Sebelas

1.3K 95 8
                                    



Author

Audy melihat pandangan kosongnya. Ia hanya melihat pundak Raja yang ambisius berjalan dengan amarahnya. Audy duduk dan mengacak-acak dan menarik rambutnya. Lalu memasangkan headset dengan Volume paling keras. Tidak peduli siapa yang mendengar lagu itu hingga keluar dari alunan headset. Karena hanya itu yang bisa Audy lakukan.

Saat jam pelajaran dimulai,Audy hanya memperhatikan Raja yang tertunduk lemas dan tak peduli beberapa pelajaran yang ia tinggalkan. Pikiran Audy sangat kacau.
Dara memberikan Vero kode untuk bertukar bangku,

"Ssstt!!"

Vero mengangkat alisnya,

"Tukeran duduk!"

"HAH?"

"Tukeran duduk!"

Vero yang salah tingkah mengartikan bahasa itu langsung berteriak mncari sensasi,
"APA? DARA IMUT GUE MAU DUDUK SAMA GUE?"

Dara menepak dahinya dilanjut dengan siulan para murid. Audy menoleh kenapa Raja yang tetap dengan posisi sama dan tidak berubah.

Dara dengan emosinya berdiri dan mendorong Vero pada bangkunya. Dara menduduki bangku Vero yang sejajar dengan Audy.

Dara mengangkat alisnya,

Audy menghela nafas, "gue gatau harus gimana sekarang,dar"
Audy menceritakan satu persatu dengan rinci sampai guru tata boga. Dara terkejut mendengarnya sampai pola pikirnya habis,

"Terus lo sekarang ada di hati yang mana?"

"I don't know"
"Zahra kemana?"

"Lagi kerumah Nenek nya katanya. Jadi lo mau gimana?" Tanya Dara menyikapi Audy yang masih terdiam dengan lamunan nya,

"Dan lo yakin dia serius sakit? Takutnya cuma nyelakain lo doang. Atau dendam sama lo?"

Audy menoleh kepada Dara, "gue yakin!"
Audy meninggalkan Dara tanpa sepatah kata lainnya.




Kriiiingggggg!!!

Bel pulang sekolah berbunyi, Audy melirik kepada kursi Raja. Dan yang ia lihat hanyalah sebuah kursi kosong. Saat Audy melihat ke pintu, Raja sudah keluar dari pintu.

".... I can't do anything right now.."



Audy Alviero

Audy meluruskan kaki nya di sofa. Ia memakan cake dan menonton televisi yang kondisi sedang mati. Lamunan Audy terhenti saat mendengar bunyi ponselnya,

*Yolanda: 
Audy, Daniel butuh lo! Dateng ke R.S Cakramandawa

Audy langsung berdiri dari posisi nya yang sedang santai tadi. Ia memakai jaket nya dan langsung memesan Grab.

"...Kamar 21 kamar 21"

Audy mencari nomor kamar yang diberitahu oleh Yolanda. Audy mengetuk pintu itu dengan perlahan,

"Kok kamu disini?" Tanya Daniel sambil mengubah posisi berbaring nya menjadi duduk,

"Gue yang ngajak dia kesini" Yolanda yang tengah berada di samping Daniel,

Yolanda menarik tangan Audy keluar pintu kamar dimana Daniel di rawat,
"Gue mohon. Sekarang Daniel udah nyesel banget nyakitin lo. Gue juga udah nyesel pernah bikin rencana kaya gitu. Sekarang Daniel bener bener mencintai lo selenium hatinya dan udah dengan restu orangtuanya" isak tangis Yolanda membuat Audy meneteskan airmatanya,

"Gue cuma takut Daniel mati dengan terpuruk, gue pengen dia bahagia. Karena untuk besok dia bakal di operasi"

Audy terpuruk mendengar perkataan itu, badan nya terjatuh lemas namun ia masih bisa menahannya. Dan dari kejauhan terdapat dua pasang bola mata yang sedang mengamatinya.

Raja menarik tangan Audy. Audy tidak mengatakan apapun kepada Yolanda. Ia mengikuti langkah Raja dengan cepat karena Raja begitu menggenggam tangan Audy.

"Ja"

Raja tidak menoleh,ia tetap meneruskan langkah nya.

"RAJA DENGERIN GUE DULU!"

Raja terhenti di sebuah lorong rumah sakit. Raja menarik tangan Audy lalu mendekap nya kedalam pelukannya. Raja memeluk Audy dengan erat sampai terdengar debaran jantung nya,
"Gue cuma gamau kehilangan lo"

Audy menelan ludah nya dalam dalam, "ok,listen me"
"Gue gabakal ngapa-ngapain sama Daniel,dan Yolanda. Gue cuma mau dateng sebagai adek kelas yang support kaka kelasnya yang lagi sakit kaya gitu"

"....gue cuma mau bantu dia buat semangat ngelawan penyakitnya. Gue juga sayang nya sama lo,Ja. Bisa lo izinin gue buat ketemu atau jenguk dia?"

Raja mengerti lalu mengangguk, "....asal kalo mau jenguk atau apapun lo harus lapor sama gua"

Audy menegakkan tubuhnya lalu membentuk tangan nya hormat yang menempel pada alisnya, "aye kapten!"

Raja mengacak rambut Audy dengan gemasnya lalu menggandeng Audy ke parkiran.
Audy terlalu bahagia karena Raja tidak marah sedikitpun karena pasti juga Raja tidak akan marah dan mengerti hal itu.

Love & LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang