3. CHAND'S PAST

6.2K 380 14
                                    

Kecepatan Airtrain mulai melambat memasuki wilayah 'Yang Ring Gate Airstation' di bagian terluar Holy Land atau bagian ujung dari daratan 'Yang.' Ujung dari daratan Yin dan Yang menyerupai simbol tersebut dan di tengahnyalah Holy Land Meccapolis berada.

Langit menggelap sebagian akibat tertutup oleh bayangan Asgard-planet buatan tempat tinggal para penghuni langit manusia Superior, planet istimewa, surga bagi para dewa. Itulah yang dikatakan dalam berita yang tersebar di seantero dunia. Namun sebenarnya tak ada yang tahu pasti mengenai tempat tersebut karena manusia Pribumi yang dibawa oleh manusia Superior pergi ke sana tak ada satu pun yang kembali. Bahkan pimpinan dunia dan para menteri yang menjalankan pemerintahan dunia (bukan manusia Superior) tak ada yang memasukinya.

Airtrain yang kutumpangi akhirnya berhenti. Aku berdiri dan mengikuti orang-orang menuju pintu keluar. Prosedur sama dilakukan, menaruh Silver Compass di sisi pintunya agar terbuka. Keamanan di Airstation ini sungguh ketat dan berlapis. Kami memasuki sebuah lorong pemindaian. Tubuh kami berkali-kali dipindai. Pemindaian senjata tajam, pemindaian DNA dan kesehatan, pengecekan identitas, dan bahkan pemindaian supernatural? Apa maksudnya? Mungkin untuk memastikan bahwa aku tidak memiliki kekuatan super dan sihir yang membahayakan penduduk Holy Land terutama para Superior. Yang benar saja!

Seorang petugas, pria brewok dengan tampilan Superior Suit garang berhiaskan duri-duri mengkilat di sekujur tubuhnya mengajukan beberapa pertanyaan padaku yang baru pertama kali memasuki Holy Land. Dia bertanya mengenai profilku dan terutama pekerjaanku yang dapat dia lihat di layar. Aku tidak peduli meski dia tampak meledekku secara halus.

"Silver Compass itu bukan milikmu, kan? Ukiran di sisinya menunjukan itu dibuat untuk Superior."

"Ini milik orang tuaku. Kau sendiri pasti bisa melihat rambutku dengan jelas, kan, bahwa aku campuran?"

"Siapa nama orang tuamu?" tanya petugas itu curiga.

"Kurasa hal itu bukan bagian dari pertanyaan yang boleh diajukan. Setiap orang memiliki hak sama selama aku punya kompas ini. Lagipula, data-dataku yang telah kau ketahui di layar sudah lengkap, aku bukan penjahat. Aku tidak masuk secara ilegal."

"Baiklah, Tuan. Aku mengerti. Kau boleh pergi," ucapnya ketus.

"Terima kasih."

Aku masuk ke bilik Teleport yang membawaku ke bagian bawah Airstation-300 meter di atas permukaan tanah. Di tempat ini terdapat pusat perbelanjaan yang penuh dengan toko dan restoran. Barang-barang menarik dan futuristik dipajang di balik dinding kaca. Segala mercendais dari perak menjadi barang utama yang dijual. Surga belanja bagi para penduduk dari Holy Land dan 3 kerajaan lainnya untuk membeli barang-barang dari Silver Compass tanpa perlu pergi di sana dan tanpa perlu menggunakan kompas tersebut. Makanan yang dijual di tiap restoran pun masih berhubungan dengan kerajaan tersebut. Yang Ring Gate Airstation ini, membawa segala keunikan yang dimiliki Kerajaan Silver Compass ke seluruh Dunia Baru.

Aku berjalan menuju balkon raksasa tepat di hadapan pusat perbelanjaan. Mengedarkan pandangan ke angkasa dan jauh ke tanah suci. Tampak sangat menakjubkan. Di bawah, gedung-gedung super modern saling mencakar langit. Pepohonan hijau memenuhi setiap sudut kota, dan atap-atap gedung dengan rimbun. Berbeda sekali dengan kerajaan Silver Compass yang hanya bagian komplek istana saja lah yang ditanami pepohonan dan itu pun masih bisa dihitung dengan jari.

Di atas, aku dapat melihat Asgard cukup jelas. Ada selimut kebiruan yang membungkusnya seperti atmosfer yang terpisah dari langit bumi. Aku masih terkagum-kagum mengenai planet buatan itu. Mereka bahkan bisa menciptakan gravitasi sendiri di sana.

Aku melanjutkan perjalananku. Menuju lantai terbawah. Mengikuti rombongan yang sama-sama hendak ke Holy Land. Tapi ada hal yang membuatku sedikit aneh di sini. Kami menaiki sebuah kendaraan yang sungguh klasik. Sebuah bus berbahan bakar minyak. Seorang petugas dalam bus menyuruhku membeli beberapa uang koin di loket sebagai pembayaran. Aku memasukan 3 koin bertuliskan aneh. Mungkin berbahasa Jepang? Aku tidak tahu. Aku bahkan belum pernah mendengar orang keturunan Jepang berbicara bahasa Jepang. Di Dunia Baru semua bahasa sama. Universal.

Vimana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang