Kontak pertama

24.8K 3.6K 239
                                    

Semenjak pagi hari aku bersama Gerald sudah duduk siap di sofa besar bewarna merah yang berada diloby, menunggu bawahan kakakku datang.

Masuk siang hari, rasa gelisah mulai mengunjungiku.

"Oh God!"
Gumamku dengan frustasi.
"Kenapa mereka belum ada menghubungi ya?"

Pikiran yang membayangkan tentara utusan kakakku sedang dikejar zombie ganas buyar ketika Gerald memanggil.

"Eh Luce, kau dengar itu?"
Ucapnya dengan berbisik.

Keningku seketika mengkerut.
"Dengar apaan?"

"Itu dia!!"
Gerald menjentikkan jarinya, kemudian menunjuk kearahku.
"Tak ada yang kau dengar kan? Maksudku hening sekali tempat ini!!"
Ia tersenyum hambar.

"Mana pernah di siang bolong seperti ini tak ada suara sama sekali. Semestinya bising bunyi klakson, bunyi langkah orang berjalan, bunyi masyarakat yang menjalani kehidupan sehari hari. Tapi semenjak sudah tidak ada kehidupan..."
Gerald menyelesaikan ocehannya dengan mengangkat bahu.

Bibirku seketika mengatup.

Mana menyangka, minggu lalu aku masih menjadi bagian dari masyarakat jakarta, sekarang aku menjadi bagian yang 'tersisa' dari jakarta.

Gery dan Sam menghampiri kami keloby dengan masing masing membawa soda ditangan, Gery menatapku dengan dahi berkerut.

"Ada apa kok wajahmu merana sekali?"

Aku menjawab dengan mata berair.
"Tidak apa apa, hanya mengenang masa kehidupan lalu, yang tepatnya masa sebelum empat hari yang lalu."
Sam mengangguk mengerti, menepuki ringan pundakku dengan sebelah tangannya.

"Alma mana?" tanya Gerald dengan celingukan.

Sam yang menjawab masih menepuk-nepuki pundakku.
"Dikamar bersama Russel, makin akrab mereka sekarang. Ingat kan pertama kali Alma bertemu Russ? Seperti melihat serangga saja."

"Maksudnya seperti kau melihat serangga?"
Balas Gery dengan terkekeh.

Semua tahu Sam memiliki rasa takut berlebih dengan serangga. Ia pernah membuat kehebohan di acara kemping sekolah karena histeris ketika melihat serangga, yang padahal sedang diam tenang di tanah dan saking histerisnya tak sengaja menendang tumpah makanan yang baru saja matang di panci.

Alhasil, ia terkena hukuman disuruh menggotong barang bawaan paling banyak ketika pulang.

"Ketua osis kita ini ya, sangat tidak cocok jadi anak pramuka yang hangout di alam liar. Lihat serangga satu lewat, panci tumpah, serangga kedua lewat, tenda kemping kebakar."

Wajah Sam yang memerah membuat Gery semakin girang.

"Eh kalian dengar itu??"

Gerald kembali mengoceh hal yang sama, pikirku.

Aku memutar bola mataku keatas.
"Iya Gerald, kita sekarang sedang mendengarkan keheningan"
Sahutku cepat.

"Bukan... itu dengar seperti suara getar--"

Drrrt!!Drrrt!!

"Ya ampun!"
Gerald membelalakkan matanya padaku.
"Itu ponselnya--"

Aku mengambil langkah panjang menuju ponselku yang tergeletak disudut meja resepsionis.

Dan menggeser kekanan tampilan panggilan masuk .

"Halo??"
Aku setengah berteriak saking antusiasnya.

"Lucy?"
Panggilnya.

Dan itu bukan suara kakakku.

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang