O2

5.3K 840 54
                                    


Kelas masih sepi waktu Jiho sampai. Hanya ada beberapa orang termasuk Jaehyun yang sedang berkumpul, menyalin PR entah milik siapa. Cewek itu berjalan lurus melewati mereka menuju bangkunya 

"Hai, Jiho."

tapi berhenti ketika Jaehyun menyapanya.

"... hai?"

Jiho sedikit merunduk, pura-pura mengintip isi buku yang tersebar di atas meja.

"Pada ngerjain apa?" tanyanya basa-basi. Sekali lirik saja Jiho sudah mengenali rumus-rumus dinamika rotasi di sana.

"PR Fisika. Lo mah pasti udah," sahut Yugyeom, tangannya masih sibuk menulis dan pandangannya masih terfokus pada buku.

Jiho mengangguk, "mau liat punya gue?"

"Gak papa," jawab Jaehyun cepat, "udah mau kelar kok."

"Beneran? Ya udah."

Jiho pikir, mereka akan kembali ke keadaan biasa, yang jauh, seperti sebelumnya saat mereka nggak kenal. Tapi Jiho salah. Jaehyun selalu melempar senyum duluan setiap pandangan mereka tanpa sengaja bertemu. Rasanya Jaehyun itu seperti besi dan mata Jiho bermagnet. Jiho nggak berniat lihat ke arah cowok itu pun pasti ia ada dalam jarak pandangnya, mendengarkan lagu, memerhatikan guru, atau main game.

Dan entah kenapa, Jiho merasa nggak nyaman. Dulu setelah berkenalan dengan yang lain, rasanya nggak seperti ini.

Cewek itu melihat sekeliling, lalu memutuskan untuk bergabung dengan anak-anak cewek yang sedang duduk lesehan di pojok belakang kelas. Waktu istirahat masih tersisa sepuluh menit, lumayan untuk distraksi.

"Terus dia milih adik kelas itu. Putus deh, padahal mereka pacaran udah hampir setahun."

Dahi Jiho berkerut, berusaha mengingat kira-kira siapa objek yang sedang dibicarakan.

"Ih, gue lebih suka dia sama Minkyung. Cocok banget tau."

"Sayang ya putus."

Minkyung... Seingat Jiho, cuma ada satu orang di sekolah yang bernama Minkyung, dan dia anak kelas IPA 1.

"Jiho, mantan lo di kelas sebelah juga kan? Yang anak guru?" celetuk Eunha tiba-tiba, membuat semua mata jadi memandang ke arah Jiho.

"Hah, gue?" sahut Jiho setengah panik. Masalahnya, dulu ia dan Eunwoo, mantannya, pacaran diam-diam alias backstreet. Orangtua mereka protektif karena keduanya sama-sama anak tunggal, dan waktu itu mereka baru masuk SMA, makanya nggak diizinkan pacaran. Mereka nggak pernah pergi atau pulang bersama. Komunikasi kebanyakan lewat chat, kalau mau bicara langsung harus telepon sembunyi-sembunyi. Lalu mereka tahu dari mana?

"Kita sering denger anak kelas sebelah ngeledekin dia pake nama lo," kata Yuju, seolah menjawab pikiran Jiho, dan itu nggak membantu sama sekali. Jiho malah jadi semakin panik. Kalau gitu, ada kemungkinan mamanya Eunwoo tahu. Lebih parah lagi, beliau mengajar Biologi di kelas, dan jam pelajarannya tepat setelah istirahat.

Jiho harus apa?

Cewek itu meremas rok seragamnya, "dulu gue backstreet. Kok anak kelas sebelah bisa pada tau sih."

"Mantan lo tipe orang suka curhat kali."

"Huhu gimana dong, kalo mamanya tau terus gue dilabrak gimana," rengek Jiho.

"Santai, kan udah putus. Bilang aja nggak ada apa-apa," Eunha menepuk punggungnya pelan, berusaha menenangkan.

Benar juga. Jiho cuma bisa berdoa kalau mama Eunwoo benar-benar sudah tahu, beliau bukan tipe orang pendendam.

"Dulu kenapa putus, Ji?" tanya Chaeyeon.

Kenapa?

"Gak tau," jawab Jiho, "dia yang mutusin."

Jiho juga nggak terlalu yakin. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya mereka baik-baik aja. Nggak pernah bertengkar, nggak banyak selisih pendapat. Yang ada cuma intensitas chat mereka berkurang karena waktu itu sedang musim ujian, jelas mereka sama-sama nggak mau saling mengganggu.

Lalu setelah ujian terakhir, Eunwoo meneleponnya, mengatakan mereka lebih baik putus. Hanya itu.

"Kok...?"

"Ih, cowok macem apa," sungut Yuju, "lo terima aja gitu, Ji? Nggak ngelabrak atau apa, siapa tau dia selingkuh?"

Kenapa jadi gue yang kena wawancara, batin Jiho.

"Males," ucap Jiho sekenanya, "jangan dibahas lagi, ya?"

"Siaaap."

Cuma Yuju yang masih kelihatan nggak terima.


***


Mungkin, Jiho harus menandai hari ini sebagai Hari Paling Beruntungnya Kim Jiho.

Bu Bada alias mamanya Eunwoo nggak bisa mengisi kelas Biologi. Mereka diizinkan pulang, asal mengumpulkan mind-map berisi materi dua bab ke depan. Untungnya, salah satu kebiasaan belajar Jiho adalah buat mind-map. Kesempatan pulang lebih awal jelas Jiho ambil.

"Jihooo nyontek ya?" teriak Yuju dari bangku paling belakang sebelum Jiho keluar kelas. Kelakuan Choi Yuju. Tanpa teriak pun Jiho pasti bisa dengar suara nyaringnya.

"Jangan sama persis. Jangan lupa dikumpulin."

"Makasih Ji! Hati-hati."

Jiho senyum kecil sambil melambaikan tangannya ke arah Yuju.

Nah, nah kan. Pandangannya lagi-lagi bertemu pandangan Jaehyun. Jiho segera membalikkan badan, berjalan menuju meja piket untuk lapor.



Di perjalanan pulang, Jiho terpikir pertanyaan Yuju tadi.

"Lo terima aja gitu, Ji? Nggak ngelabrak atau apa, siapa tau dia selingkuh?"

Sejujurnya, Jiho percaya some things are better left unsaid. Jiho takut sakit hati kalau sampai yang dibilang Yuju itu benar. Beberapa minggu sebelum putus, teman SMPnya yang kebetulan sekelas dengan Eunwoo bilang (mantan) pacarnya itu dekat dengan seorang cewek. Bukan sembarang cewek, dia memegang predikat cewek nggak baik di sekolah. Di hari terakhir ospek dia terang-terangan ciuman dengan kakak kelas di depan kantin. Jiho jelas kaget, tapi nggak pernah menanyakan pada Eunwoo. Ia berusaha positive thinking, mungkin cewek itu sebenernya baik? Enak diajak berteman?

Tapi dipikir-pikir kenapa timingnya harus pas ya?

Jiho menghela nafas. Cewek itu mengambil ponsel dari saku. Ada notifikasi masuk dari LINE.


Jaehyun has added you by phone number.


***

Hi, HelloWhere stories live. Discover now