Part 24

2K 237 10
                                    


                "kurasa aku tidak pernah setuju dengan permintaanmu" ucap sehun yakin.

Tak lama suzy masuk dan meletakan the di meja luhan lalu permisi tanpa hendak bertemu dengan mata luhan. Luhan melirik suzy penuh perhatian.

"kau masih saja mengenalku dengan baik" ucap luhan pada suzy. suzy tetap melanjutkan langkahnya tanpa menoleh. Sehun memperhatikan suzy yang kemudian hilang dari balik pintu menuju mejanya.

"suzy selalu tahu kalau aku alergi kopi. Karna itu dia membawakanku teh. Kurasa kau meletakannya di posisi yang tepat" ucap luhan tersenyum lalu meneguk teh itu.

"bukankah kau membutuhkanku untuk membantumu? Kalau begitu hanya kabulkan permintaanku, aku dapat memastikan proyek itu lancar jika kau mengabulkan permintaan kecilku" ucap luhan.

Sehun menghembuskan napasnya. Ia sudah tahu akan begini tapi entah setan apa yang menghasutnya untuk menerima tawaran gila pria didepannya ini. ego telah membuatnya melukai perasaan suzy dengan membuat pria itu muncul didepan gadis itu.

Sehun mendekati mejanya dan menekan dial call 1. Ia terhubung dengan telepon suzy.

"bawakan kartu ID pass dg nama Xie Luhan" ucap sehun lalu meletakan kembali telepon di mejanya. Sehun kembali duduk didepan luhan.

"kau telah berjanji. Jadi tepati janjimu" ucap sehun dingin.

"aku selalu bertanya-tanya alasanmu memilih janda tak bersuami seperti suzy disaat semua wanita memujamu" celoteh luhan. Sehun menatap luhan datar.

"apa karena kau percaya bahwa dia hebat diatas ranjang? Kalau itu alasanmu, aku bisa mengerti karena seperti itulah kenyataannya" ungkap luhan menatap sehun tajam dengan smirk di wajahnya. Sehun masih memperlihatkan wajah dinginnya. Ia membuang tatapannya dari luhan.

"kau tak marah? Jika wanitaku di rendahkan seperti itu, aku pasti akan memukul pria yang merendahkannya" ujar luhan memancing sehun. Sehun mengepalkan tangannya lalu menatap luhan dingin dan datar.

"kau lucu sekali. Kau berusaha memancingku karena cemburu aku bisa melihatnya 24 jam. Sedangkan dia bahkan tidak pernah ingin menatapmu meski hanya sedetik" ujar sehun dingin.

"mworagu?" Tanya luhan terpancing.

"tok..tok" suzy masuk dan meletakan ID pass diatas meja. Setelah meletakannya suzy pamit pergi tanpa melirik luhan. Luhan yang menyadari ada kebenaran dalam ucapan sehun tersenyum tak percaya.

"ada benarnya. Dia tak ingin menatapku. Kurasa karena dia takut aku mungkin membuatnya jatuh cinta sekali lagi?" ucap luhan menatap sehun.

"aniyeo. Ku rasa itu karena luka yang kau berikan telah mengubah cintanya menjadi benci. Kita semua tahu, jarak antara benci dan cinta itu tipis sekali. Mungkin kini dia bahkan tak menganggapmu ayah jihan?" terka sehun menatap luhan dengan smirk dinginnya. Luhan bangkit dan menarik kerah jas sehun. Luhan mengepalkan tangannya.

"wae? Kau takut suzy akan membersihkan lukaku jika kau memukulku? Begitukah?" Tanya sehun dingin menatap luhan.

"brengsek kau!" ketus luhan lalu melepaskan tangannya dari sehun. Ia menatap sehun kesal. Luhan meraih ID pass diatas meja lalu keluar dari ruangan sehun.

Luhan melirik suzy tapi melihat reaksi suzy yang seperti tak menganggapnya, ia memutuskan pergi dengan tatapan sakit dihatinya.

Sehun menatap suzy yang focus melihat catatan kecilnya. Sehun menatap suzy dalam diam selama beberapa detik.

Lovely LadyWhere stories live. Discover now