Thirteen

32 2 1
                                    

"Van, van, santai dulu okay?" Ucap Alvin yang sedang mencoba untuk mengejar Ervan yang kini sudah seperti singa ngamuk.

"Santai santai gimana jing! Asal lo tau kesabaran gue udah abis ya ngeliat kelakuan itu setan biadab satu!" Jawab Ervan setengah teriak.

"Woi udah Van! Pas lo nganter Luna ke UKS Erick udah nonjokin dia abis-abisan. Lo mau kita di D.O dari sekolah cuma karena ginian doang?"

Ervan pun tampak berfikir dua kali sebelum akhirnya mengambil keputusan yang tepat.

"Oke. Gue nggak bakal ngehajar dia."

"Nah, oke. Gitu kek njing dari tadi! Gue udah kayak orang kebakaran jenggot cuma gara-gara harus nenangin lo sama Erick."

"Yaudah gue mau ngeliat Luna aja." Ervan langsung berlalu pergi meninggalkan Alvin sendiri layaknya seorang jomblo.

"Tuh kan lagi lagi malah gue yang sendiri."

🐾🐾🐾

"Lun, lo udah sadar?"

Sedari tadi Erick hanya duduk di kursi yang berada di samping kasur tempat di mana Luna terlentang sambil menunggunya tersadar. Tadinya Steffi ingin menunggu Luna tersadar di UKS tetapi sayangnya tiba-tiba ia di panggil oleh guru olahraga untuk mengambil matras di ruang guru.

"U-udah kok. Cuma rada pusing aja." Jawab Luna sambil memijat keningnya yang masih terasa pusing itu.

"Tunggu sini bentar ya, gue ambilin minum dulu." Erick langsung beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil minum.

Tidak lama kemudian setelah Luna melihat Erick yang sudah pergi keluar dari ruang UKS ia berniat untuk bangun dan berjalan keluar UKS tetapi karena kepalanya kembali terasa pusing, tubuhnya pun ambruk dalam hitungan detik dan di saat itu juga Erick masuk ke ruang UKS sambil membawa minum untuk Luna.

Dengan sigap Erick langsung menaruh minum yang di bawakannya untuk Luna di sembarang tempat dan langsung berlari ke arah Luna sambil menahan tubuhnya sebelum ia jatuh ke lantai. Dan tepat di saat itu, Ervan baru saja akan membuka pintu UKS. Tangannya yang sudah memegang gagang pintu tertarik kembali di saat ia melihat sahabatnya sendiri sedang berada di UKS berasama Luna. Dengan langkah cepat Ervan berjalan menjauh dari UKS dengan perasaan yang aneh.

"Lah kenapa gue jadi kesel begini sih? Orang gue sama Luna ga ada apa apaan juga!"

"Kan dia temen ribut gue kenapa gue malah jadi cemburu gini sih?"

Karena Ervan tidak memerhatikan jalan yang ia lalui ia pun menabrak seorang perempuan yang berjalan dari arah yang berlawanan dengannya.

BRUG

"ADUH!" Terdengar suara gadis itu mengaduh kesakitan.

"Eh, sorry sorry gue ga sengaja. Tadi gue ga ngeliat lo soalnya."

Gadis itu sudah bersiap-siap untuk mengucapkan sumpah serapahnya tetapi begitu ia melihat muka Ervan yang menurutnya cukup tampan ia pun menarik niatnya itu dan pura-pura kesakitan.

"Aduh... Sakit banget nih kaki gue. Kayaknya patah deh. Gue coba bangun deh."

Dan seperti yang kita semua sudah duga, gadis itu pura-pura terjatuh agar di tangkap oleh Ervan.

Sayangnya Ervan sudah tahu jika gadis itu hanya berpura-pura terjatuh agar di tolong oleh dirinya jadi ia sengaja untuk tidak menangkap gadis itu.

"Norak lo pake pura-pura jatoh segala kayak gitu. Biar kenapa? Biar gue nolongin lo? Gue juga udah tau kali kalo tadinya lo mau ngebentak gue." Tembak Ervan tepat sasaran.

"Mampus serasa kena headshot gue."

"Eh, cowok pake kacamata! Sini lo!" Panggil Ervan kepada cowok dengan kacamata bertengger di atas hidungnya.

"I-iya kak? Kenapa ya?"

"Nih lo bantuin ini cewek jalan ya! Najis banget pura pura sakit lagi katanya kakinya patah. Gue doain beneran patah juga mampus itu cewek."

"I-iya kak. Aku anterin sekarang."

Ervan langsung berjalan pergi dari kedua orang itu secepat mungkin menuju parkiran.

"Anjir amsyong banget gue hari ini sialan."

Ya, dia akan membolos hari ini.

🌸🌸🌸

tbc

nii karena banyak yang minta update akhirnya aku update juga yaa hehehe... sorry pendek soalnya lg mikirin ini cerita kelanjutannya mau kek apa so bersabar aja ya mungkin ini emang ujian:v

My NeighborWhere stories live. Discover now