Anomali

29.6K 4.5K 152
                                    

Ketika mencapai pagar sekolah, segera kupencet bel dan mengetuk-ngetuk pagar namun tidak kunjung dibuka.

"Sial!!"

Karena tidak ada juga yang membukakan, dengan panik ku putuskan kembali berlari ketempat Lia berada.

Namun ketika sampai, gawatnya ia sudah tidak ada disana.

Aku hanya menemukan muntahan tercampur darah tepat dibawah pohon dimana Lia sebelumnya berdiri.

Rasa sesakpun muncul.

Dengan panik aku berkeliling diantara perumahan yang baru dibangun, mencari-cari dan meneriakkan namanya, namun tidak ada jawaban.

Apa dia ditangkap pria aneh itu?!

Memikirkan hal itu kepanikanku semakin menjadi-jadi.

Oh God! Oh God!

Tidak seharusnya aku meninggalkannya!

Lia tidak kunjung terlihat setelah selama setengah jam lebih aku mencarinya hingga turunlah hujan deras.

Aku merutuk kencang dengan keadaan membingungkan ini dan bersumpah jika ternyata hanya joke sadis Lia belaka, aku akan mencekiknya langsung ketika bertemu kembali.

Selama berlari kembali lagi ke sekolah aku sempat mempunyai bayangan getir akan menemukan Lia sudah di koridor, mentertawakanku habis-habisan bersama dengan anak kelasku yang lain bahkan mungkin bersama para guru juga.

Selama berlari kembali lagi ke sekolah aku sempat mempunyai bayangan getir akan menemukan Lia sudah di koridor, mentertawakanku habis-habisan bersama dengan anak kelasku yang lain bahkan mungkin bersama para guru juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pak Rudi satpam sekolahku sedang menunggu di pagar ketika aku kembali.

Ia langsung meneriakiku untuk cepat masuk supaya bisa mengeringkan badan dan menelepon orang tua untuk dijemput pulang.

Aku biarkan berlalu begitu saja ocehannya karena kupikir ia juga ikutan mengerjaiku.

Setika memasuki koridor depan, aku menemukan banyak murid-murid sudah dalam keadaan memegang tasnya masing-masing.

Dan sebagian mereka tampak bingung, ketakutan.

"Ini... serius?"
Gumamku ketika merasakan suasana yang begitu tegang.

Aku pun terus berjalan menembus kumpulan murid menuju tangga untuk keatas. Suasananya gelap karena langit mendung hujan ditambah listrik padam.

Pada saat aku menaiki tangga, Gerald berlari menghampiriku dari ruangan auditorium.

"Lucy astaga kemana saja hei?! kupikir kau tidak selamat!!"

Ia terlihat histeris kemudian menjotos bahuku kencang.
Aku hanya bisa bingung dengan sikap tak biasa Gerald.

"Selamat kenapa, aku kan hanya berlari di jalan komplek bukan di ladang ranjau..."
Aku menatapnya heran.
"Dan aku tadi mencari Lia-"

Tanpa mendengarkan habis ucapanku, Gerald menarik, membawaku menuju ruangan kesehatan. Yang ternyata sudah ada Alma disana.

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang