BAB 14 - Rahasia dan Tragedi

Start from the beginning
                                    

"Ayo!" Daniel mendorong kursi roda Netha sambil berseri-seri. Belum pernah ia merasakan aura sepositif ini mengalir di seluruh tubuhnya. Seolah dirinya adalah orang paling bahagia dan paling sehat sedunia.

"Eh Netha! Gila ya Abang cariin dari tadi taunya ada disini. Mau kemana kamu? Ayo pulang!" ucap Fikri saat mereka sampai di lobby utama.

"Gak mau! Netha mau jalan-jalan!" ucap Netha yang membuat Daniel bingung.

Sebenarnya siapa yang bernama Netha disini?, pikir Daniel.

"Netha? Siapa itu Netha?" tanya Daniel membuat Netha panik.

"Eng... ah gak penting! Jalan-jalan nya jadi kan, Dan?"

"Hm iya jadi." Jawab Daniel sambil terus mengerutkan kening, bingung. Sebenarnya apa ini?

"Bang Netha jalan-jalan sama Daniel dulu ya. Janji deh sore aku udah di apartemen lagi. Dadah Abang!" Netha langsung mengintruksikan Daniel untuk mendorong kursi rodanya dan pergi jalan-jalan. Fikri hanya bisa berkata 'ya' demi melihat senyum itu terus terlukis di bibir manis adiknya.

Sesampainya di mobil, bayang-bayang tentang nama itu terus menghantui Daniel. Entah walau hanya nama kecil tapi mampu membuat pikiran Daniel melayang sangat jauh.

"Dan, lo tau Europa Park gak?" tanya Netha sambil terus men-scroll laman internet yang memuat destinasi wisata menarik.

"Tau."

"Jauh gak?"

"7 hours by train. Kenapa? Lo mau kesana?"

"Iya."

"Kaki lo? Terus soal izin ke kakak lo yang katanya sore udah di apartemen bagaimana? Gue gak mau cari masalah karna ngajak lo pergi jauh-jauh." Ucap Daniel. Netha cemberut maksimal.

Suasana canggung menyelimuti keduanya sampai Netha akhinya angkat bicara, "Yaudah turunin gue di sini aja. Gue mau naik taksi nyusul Abang gue pulang." Tak lupa dengan bibir manyun lima senti khas Netha.

Daniel berasa jadi Raisa deh, serba salah.

"Oke kita ke Europa Park." Ucapnya mengalah.

Netha berteriak kegirangan, "Thank you Daniel!" tak lupa dia memeluk Daniel saking bahagianya.

Daniel diam-diam mengulas senyum saat jemarinya mengelus rambut lembut milik Netha. Bahagia ternyata sesederhana itu.

Sekitar 7 jam menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Europa Park. Mereka berkeliling dan mencoba beberapa makanan yang dijual disana. Daniel pun membelikan Netha merchandise berupa boneka yang lucu.

Mereka terus berkeliling sampai akhirnya mereka menemukan wahana Silver Star-Hypocoaster. Wahana roller coaster yang katanya paling memacu adrenalin. Mereka mencobanya.

Dengan wajah semangat Netha tak sadar bahwa wajah Daniel memucat di tangga terakhir menuju wahana. Badan cowok itu melemas saat mereka duduk di kursi roller coaster. Pusingnya bahkan sudah semakin terasa.

Gue pasti kuat, rapal Daniel dalam hati.

"Dan, are you okay?" tanya Netha saat roller coaster tersebut perlahan naik.

Daniel mengulas senyum tipis menutupi pusing yang terus menjalar. Meyakinkan perempuan itu, selama Netha bahagia, ia pasti kuat.

Benar saja, ketika kereta roller coaster itu turun dengan cepatnya binar senang terbit di wajah Netha, membuat semangat Daniel kembali hadir. Walau tak berlangsung lama karena mual tiba tiba muncul ditengah permainan dan setetes darah turun dari hidungnya.

NATHANNETHAWhere stories live. Discover now