10

627 152 27
                                    

Selamat makan, Kayra. Semoga suka ya;)

Kayra mengernyit heran. Siapa pengirim nasi goreng ini ditambah sebuah kertas yang berisi ucapan ini?

Ia memanggil Jeni yang ada di depannya.

"Apa?" Jeni membalikkan badannya ke arah Kayra.

"Jen, yang ngirim ini siapa sih?" tanya Kayra. Ia berulang kali membaca tulisan tersebut. Tulisannya sangat asing di matanya. Ia tidak mengenalnya.

Jeni mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Gak tau. Tadi anak kelas sepuluh yang ngasih, Ra. Emang kenapa?" Jeni balik bertanya.

Kayra tidak menjawab. Ia malah memasukkan kertas tersebut ke dalam tempat pensilnya. Ia berpikir, apa mungkin ini dari Raga? Ah, tapi itu tidak mungkin. Dion? Mustahil sekali. Dari tulisannya saja itu bukan tulisan Dion.

Lalu siapa? Pikirannya dipenuhi oleh nama-nama orang yang ia kenal. Namun ia berpikir semuanya mustahil.

Tak lama bel masuk pun berbunyi. Semua murid kelas XI IPA 2 berteriak heboh. Beberapa dari mereka ada yang belum menyelesaikan tugas.

Kayra sudah tidak asing lagi. Memang beginilah keadaan kelas mereka. Tugas yang selalu dianggap remeh, dikerjakan saat di sekolah, dianggurin saat di rumah.

Tak lama pak Basri, guru matematika pun masuk ke dalam kelas dengan beberapa buku yang ada di tangannya. Pak Basri dikenal sebagai guru tampan, berwibawa, dan juga ramah. Tapi sekalinya marah membuat semua orang yang mendengar atau melihat amarahnya terkejut bukan main.

Kayra melihat Della baru tiba, sahabat Kayra itu menyalami tangan pak Basri lalu duduk di samping Kayra.

"Ra, gue dibeliin cokelat lho sama pacar gue," Della berbisik. Bahkan dia tidak memperdulikan pak Basri yang sudah menjelaskan materi di depan kelas.

Kayra tersenyum, menggelengkan kepalanya. "Ya elah, baru cokelat." Dia terkekeh.

Della memberengut kesal, "Ih lu mah." Lalu dia teringat sesuatu, "Ra, nasi goreng yang tadi masih ada gak?"

Kayra menatap Della, "Gak ada lah."

"Gue kira masih ada," ia menjawab lesu. Sesekali melihat pak Basri di depan, "Btw yang ngirim itu siapa sih?" Della ikut penasaran.

Kayra menggeleng tanda tidak tau. Ia sangat penasaran, dirinya bertanya-tanya, sebenarnya siapa pengirim tersebut? Tidak ada nama atau pun ciri-ciri pengirim, hanya sebuah kertas berisikan ucapan. Lalu bagaimana Kayra memulangkan tempat makan tersebut?

"Eh, hari ini lo mau ikut gak?"

"Ikut kemana?" tanya Kayra.

Della menulis materi yang dijelaskan di papan tulis ke bukunya, tangannya bergerak. "Ke rumah Jeni, bosen gua di rumah terus,"

"Jam berapa?"

"Pulang sekolah," balas Della. Setelah itu mereka diam, memperhatikan pak Basri yang kembali menerangkan materi.

⬛⬛⬛


Kayra meletakkan sapu di belakang pintu kelas lalu berjalan ke arah sakelar lampu dan menekannya. Ia bergegas keluar kelas, di sana sudah ada Della dan juga Jeni yang menunggunya.

Hari ini Kayra akan ikut Della ke rumah Jeni. Lagipula dia juga bosan -sama seperti Della- di rumah sendiri, kecuali malam tapi itu tidak memungkinkan ia untuk bicara bersama Dina.

"Ayuk," ajak Jeni.

Mereka berjalan menuruni tangga, namun mereka mengernyit saat melihat beberapa murid berlarian sambil berteriak heboh ke arah lapangan. Mereka berhenti sejenak, bertanya-tanya.

RepeatWhere stories live. Discover now