"Ah... Iya iya oke. Thanks banget ya. Bye."

Aku memutuskan sambungan telepon dengan Yura.

"Mereka baru aja berangkat ke gedung KBS, dari agensi barunya Hansol. Kesempatan kita cuma waktu Hansol baru keluar dari mobil ㅡmenurutku," ujarku pada Jaeyoon.

Dia menghabiskan sisa burger-nya lalu mengetik cepat.

'jalan tercepat ke kbs lewat mana?'

Aku berdecak tak sabar, lalu pindah ke kursi belakang.
"Aku aja yang nyetir," aku menyuruh Jaeyoon pindah dari kursi pengemudi.

Sepanjang perjalanan aku berharap Jaeyoon tidak muntah.
Pasalnya, aku tidak bisa menyetir dengan benar ㅡtepatnya tidak bisa pelan.
Lagipula lebih cepat sampai lebih baik, soalnya aku belum punya SIM.

Sambil terus berdoa, akhirnya kami sampai di depan gedung KBS.
Menurut dugaanku Hansol tidak akan parkir di basement. Kalaupun iya, kami tinggal langsung mengikuti mereka.

Untung saja Yura kenal dengan jaringan sasaeng se-Korea, bahkan dia memberiku detail mobil yang dinaiki Hansol.

Sambil memantau jalanan, aku mulai mengutarakan rencana dadakanku pada Na Jaeyoon yang langsung protes dan mengataiku gila.

Terserah, hanya ini ide yang bisa kupikirkan.

Tepat saat aku selesai menulis dengan lipstik di kaos dalaman putih polos Jaeyoon, mobil Hansol menepi sekitar 100 meter di depan kami ㅡterhalang tikungan dan pepohonan.

"Wah udah datang, ayo!" aku memakaikan topi yang kutemukan di jok belakang ke kepala Jaeyoon, lalu kami keluar.

Sekarang yang kubutuhkan hanya keberuntungan.

Kumohon, Tuhan, kalau memang kau ada, berilah kami keberuntungan kali ini!

Satu tarikan nafas lega keluar dari hidungku saat melihat dari kejauhan ada Jaemin yang mengekor Hansol.

Ekspresinya tampak aneh, tapi itu tidak penting sekarang.

Untungnya lagi, Hansol hanya ditemani 1 manager dan 2 cewek yang sepertinya stylist dan make up artist.

Tapi, entah ini menguntungkanku atau tidak ㅡada banyak fans Hansol disana.

Aku menarik nafas panjang sebelum menjalankan rencanaku, lalu berlari ke arah Hansol.

"Oppa!" teriakku.

Hansol ㅡdan semua orang menoleh padaku. Termasuk Jaemin.

Bibir Hansol seperti akan menyebut namaku, tapi itu tidak mungkin di tengah publik begini.

"Oppa, aku mau ngomong sesuatu, penting," tanpa rasa malu aku memegang kedua pundaknya.

"Hey, apa-apaan?" Hansol setengah berbisik, sementara yang lain bengong menonton kami.

Aku memutar posisi Hansol supaya membelakangi Jaemin ㅡyang sedang memelototiku dengan tatapan 'udah gila ya?!'.

"Maaf, saya harus pergi sekarang," Hansol tersenyum sambil berusaha lepas dari cengkeramanku.
 
Sudah kuduga, dia pura-pura tidak mengenalku.

"Woy Alisseu, ngapain sih?" Jaemin memarahiku dari balik pundak Hansol.

Manager Hansol sudah mengucapkan umpatan dan akan menarikku saat aku nekat melakukan rencanaku selanjutnya.

Aku berjinjit memeluk Hansol, meletakkan daguku di pundaknya dan berhadapan langsung dengan wajah Jaemin yang shock.

"Liat ke pedestrian!" desisku.

"Apa?" tanya Hansol dan Jaemin bersamaan.

Untungnya, Jaemin mengerti.
Dia menoleh ke arah pedestrian dan melihat kembarannya, dengan kaos putih bertuliskan FOLLOW ME buatanku tadi.

Di saat yang sama, aku menangkup wajah Hansol dengan kedua tanganku supaya dia tidak ikut menoleh.

Ini di luar rencana!

Aku hanya berusaha memberi waktu pada Jaemin dan Jaeyoon untuk berlari ke tempat kami parkir tadi.

"I love you!" seruku di depan wajah Hansol.

Hansol menatapku ketakutan seakan-akan aku sorang maniak.
Suasana mulai tidak kondusif, para fangirl tampak marah dan manager Hansol memanggil security.

Untungnya, pajero hitam sudah berhenti di seberangku dengan plat nomor yang untungnya lagi sempat aku dan Jaeyoon tutupi dengan permen karet.

"Hei cewek aneh, berhenti!" teriak manager Hansol saat aku berlari secepat mungkin ke mobil.

Bisa kudengar derap langkah orang-orang mengejar di belakangku.
 

Aku menyambar handle pintu mobil lalu membanting diri di jok belakang.

Jaemin ada di dalam, menatapku bingung.

"Jalan!" teriakku pada Jaeyoon yang langsung tancap gas.

We did it.
Like, omfg ㅡwe made it!

 
Masih terengah-engah, sekilas kulihat ekspresi kesal Hansol yang tatapannya terpaku pada pajero ini.

Dia pasti sudah menyadarinya.

Na Jaemin sudah kuculik.





.
.
.
.
.
.
.
ㅡtbc

Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]Where stories live. Discover now