O8

2.3K 452 36
                                    


Empat jam pelajaran udah berlalu dan Eunha masih belum berhenti meledek Jiho tentang cegukan. Memang sih, nama oknum J disensor atau Eunha bisik-bisik, tapi tetap saja.

Malu.

Rasanya Jiho ingin melakukan penelitian tentang hubungan langsung cegukan dengan urusan mengagetkan orang, lalu membuat artikel tentang penjelasan ilmiah mengapa itu bisa terjadi, lalu presentasi di depan Yuju, Mingyu, Sujeong, Yugyeom, Junhoe, dan terutama Eunha.

Tapi Jiho juga tahu itu namanya cari pembelaan.

"Ji, dia jadian loooh," Eunha mencolek pundaknya lalu tertawa bersama Mingyu sambil bertos ria.

Nggak capek apa ya?

"Siapa sih yang jadian?" tanya Jaehyun penasaran.

Jiho melotot pada Eunha dan Mingyu. Cewek itu sudah mewanti-wanti mereka di kantin sebelum kembali ke kelas. Awas aja kalau sampai Jaehyun tahu.

"Ah enggaaak, itu... Tokoh yang Jiho benci di drama, jadian sama tokoh utamanya."

"Bercandain apa kek yang lain," sungut Jiho gemas sambil melempar buntalan kertas bekas coretan ke arah Eunha yang untungnya bisa cewek mungil itu hindari.

"Hehehe ampun," Eunha nyengir tanpa dosa, "gue mau buang sampah."

"Tuh buangin sekalian."

"Iyaaa."

Guru-guru masih rapat, anak kelas udah nongkrong di kantin untuk yang kedua kalinya hari itu, tapi murid-murid belum juga dibubarkan.

"Jiho," Eunha memanggil dari pintu, "ada yang nyari."

"Siapa?" tanya Jiho sambil berjalan ke depan kelas, tapi Eunha nggak menjawab, cuma mengangkat bahu.

Penasaran, Jiho sedikit mengintip lewat jendela.

Ada Eunwoo.

Detak jantung Jiho mendadak berpacu, dua kali lebih cepat, dua kali lebih keras. Bukan, Jiho yakin rasa suka untuk Eunwoo itu udah nggak ada.

Setelah putus mereka sama sekali nggak pernah berkomunikasi, meskipun Jiho nggak memblokir semua akun Eunwoo dan sebaliknya. Kalau papasan Jiho pasti membuang muka atau memutar arah, seolah mereka nggak pernah kenal. Makanya, kalau cowok itu sampai harus mencarinya ke kelas begini, Jiho merasa akan mendapat masalah.

"Hai," ucap Eunwoo pelan, dengan senyumnya seperti biasa, senyum yang ditujukan untuk sopan santun.

Jiho, tanpa basa-basi, langsung bertanya, "Ada apa?"

"Mama nitip kaos seragam pelatihan," Eunwoo menyodorkan paper bag bermotif batik, "Oh ya, hari ini ngumpul jam satu, di lab Biologi."

Jiho merutuk dalam hati. Bisa-bisanya ia lupa Eunwoo punya minat dan bakat seperti mamanya di Biologi. Pasti Eunwoo juga ikut pelatihan, dan artinya, mereka bakal lebih sering ketemu.

"Oh," Jiho mengambil paper bag itu dengan hati-hati, "Makasih."

Eunwoo mengangguk sambil tersenyum simpul, lalu berjalan kembali ke kelasnya. Sumpah, Jiho nggak berniat sejutek itu, tapi suaranya malah terdengar ketus.

"Wih, hadiah dari mantan!" Eunha langsung mengambil paper bag di tangan Jiho begitu cewek itu duduk di bangkunya.

"Apaan sih, kaos olim doang."

"Alah, gak usah bohong sama gue. Ini ada cokelatnya."

Jiho menatap benda di tangan Eunha nggak percaya. Yang bener aja?

Hi, Helloحيث تعيش القصص. اكتشف الآن