52. THE END OF THE NEW WORLD PART 2

1.4K 187 17
                                    


Di kerumunan jauh, terdengar keributan. Orang-orang menjerit dan mencoba mundur. Aku mendongak, berjinjit untuk melihat apa yang terjadi. Namun pandanganku tak cukup jauh, lalu aku mencoba memanjat ke atap bangunan bambu di sebelahku.

"Ada apa Chand?" tanya Nelly was-was.

Di sana. Tepat di gerbang masuk dinding perdamaian, orang-orang dari Golden Compass itu berlarian. Meninggalkan harta benda mereka, anak-anak terpisah dari orangtuanya, dan mereka semua saling injak satu sama lain.

Dengungan mesin, hantaman baja dan beton serta ledakan menyusul di belakang mereka. Dinding perdamaian di gerbang masuk itu hancur saat Airship menabraknya. Dan puing-puing dinding jatuh tepat pada ratusan orang yang mencoba lari di bawahnya. Tapi itu cuma awal dari tragedi yang terjadi selanjutnya.

Ledakan yang begitu dahsyat terdengar di lautan Dunia Baru. Langit di Dunia Baru mendadak hitam seolah malam kembali menyelimuti. Seolah matahari buatan itu padam cahayanya... Namun itu hanya berlaku di langit Dunia Baru saja, sedangkan langit Dead Blue adalah perbatasan dari gelap dan terang yang berasal dari matahari di selatan—matahari buatan yang lainnya. Dan seberkas cahaya jingga tampak di langit hitam Dunia Baru yang begitu jauh. Tak salah lagi, itu pasti berasal dari Holy Land. Mungkinkah itu adalah Asgard? Asgard yang jatuh menimpa Holy Land dan meledak?

Ledakan sedahsyat itu tidak mungkin berasal dari hal lain. Bunyinya menggelegar hingga kemari. Dan goncangan dahsyatnya membuat dinding perdamaian akhirnya runtuh. Tidak! bukan runtuh. Tapi jatuh perlahan. Seperti turun ke dasar air bagaikan gerbang air. Hal itu, secara misterius menyebabkan Ombak Agung di sisi lain pun mengikuti turun seperti tirai.

"Tidak, tidak! Jangan sampai kita terlambat!" aku menoleh ke Musa Line. Portal itu belum bereaksi, tapi yang kutakutkan semoga tak akan pernah terjadi.

"Chand!" teriak Raffel.

Aku menoleh. Raffel, Anastasia, bersama ayah mereka telah kembali di tengah puncak kekacauan yang kini terjadi.

Aku melompat turun.

"Dunia baru telah runtuh, Kita harus cepat, sebelum semuanya runtuh," sergah Anastasia.

Getaran terasa di bawah kaki kami begitu kami berlari di antara lautan manusia yang berpikiran sama. Kami, berusaha mencapai Musa Line lebih cepat dari yang lainnya. Gapura pohon raksasa itu berada di hadapan kami, tingginya lima meter dengan dua pohon yang tumbuh di kiri dan kanan dan sebuah papan tanda bertuliskan Musa Line tergantung di atasnya. Kami beruntung tak terinjak-injak manusia lain saat kami berlari, sebab Anastasia dan Raffel memimpin dan menyingkirkan orang-orang yang menghalangi mereka dengan paksa.

Dan di sinilah kami akhirnya, tepat di ambang Musa Line. Ribuan rambu-rambu hijau bertuliskan nama jalan, kota, dan tahun tertancap di hadapan ombak yang memercikkan cahaya di kiri dan kanannya. Orang-orang yang kepalang takut sudah tak memedulikan lagi ke mana tujuan mereka, mereka memasuki portal yang dekat dengan mereka tanpa memedulikan perbekalan. Yang mereka inginkan hanya keselamatan. Para pengawal bangsawan pun memilih berpikir logis dan meninggalkan tuan-tuan mereka selagi mereka melarikan diri memasuki tahun di masa lalu yang menurut mereka akan cocok dijadikan tempat tinggal permanen.

Kami hendak bergerak memasuki Musa Line, ketika sesuatu melesat di langit dan menjatuhkan bola-bola berkilauan di tengah-tengahnya.

"Mundur!" sergah Anastasia nyaring, dengan kedua tangannya, dia mendorong kami semua agar mundur, menjauh dari Musa Line. Setiap orang dalam gapaian tangan Anastasia terjengkang ke belakang.

Waktu yang begitu cepat tak bisa membuatku menncerna situasi, sebab sedetik setelah Anastasia mendorong kami, Musa Line di belakangnya, dibanjiri cahaya yang menyilaukan. Cahaya putih itu berlangsung tak lebih dari sedetik sebelum kenyataan yang mengerikan menyusul kemudian. Kilatan petir saling menyambar, guntur memborbardir, warna pelangi menyeruak termuntahkan bersama pusaran tornado, dibarengi dentuman yang memekakan telinga, dan berhamburannya potongan-potongan tubuh manusia ke angkasa. Musa Line hancur, portal ke dunia lama lenyap beserta ribuan manusia yang coba memasukinya.

Vimana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang