#6. Melalui Tulisan

85 6 1
                                    

Cindy tampak fokus membaca tulisan yang telah ia ketik. Melalui tulisannya kali ini ia akan menceritakan banyak hal tentang perjuangannya dari awal hingga akhirnya ia bisa berkuliah di Jerman.

Berkuliah di luar negeri yang sekarang bukan lagi mimpi bagi Cindy. Dari kecil Cindy punya mimpi untuk bisa belajar di negeri orang, bahkan untuk berkeliling dunia. Tapi rasanya dulu itu sangatlah tidak mungkin. Bagaimana bisa ia berkeliling dunia, yang begitu luas, berkunjung dari satu negara ke negara lain.

Bertahun-tahun berlalu, mimpi itu pun ikut terkubur. Hilang tenggelam dimakan waktu. Hingga suatu ketika Cindy menemukan jalan untuk berkuliah ke Jerman. Padahal sebelumnya ia sudah mempersiapkan diri untuk melanjutkan kuliah ke Bandung. Menjadi mahasiswi di salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Telunjuk kanan Cindy berhenti untuk menscroll halaman naskah cerita. Matanya menatap dalam layar laptop. Tajam dan semakin dalam. Ia seakan masuk ke masa lalu, teringat akan satu mimpi disaat ia masih bocah.

Hari itu dia bermimpi tinggal di belahan dunia yang lain, di negara lain, bukan Indonesia. Mempunyai teman-teman bule dan akrab dengan mereka. Saat ia bangun, satu pertanyaan langsung terlintas di otaknya, "Waw aku di luar negeri, tinggal dan sekolah disana, apa itu mungkin?"

"Ternyata sekarang mimpi itu jadi kenyataan," ucapnya perlahan di dalam hati.

"Dan setiap ucapan itu adalah doa," tambahnya.

Kini ia baru tersadar, bahwa ucapan dalam hatinya dulu, saat ia ingin berkeliling dunia, perlahan sudah menjadi nyata. Walau belum seluruh dunia ini ia kunjungi, tapi perlahan sudah banyak negara yang ia singgahi.

Sedang asik-asiknya membaca kelanjutan cerita tersebut, HP Cindy berdering, dan itu telepon dari Valen.

"Assalamu'alaykum, Cin. Apa kabar?"

"Wa'alaykumsalam. Iyaa Valen, alhamdulillah baik."

"Maaf Cin, aku telfon kamu mendadak."

"Oh iyaa gapapa."

"Cin, yang tulisan itu udah selesai? Bisa gak langsung kirim ke email editor? Aku mendadak ada urusan, jadi biar yang lain aja yang baca dan edit tulisan kamu."

"Iyaa udah selesai kok ini. Lagi aku baca-baca ulang. Abis itu langsung kukirim."

"Wah iyaa, okedeh. Makasih Cindy."

"Yoiih samasama Valen."

Percakapan singkat mereka berakhir. Dibacanya cepat tulisan tersebut dan segera dikirim ke editor Sahabat Pena Dunia. Besok tulisan ini akan terbit di halaman pertama website resmi Sahabat Pena Dunia.

Tulisan Cindy sudah banyak yang dipublikasin disana dan selalu mendapat respon positif. Ribuan like serta ratusan komentar membanjiri halaman tulisan. Melalui Sahabat Pena Dunia ia mendapatkan banyak teman-teman baru. Sering berdiskusi dan berbagi cerita dari masing-masing perantauan.

Banyak negara yang belum pernah terlintas di pikirannya tapi ternyata juga banyak didatangi pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi mereka, seperti Sudan, Maroko, Yordania, Mesir, Palestina, dll.

Di halaman website pembaca juga bisa mengunjungi halaman profil penulis dan membaca sedikit ulasan tentang mereka. Sangat praktis. Pembaca hanya diharuskan mengklik pilihan "penulis" di kolom sebelah kanan dari "home"

"Akhirnya selesai juga ini tulisan," ucap Cindy.

Ia menghela napas panjang kemudian melepaskannya perlahan. Untuk pertama kalinya ia bisa menyelesaikan tulisan panjang dalam 1 malam. Sebelum bergabung di Sahabat Pena Dunia, Cindy juga aktif berbagi cerita di Blog ataupun Tumblr miliknya. Bercerita tentang Jerman, pelajaran hidup dari pengalamannya di Jerman bahkan tentang Zhafran.

Teruntuk Hati yang Telah MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang