09

593 138 44
                                    

Ketahuilah, sebenarnya namamu itu masih ada di hatiku.

⬛⬛⬛

Kayra melepaskan tangannya yang sedari di depan kelas sampai di sini digandeng Raga. Kayra sedikit menjauh dari Raga, ia sedikit menggeser badannya ke kanan.

Rooftop sekolah, di sini lah mereka.

Kayra menatap ke bawah, melihat siswa-siswi SMA Nusa Sakti berkeliaran ke sana ke mari. Bukan tanpa alasan tentunya, bel sudah berbunyi sejak tadi, saat Kayra berjalan menuju kelasnya setelah pelajaran olahraga.

Kayra menatap tangga, ingin sekali ia turun. Namun saat melihat tatapan Raga ia urungkan. Bosan Kayra rasakan. Untuk apa cowok itu mengajaknya ke sini kalau tidak ada yang dibicarakan.

"Apa yang mau lo omongin?" tanya Kayra yang sedari tadi sudah kesal. Ia membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Kini hari sudah hampir sore. Namun mereka masih diam di sekolah.

Raga tidak bersuara, Kayra menghela napas.

"Kalau soal maaf gue udah maafin lo. Tapi pliss, jangan ganggu kehidupan gue lagi." Kayra memohon pada Raga. Semenjak lelaki itu kembali, ada rasa janggal di hati Kayra. Seolah laki-laki itu membuat kehidupannya tidak tenang.

Apalagi lelaki itu sering mencekal tangannya saat tidak sengaja bertemu. Menatapnya seolah mereka sangat dekat, padahal dulu.

"Bukan soal itu," Raga menyahut.

Ia mendekatkan jaraknya dengan Kayra. Namun Kayra sepertinya tidak sadar.

"Lalu?"

"Lo berkhianat, Ra."

Spontan Kayra menoleh menatap Raga. Berkhianat? Berkhianat apanya?

"Apa maksud lo?" Kayra tak mengerti. Ia mengalihkan pandangannya kembali.

"Saat gue pergi lo punya pacar kan? Dalam artian gak langsung lo selingkuh, Ra." sahut Raga membalas kebingungan Kayra.

Kayra tersentak. Apa kata Raga, selingkuh? Berapa kata kasar yang harus Kayra keluarkan pada Raga untuk sekarang?

Dua tahun yang lalu, saat Raga pergi dengan meninggalkan sebuah surat itu adalah akhir hubungannya dengan Raga.  Hubungannya dengan Raga sudah berakhir, sampai sekarang. Ia dan Raga hanyalah sebatas dua manusia yang saling mengenal karena ketidaksengajaan. Kebetulan, bukan takdir.

Apalagi saat mengetahui kalau setelah ia dan Raga berpacaran beberapa hari, Lita, sahabatnya menyatakan bahwa dia juga adalah pacar Raga. Siapa yang mau persahabatannya rusak hanya karena satu lelaki?

Tentu tidak mau. Mencari sahabat itu sulit.

Namun tetap saja, saat Kayra mempertahankan persahabatannya dengan Lita satu fakta kembali terkuak.

Raga memacarinya karena sebuah taruhan.

Taruhan.

Siapa yang tidak sakit hati? Kayra sudah terlanjur jatuh, dan harus merasakan sakit.

Bayangkan saja, Raga harus memacari Kayra demi mendapatkan bensin gratis selama sebulan. Itu lah yang Kayra dengar dari seseorang.

Jangan tanya Kayra tau dari mana tentang itu. Kayra punya banyak orang tentang itu.

"Selingkuh? Sorry, kata selingkuh gak pernah ada di kamus gue," jawab Kayra. Ia kembali berkata, "Karena saat lo pergi tanpa kabar, tanpa ngasih tau gue itu semua udah berakhir. Kita udah gak punya hubungan apa-apa semenjak itu."

RepeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang