#7. Aku Teringat

108 2 1
                                    

Pukul 13:00 CET. Pandangan Cindy jauh menikmati suasana di luar kaca jendela. Kendaraan roda empat hingga bus-bus besar memenuhi jalan raya. Kurang lebih sudah 4 jam ia duduk di dalam bus, tepat di samping jendela.

Perjalanan ini memakan waktu yang sangat lama hingga kurang lebih 11 jam. Benar-benar lama dan benar-benar jauh. Dari ujung Selatan Jerman hingga ujung Barat Jerman. Liburan musim panas tahun ini Cindy memanfaatkan waktunya untuk bekerja. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Cindy kembali bekerja di Aachen, salah satu kota di bagian Nordrhein Westfalen.

Perjalanan kali ini ditempuhnya dengan seorang diri. Berangkat dari Augsburg pukul 09:50 pagi hingga nanti tiba di Aachen pukul 19:05. Tapi sebelum sampai di Aachen, Cindy harus transit 2 jam di Cologne dan melanjutkan perjalanan ke Aachen dengan bus yang berbeda.

Masih memerlukan waktu 5 jam untuk sampai di Aachen. Terik cahaya matahari saat itu menembus kaca jendela bus. Tapi tidak begitu menyengat di kulit karena fasilitas AC dari bus ditambah lagi suhu di luar yang tidak begitu panas, hanya 20 derajat Celcius. Pemandangan di luar silih berganti. Mulai dari jejeran pegunungan, rentetan pohon pinus, ladang hingga bangunan-bangunan tinggi. Sepertinya setiap tempat punya topografi yang berbeda.

Cindy mulai merasa bosan. Ingin rasanya cepat-cepat sampai di Aachen. Sudah terbayang olehnya betapa empuknya kasur dan menikmati makanan bersama Nana, yang sudah menunggunya disana.

"Penumpang yang terhormat, kita mengalami keterlambatan kurang lebih 1 jam untuk sampai di Cologne," begitu ucap sopir bus.

"Yaah masih lama dong nyampe di Cologne," kesal Cindy.

Sudah biasa kalau bus mengalami keterlambatan. Walau sistem transportasi di Jerman terbilang tepat waktu, tapi kemacetan hingga berakibatkan keterlambatan juga hal yang biasa disini. Tapi memang tidak berjam-jam lebih. Setidaknya ini juga baik untuk Cindy saat itu, daripada menunggu 2 jam di Cologne, tapi karena keterlambatan ini ia hanya perlu menunggu 1 jam disana. Lebih baik daripada 2 jam berlamun menunggu bus selanjutnya.

Sambil menyenderkan bahunya ke jendela, Cindy menikmati pemandangan di luar sana. Cuaca di luar juga kadang tidak menentu, walau didominasi oleh panas dan terik, tapi di beberapa kota yang dilewati juga ada yang mendung, bahkan hujan.

Hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa semakin membuat Cindy bosan. Tiap sebentar ia mengecek jam di HP-nya.

"Duh masih lama banget," ucap Cindy.

Scroll down Instagram, tapi masih tetap bosan. Siapa sih yang tidak bosan berjam-jam duduk di bus dan tanpa ada lawan bicara. Kalau ada teman kan bisa bercerita. Kalau sendiri? Ya palinh hanya tidur dan menyibukkan diri dengan gadget.

Cindy mulai spam chat ke teman-temannya. Seperti biasa mengganggu mereka, iseng. Spam pertama dikirimnya untuk Nana.

To: Nana

Today, 13:00

Nanaaa ntar aku nyampe jam 19 yaa. Jemput akuuuu haha. Ntar aku nyasar.

Sepuluh menit kemudian Cindy menerima balasan WhatsApp dari Nana. "Elaah gak akan nyasar juga sih Cin, kan kamu udah kenal juga sama Aachen," tulis Nana.

"Yaah walau gitu tetep aja harus jemput."

Cindy mengeluarkan laptop dari ranselnya. Ia menghubungkannya ke WLAN bus agar bisa terkoneksi dengan internet. Salah satu kelebihan dari bus ialah WLAN. Perjalanan lebih enak karena bisa internetan. Apalagi untuk perjalanan jauh seperti sekarang. Bisa nonton sepuasnya atau googling sepuasnya.

Kali ini Cindy lebih tertarik membaca tulisan traveller di berbagai negara. Dibukanya website Sahabat Pena Dunia dan dipilihnya bagian "travelling". Disana para pembaca disuguhi dengan berbagai cerita menarik dari negara-negara yang berbeda, termasuk Indonesia. Penulis memberikan informasi seputar negara tersebut, tempat-tempat yang wajib untuk dikunjungi, hingga tips jalan-jalan hemat.

Tulisan terbaru saat itu tentang Italia yang ditulis langsung oleh pelajar Indonesia yang berkuliah disana. Italia, salah satu negara yang ingin dikunjungi Cindy. Beberapa bulan yang Cindya dan tiga temannya sempat punya planing untuk berlibur ke Italia. Tiket pesawat kesana juga murah. Cuma 20 Euro atau kisaran Rp 300.000 PP penerbangan dari Cologne ke Milan. Tapi sayangnya, rencana mereka belum sempat terealisasikan.

"Italia, Bukan Hanya Tentang Menara Pisa". Begitulah judul tulisan itu, yang ditulis oleh Inggrid, mahasiswi jurusan pariwisata di University of Milan. Di tulisan ini Inggrid menceritakan tempat-tempat indah lainnya yang belum terbilang mainstream. Dengan bahasanya yang santai, tulisan ini bisa langsung dicerna dengan baik. Ditambah lagi dengan beberapa foto yang membuat Cindy semakin tertarik untuk berlibur ke Italia.

HP Cindy bergetar karena pesan masuk dari Zhafran.

"Cindyyy semangat kerjanya. Jangan lupa makan, jangan sampai kecapean," tulis Zhafran ditambah lagi dengan smiley.

Cindy pun tersenyum saat membaca pesan itu.

"Makasih... Duh perhatian banget sih."

"Aku kan emang perhatian, emangnya kamu yang gak perhatian."

"Kurang perhatian apa lagi coba aku?"

"Kirimin coklat dulu. Kan enak kamu part time di pabrik coklat, kirim beberapa ke aku haha."

"Dasar modus."

Komunikasi mereka semakin dekat, yang awalnya saling tidak mengenal tapi sekarang menjadi akrab. Cindy dan Zhafran dipertemukan di organisasi yang sama dengan Cindy. Sebelumnya, walaupun mereka sudah saling follow di berbagai media sosial, tapi mereka hanya sekedar menebar like. Hingga suatu hari Zhafran mengirimkan komentar untuk Instagram Story dari Cindy. Mereka mulai hanyut dalam percakapan, mulai menyelami pribadi masing-masing.

Ada yang berbeda dari cara mereka kenalan. Biasanya jika dua orang ingin berkenalan, kebanyakan orang akan memperkenalkan nama dan mengucapkan "salam kenal". Ok itu memang mainstream. Bagaimana dengan mereka? Sepertinya mereka anti mainstream, tanpa perkenalan, langsung berkomentar, ngobrol, seperti sudah saling kenal. Mungkin lebih cocoknya itu SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat.

Cindy kembali mendapat pesan masuk dari WhatsApp. Langsung dibukanya aplikasi tersebut. Tapi wajahnya biasa saja. Ternyata itu bukan dari Zhafran, melainkan dari Zakki, salah seorang temannya yang berkuliah di Aachen.

"Lah kirain dari dia, taunya bukan," ucap Cindy pelan, "Gini sih emang, kalau ditunggu balasannya lama minta ampun," lanjutnya.

Cindy menyimpan HP-ny dan kembali melanjutkan membaca tulisan tadi yang sempat terputus.









You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Teruntuk Hati yang Telah MemilihWhere stories live. Discover now