- A Big Mistake (1)-

3.1K 527 42
                                    



Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Sudah hampir 5 bulan Kyungsoo dan Chanyeol membina hubungan serius ala mereka. Hal-hal kecil dan hal besar terjadi dalam hubungan mereka, juga dalam kehidupan Chanyeol dan Kyungsoo. Salah satunya ialah pertemuan kedua keluarga dari Chanyeol dan Kyungsoo, meskipun bukan untuk melamar, tapi kedua keluarga sudah ada omongan ke arah sana, hanya saja semua mereka serahkan kepada Chanyeol dan Kyungsoo.


Sehun, si anak tampan nya daddy ini minggu depan akan berulang tahun yang ke 16. Beberapa kado sudah coba Chanyeol tawari kepada anaknya itu, tapi Sehun masih belum menentukan pilihannya.



"Boy, ingin kado apa? dad tidak janji bisa membelikan loh kalau mendadak"

"tidak dad tenang saja kado ku ini malah menguntung kan dad loh"

"Menguntungkan dari segi? uang?"

"Ah bukan, aduh dad sudah tidak usah banyak tanya, kado ku itu bukan barang"

"oke oke, tapi dad penasaran, tell me come on!"

"Nanti dad, karna ini bukan bukan sembarang kado"

"Ah sudahlah kalau dibahas dad malah makin penasaran, Park Willis cepat mandi! kau bau" perintah Chanyeol.

"Hahahah dad lucu ya, kesal dengan aku ya?" Sehun mengejek

"Jangan membantah, m.a.n.d.i. s.e.k.a.r.a.n.g!" Ups sepertiny Chanyeol benar benar kesal.

"Siap captain! hahah" Sehun beranjak pergi dari sofa ruang tamu yang barusan ia duduki bersama sang daddy.


Sudah beberapa bulan ini, kantor arsitek tempat Chanyeol bekerja sedang banyak mengalami masalah, lantaran satu masalah malah merembet ke masalah lain.

Yep, masalah hukum yang melibatkan salah satu anak buah nya. Perusahaan arsitek tempat Chanyeol bekerja dituntut oleh Klien mereka dengan tuduhan korupsi. Klien tersebut mengaku bahwa ia telah banyak mengeluarkan banyak uang untuk rumah yang ia bangun namun mengapa rumah tersebut tidak jadi jadi padahal sudah hampir 1 tahun. Proyek itu memang bukan Chanyeol yang menangani, lantaran bos nya ingin Chanyeol hanya mengawasi bawahannya supaya mereka juga berkembang. Tapi ternyata hal tersebut justru membawa malapetaka untuk perusahaan mereka.

Meskipun bukan kesalahan Chanyeol, tetapi sebagai Head Arsitek yang membawahi junior nya, Chanyeol merasa bertanggung jawab untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Junior nya yang bernama Neo itu mengatakan bahwa ia berani bersumpah demi apapun di dunia ini bahwa ia tidak sepeserpun menggunakan uang yang klien tersebut berikan, karna uang tersebut telah ia berikan langsung kepada pihak bersangkutan yang adalah bagian keuangan proyek untuk di alokasi kepada pihak pihak terkait, seperti toko bahan bangunan, toko furniture dan lain lain.

Klien tersebut berasumsi bahwa Neo melakukan korupsi lantaran setiap Kwitansi yang di terima oleh klien tersebut terdapat tanda tangan dari Neo, itu berarti Neo tau alur uang tersebut ke mana saja. Tapi pernyataan Neo adalah ia hanya menandatangani dan meng acc anggaran yang diajukan oleh pihak keuangan, memang ia mengaku bahwa salah nya adalah ia tidak mengecek terlebih dahulu apakah uang tersebut tersalur dengan benar atau ada pihak nakal.

Nasi sudah menjadi bubur, seyakin apapun Neo bahwa dirinya tak bersalah, proses hukum tetap berjalan, penyelidikan tetap berlangsung. Hal tersebut banyak menyita waktu karna banyak pekerjaan terbengkalai lantaran perusahaan harus turut melakukan invstigasi agar masalah tersebut cepat selesai.

Dampak buruk lain yang di ciptakan akibat masalah itu adalah citra. Citra baik perusahaan di mata masyarakat mulai goyah. Banyak klien yang memutuskan kontrak sepihak karna krisis kepercayaan kepada perusahaan. Chanyeol pusing, sangat pusing. CEO memaksa nya untuk turut membantu menyelesaikan masalah tersebut untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat Khususnya klien mereka.

Emosi dan kesabaran Chanyeol sedang di uji, profesionalisme nya pun. Tapi kadang ia luput, ia juga manusia yang kadang marah, kesal, capek. Chanyeol butuh sesuatu yang dapat mengembalikan fikiran nya jernih, emosi nya stabil, badan nya segar.

Knock knock

"Masuk"

"Hi"

"Ah Nana, ada perlu apa?"

Nana berjalan masuk dan menduduki kursi tepat di depan meja kerja Chanyeol tanpa dipersilahkan.

"Maaf mengganggu, ada yang perlu aku laporkan mengenai pajak mu"

Ya, Nana adalah Konsultan pajak yang di sewa perusahaan untuk mengurusi pajak perusahaan dan pajak penghasilan tiap karyawan.

"Bisa kita bahas lain kali?"

"Ahh aku paham, apa masalah nya belum selesai?" Nana tau tentang masalah perusahaan.

"Belum, pelaku penggelapan uang nya masih belum di temukan" Chanyeol lesu.

Nana bangkit dari kursinya dan dengan berani menghampiri Bangku Chanyeol dihadapannya.

"Sabar, aku yakin pasti akan segera ketemu, orang jahat tidak selamanya bisa bersembunyi dari dosa, itu yang selalu kau katakan bukan?"
dengan sangat berani merangkul pundak Chanyeol, menepuknya halus.

Chanyeol bukan tidak menolak, tapi saat ini ia memang sedang butuh support dan butuh seseorang untuk bercerita.

"Ceritakan kepadaku, apapun yang membuatmu menghilangkan wajah tidak bersemangat hidup ini"
dengan berani lagi Nana mengelua rahang Chanyeol.

lagi lagi bukan Chanyeol tidak menolak, hanya saja ia blank. pikiran nya sedang mengawang awang.

perlahan tapi pasti Nana membimbing Rahang tegas Chanyeol untuk maju mendekati wajah nya.

semakin dekat.

semakin dekat.

Ceklek.
pintu terbuka dengan keras.

"Dad!"

Prang

"Chan..... Chanyeol???!!!"

Ahhhh... my heart💔

penasaran gak?

Btw mau tanya dong. Kalian mau cerita ini sampe Chap berapa? kalo 12? cukup kan?

komen yaa~

ME AND MY DADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang