10. Berdamai

1K 101 4
                                    

"Aku sudah menemukannya,"

"...."

"Ya, dia akan menjadi milikku lagi. Pasti."

Dan sambungan telepon pun terputus. Laki-laki itu tersenyum.

________________

Sakura berjalan ke arah kantin bersama teman-teman jurusannya. Terlihat ia memeluk beberapa buku sambil sesekali mengobrol ringan. Kelas mereka baru saja berakhir dan rencananya mereka akan berdiskusi di kantin setelah jam istirahat nanti.

"Kalian ingin memesan apa? Biar aku yang pesankan."

"Aku sedang tidak ingin makan. Pesankan lemon tea dan omellete madu saja." Tayuya menyahut.

"Pancake strawberry dua, pancake jeruk satu, dan nasi goreng seafood tiga. Minumannya samakan saja seperti Tayuya."

"Kopi lima pisahkan gulanya." Kiba mengangguk dan segera pergi memesan makanan.

Mata Sakura menelusuri kantin yang mulai padat. Ino dan kawan-kawannya sudah datang dan duduk di meja lain. Karin sempat melambaikan tangan memanggilnya yang dibalas Sakura dengan sebuah gelengan. Sesaat tatapannya bertemu dengan Sasuke.

Flashback

"Aku minta maaf untuk semua yang kulakukan." Sasuke dan Sakura kini tengah berada di atap kampus. Rapat evaluasi berakhir, Sasuke langsung menggeret Sakura dan membawanya ke atap

"Bisakah kau berjanji untuk tidak asal menciumku? Kau bukan siapa-siapaku."

Sesaat rahang Sasuke mengeras. Entah kenapa ia tidak suka kata-kata Sakura barusan.

'Tapi, kau memang bukan siapa-siapa Sakura, kan?' Inner jahatnya bergema dikepalanya.

Sasuke mendesis sebelum akhirnya mengangguk.

Sakura mengangguk. Ia memang sudah memaafkan Sasuke sebelum ini. Ia berfikir orang tuanya tidak akan suka Sakura menjadi orang yang tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain.

"Jadi, bisakah kita kembali seperti semula, Sakura?"

Sakura menautkan alisnya, "Maksudmu?"

"Seperti saat kita tidak ada masalah." Ah.. Sakura mengerti.

"Siapa yang tau?" Sakura meninggalkan Sasuke dengan seutas senyum tipis di bibirnya.

".. Ra.. Sakura?"

"Ah iya?" Sakura menoleh seketika saat Livi memanggilnya. Ah, ia melamun ternyata.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?"

Sakura menggeleng, ditatapnya teman satu kelompoknya, "Tidak ada apa-apa Livi."

"Ah iya, tentang rencana kita mengadakan pameran kesenian fakultas kita, apa kau dan Sakura bisa minta perizinan pada BEM?" Tayuya bertanya pada Livi.

"Kenapa tidak Kiba saja? Dia kan anggota BEM F Multimedia."

"Kiba sudah punya tugas lain untuk persiapan kita nanti. Lagipula Sakura kan cukup akrab dengan anggota BEM yang lain."

Sakura tampak berpikir sejenak, fakultasnya memang otomatis akan meminta bantuan BEM.

"Baiklah, biar aku dan Livi yang urus perizinan BEM." semuanya tersenyum lega.

"Kau sudah berbaikan dengannya?" bisik Livi. Sakura hanya tersenyum menanggapinya.

Livi terlihat menghela nafas pelan. Beberapa waktu lalu yang ia tahu Sakura dan Sasuke sedang terlibat sedikit konflik yang entah apa itu, tapi sepertinya semua sudah selesai. Setidaknya, Livi tahu bahwa ia tidak akan menyaksikan aksi kucing-kucingan lagi.

Lollipop's LoveWhere stories live. Discover now