Part 10

16.3K 433 14
                                    

"Dia dimana sih??"

Berkali kali Dea teriak kesal karena tidak bisa menghubungi Nara. Seminggu belakangan ponsel Nara tidak bisa dihubungi membuatnya frustasi. Dea ingin langsung ke rumah Nara tapi tidak bisa karena saat ini dia berada di hotel Kuta Bali.

Tiga hari ini Sekolah mengadakan tour untuk anak kelas tiga. Heran deh, sudah mendekati ujian dan masih ada tour keluar Kota? Itulah hebatnya kepala Sekolah. Katanya sih supaya mereka memiliki kenangan sebelum lulus bersama teman teman. Yang ada sih Dea frustasi karena tidak bisa menghubungi Nara.

"Aaargh." Seperti orang gila Dea mengacak rambutnya membuat Rena takut di ranjangnya.

Malam ini mereka baru sampai di hotel dan di haruskan istirahat supaya besok fresh.

"Non."

"Rena, panggil gue Dea aja." Teriaknya.

"I.. Iya Dea." Rena takut takut mengambil gelas di nakas dan mengisinya dengan air lalu di sodorkan ke Dea. Dea menerimanya, meneguk hingga tandas. Hanya karena tidak bisa menghubungi Nara dia menjadi seperti ini, seperti orang gila.

"Gue harus gimana Ren? Ponselnya ga aktiv dan ini bikin gue gila."

"Emmm.. mungkin sedang sibuk?" Jawab Rena takut takut.

"Ah ya, mungkin sibuk. Lo pinter. Ayo tidur."

Dea bergumam pada dirinya sendiri. Alasan Rena masuk akal dan Dea mencoba mengubur pemikiran buruk tentang Nara. Yang jelas saat pulang dari sini dia akan langsung terbang ke rumah Nara.

%%%

Pantai Kuta sudah. Jalan jalan di Legian sudah. Saat ini bus berhenti di taman GWK (Garuda Wisnu Kencana). Menjelang malam dan mereka tetap betah disana melihat patung Wisnu yang sangat besar dan juga garuda. Tapi mereka harus turun. Dea menuruni tangga bersama Rena dan armand. Seharian mereka selalu bertiga. Revo? Dia sibuk dengan guru cantiknya.

"Dea!" Dea menghentikan langkahnya begitu juga dengan Rena dan Armand. "Ayo foto."

Revo meminta Pak Danny untuk memotret mereka, kenapa Pak Danny? Danny adalah guru Ekonomi yang mengikuti tour selain Viola. Kenapa bukan orang lewat saja? Dasar Revo. Revo menarik Viola agar mendekati Dea. Mereka berlima berdiri di undakan berfoto dengan patung garuda sebagai background .

"Lagi Pak, lagi."

Beberapa kali moment ini di abadikan dengan kamera yang Revo bawa. Saat entah ke berapa kalinya ponsel Dea berdering membuatnya menyingkir agak jauh agar tidak mengganggu mereka.

'Nara'

"Haii Naraa.. kemana aja sih?" Tanpa sadar senyumnya mengembang saking senangnya. Seharian ini dia tetap tidak bisa menghubungi Nara dan sekarang Nara menelvonnya.

"Kenapa? Kangen ya?"

"Ge-er banget sih? Gue pikir lo ngilang kemana. Jadi.. jadi.. kemana aja?"

"Lo dimana?" Nara mengalihkan pembicaraan. Menyebalkan.

"Gue di GWK nih. Tamannya bagus banget, kapan kapan kita kesini ya? Ga asik banget ga ada lo." Dea memperhatikan teman temannya yang masih foto foto, bahkan Rena mulai bisa beradaptasi dengan yang lain.

"Iya kapan kapan kita jalan kesana. Dea?"

"Ya?"

"Lo Jaga diri lo baik baik. Jangan suka ujan ujanan, makan teratur jangan sampe sakit."

"Lo ngomong ginian kaya mau pergi aja deh."

"Dea!! Ayo ntar ketinggalan nonton tari kecak." Teriak Revo dari sana.

I'm (Not) Teaser #Laluna1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang