Part 12

1.5K 67 4
                                    

Hari ini hari Senin. Ya, seperti biasa dimanapun berada semua murid dari SD sampai SMA mungkin beberapa kampus universitas melaksanakan upacara.
Seperti biasa, aku berada di baris pertama karena jika di baris belakang, biasanya teman-temanku banyak yang mengobrol. Saat aku menunggu upacara dimulai, ada yang menawarkan permen padaku di sebelah kanan.

Yoga? Mulai lagi? Menggangguku?

Aku membiarkannya. Aku masih marah soal dia yang merokok.

Aneh memang

Aku tau aku tak punya hak untuk marah padanya

Aku tau aku tak punya hak untuk mengaturnya

Tapi,

Mau bagaimana lagi

Aku tak bisa meredam rasa kekesalanku ini.

Dia kemudian membuka permen itu kemudian memakannya. Hal itu masih terlihat oleh sudut mataku.

Upacara berlangsung selama sekitar 40 menit.

Semua murid dan guru kembali ke ruangannya masing-masing termasuk aaku dan teman-teman sekelasku. Kami memasuki kelas kami.

Saat sampai di kelas, teman-temanku gaduh kemudian menyorakiku. Saat aku lihat bangkuku, tergeletak setangkai bunga mawar putih.

Lagi?

Setiap hari?

Sampai kapan orang misterus ini akan terus mengirim sesuatu padaku.

Saat aku mendekati bangkuku, teman-temanku menyorakiku. Aku biarkan saja mereka. Aku melihat ada selembar kertas seperti biasanya. Aku langsung menyembunyikan itu. Teman-temanku semakin bersorak.

Aku langsung keluar menuju kamar mandi. Siapa sih orang ini? Membuatku kesal saja.

Saat aku akan kembali ke kelas,

"Amel!"

Ada yang memanggilku, dan aku kenal suara itu.

Aku pura-pura tidak mendengar

"Amel! Aku minta maaf" katanya

Aku berhenti

Aku berbalik badan namun tanpa berkata apapun dan diam di tempat.

"Maaf mel, aku harus gimana biar kamu gak benci sama aku?" Tanyanya

Dia benar-benar sudah kembali

"Aku gak bisa gak nyapa kamu sehari aja. Aku gak bisa ngediemin kamu sebentar saja amel" katanya lagi

"Aku gak mau kamu nongkrong-nongkrong kaya kemarin lagi dan ngerokok, aku juga gak mau kamu minum minuman yang gak jelas" kataku
Lalu aku membalikan tubuhku lagi dan pergi ke kelas meninggalkannya

"Tapi mel" katanya

Aku tetap berjalan

"Mel, aku gak bisa. Mereka sahabat aku" katanya lagi

Dia terus saja memohon sambil mengikutiku

Aku hanya mengedikkan bahuku dan terus berjalan tanpa mempedulikannya.

Aku kembali ke kelas dan melewati semua mata pelajaran dengan mood yang sedikir terganggu.

KBM hari ini pun selesai.

Tiba-tiba di luar hujan deras

Aku baru ingat, aku lupa membawa jas hujan

Alhasil, aku diam saja di kelas. Dinda menemaniku.

Yang menunggu redanya hujan hanya tinggal lima orang. Aku, Dinda, sultan, kiki dan yoga.

Yups, Yoga. Entah dia menunggu hujan atau menungguku.

Ah ya,
Aku baru ingat, ada sesuatu yang harus aku tanyakan pada Yoga.

"Mel, kamu mau pake jas hujan aku?" Tanya Yoga tiba-tiba.
Sepertinya dia mendengar obrolanku dengan Dinda.

"Tidak usah" kataku

Kiki dan sultan keluar kelas

Yoga memang belum sepenuhnya akrab dengan semua orang yang ada di kelas kami ini. Dia kemana-mana selalu sendiri. Paling-paling sama rizki.

Kini tinggal kami bertiga yang masih di kelas.

"Yoga?" Panggilku

"Kamu manggil aku mel? Sekali lagi dong. Biar aku rekam" katanya

"Jangan becanda" kataku

"Aku serius, oh ya ada apa?" Tanyanya antusias

"Motorku waktu bocor, kamu suruh teman kamu bawa kemana?" Tanyaku.

"Aku suduh dia bawa ke tempat tambal ban terdekat, terus aku suruh dia buat ke tempat bengkel deket komplek rumah kamu" katanya

"Tapi kan motor aku gak rusak" kataku

"Siapa bilang motor kamu rusak?" Tanyanya

"Terus? Kenapa kamu nyuruh temen kamu buat bawa motor aku ke bengkel?" Tanyaku heran

"Biar bisa nyuruh emang-emangnya aja. Biar kamu gak dimarahin ayah kamu kalo aku nyuruh temen aku buat nganterin langsung ke rumah kamu" katanya

Konyol banget sih dia. Kenapa juga dia sekonyol ini. Namun, Aku merasa tertegun atas apa yang dilakukannya.

"Oh yang waktu kamu kesiangan bareng dia mel?" Tanya dinda

"Uya yang waktu itu din" kataku

"Ko kamu bisa mikir kaya gitu?" Tanyaku lagi pada Yoga

"Aku tau kalo ayah kamu sayang banget sama kamu. Aku gak mau ayah kamu kecewa sama kamu. Aku sih gapapa kalo aku dimarahin, tapi kamu jangan" katanya

"Hmmmm
Tapi makasih. Maaf baru bilang sekarang" kataku

"Aku pasti selalu ada buat kamu amel" katanya

"Yoga, jangan mulai" kataku

"Hehehe iya" katanya

Hujan pun tak kunjung reda. Hari semakin sore. Pasti ayah dan bunda mengkhawatirkanku.

"Din pulang ayo" kataku

"Tapi kan masih ujan mel" kata dinda

"Kamu bawa jas hujan kan?" Tanyaku

"Bawa" katanya

"Yaudah pake" kataku

"Kamu gimana?" Tanyanya

"Aku gapapa. Aku seneng ko ujan-ujanan" kataku

"Tapi mel kamu bisa sakit" kata dinda

Aku berdiri. Ayo cepet dinda kataku sambil mulai melangkah.
Dinda akhirnya mengikutiku.

Saat sampai di parkiran, aku menuju pos satpam. Aku menyuruh dinda membawa jas hujannya dan memakainya di pos ini agar tidak kehujanan.
Saat dinda selesai memakai jas hujannya, aku dan dinda bersiap menuju motorku. Tak apa aku kehujanan karena aku memang suka hujan-hujanan.

"Amel! Diem disana" teriak yoga

Aku menoleh padanya. Dia menuju ke pos yang aku tempati sambil menenteng jas hujan di tangannya. Dia memberikannya padaku.

"Pakai ini" katanya

"Terus kamu?" Tanyaku

"Aku gapapa. Ada jaket" katanya

"Aku tetep gamau" kataku

"Kalo kamu tetep gamau, aku bakalan teriak kalo aku cinta kamu" ancamnya

"Kamu suka banget ngancem" jutek ku

Kami pun pulang.

Bersambung

"Biar kamu mau" katanya

Aku akhirnya menerima jas hujan punya yoga dan memakainya. Maafkan aku Ya Alloh.





Kami pun pulang


Bersambung

KaKaDeDe (Kutikung Kau Dengan Do'a) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang