.

Desahan panjang keluar saat dia merasakan surganya. Nikmat yang teramat,  nikmat yang pertama kali dia rasakan.

Dea mencapai puncak, cairan bening keluar dari pusat tubuhnya. Dea merasa lemas dan Memejamkan mata merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan.

"De."

Dea membuka matanya, kini Dafa ada di atasnya menatap intens.

"Setelah ini jangan jadi gadis nakal, maafin gue."

Dea tersenyum hangat. "Lo ga salah. Ini karena gue yang ingin. Thanks Daf. Setelah ini gue akan mencoba ngelupain cinta gue ke elo."

Dafa tersenyum kecil. "Makasih udah cinta sama gue, seandainya gue kenal lo duluan pasti gue milih elo." Dikecupnya bibir Dafa pelan.

"Stop ngomong kaya gitu. Gue ga suka. Lagian gue masih sekolah. Gue belom pengen nikah. Gea adalah cewek yang beruntung."

"Ya. Gue juga beruntung."

Lama mereka diam namun seketika sadar. Dafa bangkit memakai celananya kembali, mendudukkan tubuh Dea dan membantunya memakai piama kembali setelah itu mengantarkan Dea kembali ke kamarnya.

»»»

Revisi 5/10/17

I'm (Not) Teaser #Laluna1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang