[3] First Time

Começar do início
                                    

DIA AMAT SANGAT TIDAK COCOK DENGAN GAMBARAN LELAKI TUA!

Aku mengakui kesalahanku atas tuduhan tak berdasar kemarin tentang sosoknya. Tapi aku harus cari tahu lebih banyak tentang dia. Bukan berarti karena ketampanannya menembus atap gedung lalu aku langsung jatuh ke dalam pelukannya. Aku jelas harus jual mahal.

Lagi pula meskipun wajahnya bisa bikin cewek-cewek ngeces saat melihatnya, sepertinya dia bukan pria yang terlalu ramah. Karena dia hanya mengangguk dan menyebutkan namanya dengan resmi saat berkenalan denganku.

"Benjamin Jusuf," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Suaranyaaaa... wadaaaww... Otak kotorku yang sudah terlalu lama tidak memikirkan laki-laki langsung membayangkan pria ini ketika mendesah. Sepertinya hanya dengan sebuah deham saja dia mampu menyihir perempuan untuk segera menelanjangi diri sendiri.

OK! FOKUS! FOKUS, WOI! Jangan ngebayangin yang enggak-enggak!

Masih ada kemungkinan dia itu berstatus laki orang. Mungkin aja kan dia udah punya istri, karena kalau hitung-hitunganku benar sepertinya dia berusia lebih tua dariku, minimal 30an lah umurnya. Biasanya cowo Indonesia di umur segitu udah nikah, kan? Ogah banget aku bergenit-genit sama laki orang. Aku kan bukan valakor!

Untungnya saat aku mulai memikirkan hal yang enggak-enggak Papa membuyarkan pikiranku dan membawa pergi Ben.

"Papa keluar dulu ya, Moi. Ada yang mau Papa bicarakan sama Ben. Kamu tunggu di sini aja, nanti Papa panggil kamu lagi kalau rapat direksi sudah mau dimulai," ucap Papa.

"Hah? Oh, oke," jawabku kayak orang blo'on.

"Sebaiknya kamu mulai mengeksplor ruangan ini, mulai besok ruangan ini  milik kamu. Komputer bisa kamu pake, password-nya nama dan tanggal ulang tahunmu," imbuh Papa.

"Oke." Aku berusaha memusatkan pikiran dengan berjalan menyebrangi meja dan menyalakan komputer Papa.

Setelah mereka keluar dari ruang kerja aku langsung buru-buru mengeluarkan kamu — diaryku— untuk membuat laporan pandangan mata ini barusan.

SUMPAH INI PENTING!

Ini hari bersejarah untukku, dan juga untuk Laksamana Group. Aku harus mengabdikan setiap momen dengan menuliskannya. Terutama momen pertama kalinya calon CEO baru Laksamana Group diperkenalkan dengan para direksi, terutama CFO yang begitu menggoda tadi. Oops.

By the way, setelah aku lihat-lihat isi ruangan Papa ini, sepertinya aku ingin minta beberapa furniture diganti. Ruangan Papa terkesan begitu resmi dan pengap dengan perabotan yang besar-besar. Apa lagi meja kerja kayu yang luar biasa besar ini, aku akan minta meja kaca yang lebih cantik untuk menggantikannya. Atau, mungkin aku akan minta beberapa barang dipindahkan saja untuk sementara waktu, karena toh aku belum tentu selamanya akan bekerja di sini.

Eh, Eh, udah dulu ya. Itu rapat direksi udah mau mulai kata Papa. Nanti aku update lagi kalau ada berita yang menghebohkan.

Bye.

---

---

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
CEO in TrainingOnde histórias criam vida. Descubra agora