O9

2.3K 470 46
                                    


Eunwoo nggak langsung mengantar Jiho ke rumah. Cowok itu malah memberhentikan motor di depan kedai es krim yang nggak terlalu jauh dari sekolah. Sepertinya baru dibuka karena Jiho nggak pernah lihat sebelumnya.

"Cari tempat duduk aja, biar gue yang pesen. Cokelat, kan?"

Jiho mengangguk. Sementara Eunwoo pergi ke kasir, Jiho menempati bangku di dekat jendela. Rasanya hampir seperti throwback waktu Jiho harus beralibi main sama teman-teman cewek pada orangtuanya padahal hunting dessert bersama Eunwoo. Sama-sama membuatnya merasa nervous, seolah bakal tertangkap basah melakukan kejahatan.

"Ini."

Eunwoo meletakkan semangkuk es krim cokelat plus berbagai topping cokelat di depan Jiho sebelum duduk.

"Makasih."

Jiho segera menyibukkan diri mengaduk isi es krimnya, berusaha mencari topping sereal favoritnya yang jelas-jelas mendominasi di sana.

"Jiho."

Mau gak mau Jiho mengangkat wajah. Eunwoo juga mengaduk-aduk isi mangkuknya sebelum menatap Jiho lagi.

"Gue... minta maaf."

Yang tadi itu berada jauh di luar ekspektasi Jiho. Kenapa tiba-tiba minta maaf?

"Soal apa?"

"Semuanya?"

Eunwoo berhenti sebentar, seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Menyusun kalimat? Memilih kata? Jiho nggak tahu.

"Maaf gue mutusin lo sepihak... Mama baca chat kita pas lagi pake HP gue. Gue takut lo kenapa-napa. Kalo boleh jujur, gue masih sayang sama lo. Bahkan sampai sekarang..." Eunwoo meremas jari tangannya, "tentang cewek yang di kelas... Gue sengaja deketin dia biar lo benci sama gue. Bego ya?"

Jiho speechless, bener-bener gak tahu harus bilang apa.

"Gue tau lo udah gak ada rasa apa-apa lagi. Mungkin susah juga maafin gue, yang penting lo tau. Biar lo gak salah paham."

Hening. Jiho mengalihkan pandangan keluar, tiba-tiba teringat salah satu scene pada film science fiction yang ditonton bersama di kelas. Pindah tempat menggunakan teleportasi. Jiho ingin melakukan itu sekarang. Ada terlalu banyak informasi baru untuk dicerna sampai Jiho gak tahu yang mana yang harus direspon lebih dulu.

"Ji?"

Sekali lagi Jiho memaksakan diri untuk menoleh.

"Jangan tegang gitu dong mukanya, kayak mau SBMPTN besok. Serem," Eunwoo mendengus, dan akhirnya Jiho bisa menampilkan senyum kecil.

Banyak yang Jiho rasakan, antara kaget, marah, tapi yang porsinya paling besar adalah lega. Lega karena Eunwoo nggak sejahat yang dia pernah kira.

"Gue juga minta maaf."

"Buat apa? Lo nggak pernah ada salah sama gue."

"Kali aja ada," Jiho nyengir, lalu lanjut makan es krimnya lagi.

"Temenan kan?" Eunwoo mengangkat jari kelingkingnya.

"Apaan sih, kayak bocah."

Tapi Jiho mengaitkan kelingkingnya di jari Eunwoo. Pinky promise.


***


Jiho benar-benar melakukan 'besok-besok gue pulang bareng Eunwoo, deh'. Tanpa diminta pun Eunwoo pasti sudah berdiri di depan kelas, tepat saat bel pulang bunyi, atau bahkan beberapa menit sebelumnya.

Hi, HelloWhere stories live. Discover now