Penyintas

22.4K 3.2K 462
                                    

"Zombie sialan mulai bermunculan dari tempat sialan yang tak terduga seperti selokan terkutuk sialan ini,"
Rutuk Prajurit Felix yang keluar deras bagai air keran.

Beberapa kali sudah ia harus keluar masuk jendela mobil, menembaki zombie yang melompat keluar dari selokan.

Mobil kami terus melaju cepat melewati jalan memutar, walau jadi lebih jauh ditempuh untuk menuju 'hotel' persembunyian.

"Oh akhirnya!-"
Terdengar suara kokangan senapannya sekali.
"Sistem jalan raya yang tertutup tanpa selokan terbuka!"
Umumnya heboh.

Ia menarik kepalanya kembali masuk kedalam mobil dan mengaktifkan pengaman senjatanya.

"Ijin istirahat Kapt, aku lapar."

Terdengar bunyi plastik dan
tanpa basa basi ia melemparkan sebungkus roti abon ke pangkuanku.

"Makan yuk Lucy,"
Ia lanjut mengoceh,
"Dan m'reka 'perti tidur ya. Nunggu sm'cam stimuln d'ri suara mobil, suara kita-"
Suaranya terdengar terputus karena sambil sibuk mengunyah kencang roti bagiannya.
"Dan term'suk suara pria itu stimulannya--"

"Yah sepertinya begitu, yang jelas dia bukan misi kita."

Mendengar kembali ucapan Kapten itu, akhirnya aku meletus.

"OH HAYOLAH!! BISAKAH KAU BERHENTI BERKATA SEPERTI ITU?"

Kapten sontak mendelik padaku.
"Dan bisakah, kau berhenti bersikap seperti wanita manja tak tahu diri?!"

"Ookey,"
Cicit Prajurit Felix.
"Kurasa kita terlalu tegang sekarang,"

Saking kesalnya aku tak menjawab memilih kembali menatap ke jendela.

"Apapun yang terjadi kita harus tetap kompak jika ingin selamat dari neraka ini,"
Prajurit Felix menyambung.
"Kita bagai three musketeers sekarang, all for one. One fo--"

"Asal kau tahu ya Luce,"
Kapten Ryan memotong.
"Aku ini hanya tak mau meresikokan hidup kita bertiga untuk menolong pria yang sudah digigit tangannya!"

"Dia terluka lengannya... tapi belum tentu itu luka gigitan bukan?!"
Tekanku.

"Oh gitu ya luce,"
Balas Kapten Ryan panas.
"Jadi lebih baik mengambil resiko menghampiri dan melihat lengannya luka gigitan atau bukan?! Dan oh jika itu luka gigitan kita dorong saja dia kembali ke kerumunan zombie itu?!"

"Bukan seperti itu,"
Balasku tak sabar.
"Aku hanya merasa kau tidak ada rasa peduli sedikit pun dengan orang itu!"

"Tidakkah kau mengerti? Tidak semua orang bisa ditolong!"

Aku mendengus.
"Tapi kau kan tentara dan tugas mu untuk menyelamatkan warga!"

"Ya- tapi aku, Felix, Uri dan Agam hanya ditugaskan untuk menyelamatkanmu dan keempat temanmu itu."

Ucapan Kapten Ryan seketika membuatku teringat pembicaraan Gery sewaktu dimobil ini waktu itu.

'Itu terlihat helikopter pemerintah, mungkin itu digunakan untuk mengambil suplai, atau menjemput pejabat penting yang terjebak disini, buktinya mereka melengos pergi saja'

Tawa hambar meluncur dari mulutku.
"Akan berbeda cerita jika aku bukan misi kalian, ya kan?"

Satu kenyataan lainnya memukulku.
Aku dan temanku terpilih untuk diselamatkan, namun yang lain tidak.

Kapten tidak menjawab pertanyaanku.
Namun melanjutkan dengan hal lain.

"Jadi kau harus berhenti bersikap menjengkelkan terutama pada Letkol. Kau termasuk yang beruntung dimasukkan dalam misi penyelamatan."

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang