Part 20 - Double Date (Failed)

Mulai dari awal
                                    

"Lalu kenapa kau malah mencari sebuah foto di lemari pakaian?"

Jeno tersenyum malu. "Well, karena seingatku aku menyelipkannya di salah satu baju."

"Dasar aneh."

"Ck, hyung juga aneh." Jeno memperhatikan penampilan Renjun dari bawah hingga atas.
Renjun memakai sweatter berwarna pink dengan celana berwarna kuning terang lalu kaos kaki selutut berwarna hitam putih.

Renjun berdecak. "Terserahlah. Lagian ini kan di rumah, siapa yang mau larang? Orang tampan mah bebas. Ayo keluar, makan malam sidah siap."

Jeno mengangguk dan keluar. Lelaki itu lalu mengerutkan keningnya saat tak melihat Mark dimeja makan.

"Mark hyung mana?"

"Dia pulang kerumah, katanya ada yang ketinggalan."

***

"Eh?"

Lami mengedipkan matanya lucu. Perkataan Koeun barusan benar-benar membuatnya terkejut.

"Jadi maksud eonni, double date?"

Koeun tertawa. "Double date apanya."

Lami tak peduli. Yang dia pedulikan hanyalah fakta bahwa dia akan pergi bersama Jeno- yang di anggapnya sebagai kencan.

"Aku ke kamar dulu, ya eonnie."

Koeun mengangguk dan memperhatikan ponselnya. Mark tak membalas pesannya sedari tadi.

Setelah Lami pergi, Koeun segera menelepon Mark.

Nomor yang anda tuju ...

Koeun berdecak kesal. Entah kenapa dirinya merasa khawatir saat Mark tak membalas pesannya. Hingga ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Mark di sana.

"Minhyung!"

[Eoh? Wae? Kau meneleponku tadi?]

"Iya! Kau tak membalas pesanku juga tak mengangkat teleponku, aku khawatir. Apa terjadi sesuatu?"

[Um? Tidak terjadi apa-apa, aku ketiduran tadi, yah begitulah.]

"Benarkah?"

[Iya ... um, aku tutup dulu, ya. Ada yang datang.]

Koeun menghela napas saat Mark memutuskan telepon secara sepihak.

Kau pasti tak baik-baik saja, Koeun membatin.

***

"Kau mau kemana?" tanya Renjun saat melihat Mark yang tengah memilih baju.

"Oh, Renjun-ah, menurutmu bagusan warna putih atau hitam?"

Renjun memutar bola matanya. "Pakai apa saja, toh kau terlihat sama dengan baju apa pun. Kenapa ribet sekali sih? Memangnya kau seorang gadis?"

"Cih kau itu belum pernah jatuh cinta, ya? Kau itu harus memperhatikan penampilan jika akan pergi dengan orang yang kau cintai," omel Mark.

"Heh, bukan cinta namanya jika hanya dilihat dari penampilan. Lagian seburuk apa pun penampilanmu, jika dia mencintaimu maka dia akan menerimamu."

"Bukan begitu astaga. Semisal kau ingin terlihat baik di depannya atau di puji atau apalah itu-"

"Aigoo, kau ingin di puji? Heh?"

My First and Last  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang