+ extra

3.4K 375 35
                                    

"JIHOOO!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JIHOOO!"

Jiho sontak melepas earphone-nya. Eunha nih, kebiasaan. Wajah yang terpampang di layar handphone Jiho cuma nyengir tak berdosa.

"Kangeeen," Eunha melanjutkan setelah yakin earphone Jiho terpasang, "alay ya gue, padahal baru dua hari. Kangen mie ayam Bu Kantin huhuhu. Di sini gak ada yang jual."

"Kan ntar kita buka usaha mie ayam di sini," terdengar suara Mingyu entah dari mana.

"Males banget? Mending beli, pasti enak."

"Lo maunya enak doang sih."

Suara Jaehyun. Ah, Jiho jadi kangen. Liburan semester kemarin mereka bertemu hanya sebentar sebelum ke tujuan liburan mereka masing-masing—Jiho ke rumah neneknya, Jaehyun ke rumah Mingyu, main PS. Dua minggu setelah masuk sekolah, mereka malah terbang ke Singapura buat student exchange.

Jiho senyum, "lagi pada ngapain sih?"

"Ini nih gue ngungsi di asrama cowok. Temen sekamar gue gak asik. Lo pake nggak ikut segala."

Awalnya Jiho berniat ikut, tapi setelah liat detail harga, nggak jadi. Mending uangnya dipakai liburan dengan Mama Papa sekalian. Lagipula, ada sepupu Jiho yang kerja di Singapura. Kalau mau tahu tentang murid dan sekolah di sana, Jiho bisa bertanya.

"Jiii, kata Jaehyun, 'padahal kalo Jiho ikut, kita bisa ngedate'."

"Woy cepu!"

Sedetik kemudian, sebuah bantal leher mendarat tepat di puncak kepala Eunha, layar handphone-nya bergoyang. Senyum Jiho makin lebar.

"JAEHYUN ANJIR! ...Ji, Jaehyunnya nih!"

Jiho cuma bisa ketawa, "cubit aja pinggangnya, Ha."

"Ah nggak mau. Ntar aja lo yang cubitin," Eunha manyun sambil usap-usap kepalanya, "oh iya. Jaehyun beliin lo sesuatu loh."

"EUNHA BEGO."

Suara Jaehyun, disusul suara tawa menggelegar milik Mingyu. Layar HP Jiho tiba-tiba menampilkan entah apa, kayaknya Eunha kena bully Jaehyun.

"Jangan dikasih tau anjir ntar gak surprise!"

"IYA IYA. JAE RAMBUT GUE. MINGYU JANGAN KETAWA MULU IH."

Jiho jadi ikut ngakak. Emang ya, hidup gak ada mereka sepi. Jiho terpaksa pindah bangku. Untuk sementara dia duduk sebelah Sujeong di kelas.

"Ji," HP Jiho menampilkan wajah close-up Jaehyun—Jiho refleks memundurkan kepalanya karena kaget, "pura-pura nggak tau ya? Please?"

Jiho ketawa lagi. Bodo amat.

"Iyaaa."

"Dih udah sana kalian telfonan berdua aja nanti," Jiho yakin Eunha ngerebut HPnya balik secara paksa, "Ji mau nitip apa gitu gak?"

"Di sana gak ada Oppa. Skip."

"Ada nih, Jaehyun oppa. Iyuuuh."

Demi apapun Jiho merinding. Geli. Eunha di seberang ketawa ngeledek, pasti buat Jaehyun.

"Cokelat aja ya?"

"Iya," Jiho nyengir, "belajar yang bener lo, kalo main-main mulu mending uang daftarnya dipake traktir gue makan."

"Siap Nyaiii."

***

"Jiho sayang, turun dong? Ada Jaehyun nih."

Jiho mengucek matanya pelan, lalu berguling di kasur. Sebenarnya, Jiho udah bangun sejak lima belas menit yang lalu. Itu pun karena suara Mama grasak-grusuk di dapur. Jiho cuma males aja, apalagi sekarang weekend. Kalau Mama nyebut nama Jaehyun pasti lagi iseng, atau minta dibantuin sesuatu.

"Nggak lucu Maaa. Jiho udah hafal."

Cewek itu lalu beranjak, merapikan kasurnya.

"Loh, yang ngelucu siapa? Ini ada tamu masa dianggurin."

Wah, wah. Respon Mama kok beda dari biasanya?

Gawat.

Jiho lari ke kamar mandi buat cuci muka dan sikat gigi kilat, sekaligus sedikit menyisir rambutnya, karena Jiho di pagi hari gak ada bedanya sama singa.

"Ji, Ji. Nih bawain sekalian." Mama tiba-tiba muncul dari dapur lalu menyodorkan nampan berisi teh hangat dan beberapa toples makanan ringan.

Jantung Jiho mencelos. Kalo kayak gini pasti orangnya beneran ada. Duuuh kenapa tadi gak langsung bangun buat mandi ya?

Jiho melirik jam dinding di ruang tengah.

Jam 7.

Oke. Salah Jaehyun datang terlalu pagi.


"ASTAGA."

Jiho memegang erat nampan di tangannya biar gak jatuh. Sumpah ya, Jaehyun bisanya bikin kaget. Masa duduk sambil memeluk teddy bear yang lebih besar dari badannya? Mukanya gak keliatan—Jiho kira itu boneka dateng sendiri.

"Diiih anak siapa sih ngagetin," Jiho manyun sambil meletakkan nampan di meja.

"Jauh-jauh dari Singapura digalakin."

"Ooh, ini yang kata Eunha?" Jiho duduk bersila di sebelah Jaehyun sambil memperhatikan si beruang. Kayak boneka teddy bear biasa sih, warna krem dan bulunya halus. Yang luar biasa ukurannya aja.

"Ini sih yang kata Eunha," Jaehyun nunjuk dirinya sendiri.

Jiho ketawa, "balik ke SG sana."

"Ntar kangen?"

Iya sih.

Tapi Jaehyun gak perlu tau.

"Aduh! Kok dicubit?" Jaehyun meringis sambil mengusap bekas cubitan Jiho di pinggangnya.

Cewek itu cuma ber-'hehe', malah curi kesempatan buat ambil boneka di pangkuan Jaehyun lalu memeluknya.

"Empuk banget, mau tidur lagi," Jiho menyandarkan kepalanya di senderan sofa, "makasih."

"Yang jetlag siapa yang ngebo siapa." Jaehyun mengacak rambut di puncak kepala Jiho gemas. Jiho baru sadar, jadwal student exchange mereka berakhir kemarin.

"Lagian ngapain langsung ke sini?"

"Kangen."

Oke. Siap. Jiho paling gak bisa bereaksi untuk hal kayak gini.

"Duuuh enak ya masih pagi udah nduselan," Kepala Mama tiba-tiba muncul, bikin Jiho dan Jaehyun refleks bergeser saling menjauh.

"Mama apaan sih," Jiho menenggelamkan mukanya di leher teddy bear, malu.

"Ayo sarapan dulu. Nduselnya ntar lagi."

"MAMAAAA."








"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hi, HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang