"Ini mustahil, kau ... kau luar biasa, Loxel!" Fione langsung memelukku, membuatku membalas pelukannya. Pelukan kami terhenti ketika Madam Crocos mendekat.

"Selamat, Loxel. Dan sepertinya, kita harus pergi untuk mengatur suratmu dan juga seragam yang akan kau pakai besok!"

Aku mengangguk, lalu mengikuti Madam Crocos. Tetapi, langkahku tertahan oleh tarikan seseorang. Aku berhenti dan membalikkan punggungku. "Ada apa Fione?"

Fione menatap tajam ke tanganku, lalu mengambil boneka yang baru saja diberikan oleh Callisto. "Ini apa?"

"Entahlah,"

"Mungkin begini!" Fione memasangkan jepitan yang ada di boneka kelinci itu ke samping rambut kananku. "Kau terlihat cantik, nah pergilah!"

Aku mengangguk, meski agak sedikit berat di rambut kananku. Aku berjalan mengikuti Madam Crocos yang keluar dari Panti Asuhan, kami berjalan melewati Afragis. Dan di ujung sana terdapat bangunan kecil, apakah itu tempat yang menjadi tujuan kami pergi? Mungkin saja benar, sebab Madam Crocos berhenti di depan bangunan tersebut. Madam Crocos mengetuk pintu, dan jantungku nyaris saja copot gara-gara jeblakan pintu yang begitu mendadak.

Aku melihat seorang laki-laki, yang usianya sekitar dua puluh tahun, memakai kacamata bulat yang besar, dan baju yang berantakan berjalan tergopoh-gopoh ke arah Madam Crocos. "Ada apa, Madam?"

Laki-laki itu sempat melirik ke arahku, lalu ia kembali menatap Madam Crocos.

"Dia memerlukan surat dan juga seragam Afragis."

"Siapa namanya?" tanya laki-laki itu.

"Namanya Loxel, Arf!"

Laki-laki itu mengangguk, lalu mempersilakan kami untuk masuk ke dalam bangunan kecil itu. Dia menyuruh kami duduk, sedangkan dirinya langsung melesat pergi, meninggalkan kami di tempat ini. Aku mengedarkan pandanganku, terdapat lukisan-lukisan aneh yang tidak kuketahui dan juga terdapat lima patung elemen, ada petir, air, angin, tanah, dan api. Tunggu! Itukan simbol yang kulihat di depan gerbang saat ingin masuk Afragis? Jadi, maksudnya adalah simbol itu merupakan simbol dari lima elemen yang di satukan menjadi sebuah logo atau apalah namanya yang kulihat di seragam Fione.

Arf datang membawa berkas kertas yang banyak, dan satu nampan yang berisi seragam Afragis, persis seperti milik Fione.

"Nah, siapa namanya tadi?" tanyanya.
"Loxel," jawab Madam Crocos sebelum aku sempat membuka mulut.

"Umurnya?" tanya Arf, yang sekarang tangannya asik untuk menuliskan sesuatu di atas kertas.

Madam Crocos menoleh ke arahku, "Berapa usiamu?" tanya Madam Crocos padaku.

"Lima belas!"

"Baiklah, kekuatan apa yang kau punya?"

"Petir."

"Lalu, kapan kau tiba di tempat ini?" tanyanya.

"Hari ini. Tepatnya, pada pagi hari, mungkin!"

"Eh?!" Aku menatap Arf yang sekarang terkejut, hal itu membuatku cepat-cepat membuka mulut.

"Ada apa?"

Arf menggelengkan kepalanya, "Tidak-tidak! Baiklah," Arf memberiku secarik kertas ke tanganku. "Bawa itu ketika kau masuk Afragis, dan serahkan kepada guru didikmu! Omong-omong, selamat!"

Aku mengangguk, dan Madam Crocos mengambil seragam Afragis itu. Kami berjalan meninggalkan Arf menuju Panti Asuhan.

"Hei, Crocos!" Panggilku, ketika kami masih dalam perjalanan menuju Panti Asuhan.

My MagicМесто, где живут истории. Откройте их для себя