7. Tak ada artinya

1.4K 95 29
                                    

Sakura menutup pintu ruang Rektor dengan satu helaan nafas. Kepalanya serasa berputar mengingat 'detensi' yang sebenarnya bukan salahnya.

'Sekarang apa lagi, huh?' Batinnya.

Fila, gadis Rusia yang selalu cari masalah dengannya. Beberapa hari yang lalu, Fila yang katanya tidak sengaja menghilangkan revisi tugas Sakura hingga gadis musim semi itu gagal mendapat nilai dan hari ini Fila membuat Sakura kembali mendapat detensi karena dituduh menahan portofolio tugas Fila sebagai bentuk balas dendam.

Sakura yang bertanggung jawab dalam pengumpulan tugas desain tata bangunan dan ia dituduh menyembunyikan portofolio tugas Fila di lokernya. Sakura sudah mencoba membantah namun bukti bahwa tugas Fila berada di loker Sakura sudah amat sangat jelas. Sakura bahkan tak tahu apakah Fila mengumpulkan tugasnya atau tidak.

Sakura berjalan lemas menuju kantin. Ia butuh mendinginkan fikirannya saat ini. Semoga saja ia tidak melihat batang hidung Fila dan antek-anteknya disini.

'Kamisama, sebenarnya apa salahku?' Sakura benar-benar tidak mengerti kenapa Fila begitu usil padanya. Seingatnya, ia tak pernah punya masalah dengannya. Sakura sudah sering kena lemparan batu Fila selama hampir satu setengah tahun ini. Tanpa diketahui Karin, Sakura sering dipanggil dosen karena tugasnya belum sampai dimeja dosen padahal dengan jelas ia sudah mengumpulkan file tugas itu bersama dengan teman-temannya.

"Sepertinya mulai saat ini aku harus membawa file back up tugas-tugasku dan mengumpulkannya sendiri." Ia tidak ingin cari masalah maka dari itu ia hanya diam menghadapi tingkah Fila. Ia hanya berharap gadis Rusia itu akan bosan menjadikannya mainan.

Segelas jus jeruk dan sebungkus cracker oats hasil jarahannya dirumah sudah siap dimeja. Sesekali pandangannya menyapu area kantin yang cukup sepi.

'Oke kali ini aku terlihat seperti mahasiswi amburadul yang sedang bolos matakuliah.' Gerutunya dalam hati.

Memang itulah kenyataannya. Sakura malas masuk matakuliah dan memilih mengembalikan mood-nya yang agung nan berharga. Tentu saja ia tak ingin bolos dua matakuliah hari ini. Cukup satu saja dan untuk kali ini saja!

Suasana kantin yang tenang membuat Sakura cukup menikmati acara membolosnya hari ini. Sesekali ia bertukar pesan dengan Ino. Rasanya kurang lengkap jika tidak ada gadis pirang itu walaupun Sakura terkadang kesal dengan sikap cerewet dan keponya.

Biskuit gandumnya kini tersisa setengah bungkus. Sakura sedikit melirik kearah jam di dinding kantin. Empat puluh menit terlewatkan dengan sia-sia.

'Harusnya aku mengungsi di ruang Jurnalis saja.' Sakura mengaduk jus jeruknya secara asal.

"Oi Jidat!"

Ino menubruk Sakura dari belakang. Gadis pirang itu menoel-noel pipi halus Sakura.

"Mulai nakal, eh?" Godanya. Ia memilih duduk disamping Sakura sambil menyambar minuman Sakura.

"Berisik! Kelasmu sudah selesai?" Tanya Sakura.

Ino mengangguk "Dosenku sedang baik hari ini. Kelas selesai lebih awal dari biasanya."

"Dengan catatan?"

"As always, forhead. Tugas membludak."

Sakura meminum kembali jus jeruknya. Ia menyodorkan biskuit gandum miliknya kepada sang sahabat.

"Thanks a lot babe."

"Tentang tugasmu itu, aku hanya ingin bilang, kerjakan dan mohon bersabar, ini ujian."

Ino menepuk pundak Sakura sebagai bentuk protesnya. Ino mulai berfikir bahwa ia salah memilih kampus. Ditempatnya dulu tidak seperti ini. Kalau bukan karena...

Lollipop's LoveWhere stories live. Discover now