A journey of Life

Hatinya bukan bukan hatimu

Kepalaku senang mencerna cerita siapa saja, apalagi tentang kehidupan. Dari cerita mereka aku banyak belajar tentang kehidupan, juga keharusan untuk selalu bersyukur atas apa yang saat ini ada di kehidupanku.
Hidup ini seperti membaca sebuah buku, selalu ada ending di akhirnya entah cerita itu akan berakhir dengan tawa bahagia atau luka kesedihan.

Malam ini telingaku mendengar sebuah kisah yang mampu membuyarkan pandanganku terhadap salah satu temanku, sepertinya tidak perlu kusebutkan siapa.

Hampir Empat tahun belakangan ini aku beranggapan bahwa hidupnya baik-baik saja dan bahagia. Tidak terbersit sama sekali tentang bagaimana kehidupannya di masa lalu yang juga rumit. Dia terluka oleh banyak hal di masa lalu.
Ayahnya meninggal di usianya yang masih sangat dini, sementara ibunya saat itu bisa dibilang tidak peduli terhadap ayahnya yang lagi sakit. Dia tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, ada banyak hal yang membuatnya terluka. Ibunya yang menikah (lagi), tanpa meminta persetujuan darinya juga tentang sosok pria baru di tengah keluarganya. Uhh, cukup lama ia menderita karena luka batin di masa lalu sampai pada titik dimana ia memaafkan banyak hal dan memutuskan untuk bersyukur.
Sebelumnya, aku berpikir tentang kehidupannya yang terlihat baik-baik saja. Kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan baik juga keluarga yang selalu ada untuknya. Nyatanya tidak, luka di masa lalu masih tersisa di hatinya. Ada kerinduan yang ia simpan pada alm.ayahnya, ada rasa kesal kepada ibunya meski ia telah mengaku bahwa sudah berdamai dengan banyak kejadian di masa lalu.
Poin pentingnya adalah, jangan membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Mungkin, oleh matamu kehidupan yang dijalani oleh orang lain adalah dambaanmu namun kau tak pernah tahu serumit apa hidup yang ia jalani di masa lalu dan seperti apa perjuangan yang telah ia lalui. Kau hanya memandang dengan kedua bola matamu, tanpa merasakan dengan hati mereka🙂