Pt. 11 - Become One

Start from the beginning
                                    

"Aku mencintaimu."

.
.
.

*flashback*

Taehyung terbangun tanpa ada seorang pun didalam kamar itu. Dia segera mengambil belati milik ayahnya dan menyembunyikannya dibawah bantal dan kembali pura - pura tertidur.

*end of flashback*

Kini Taehyung terbangun diam - diam dia melepaskan lingkaran lengan seseorang pada pinggangnya dengan perlahan. Kemudian tangannya meraba ke bawah bantalnya dan mengambil sesuatu dari sana. Taehyung bangkit dan duduk diatas tubuh kakaknya yang polos. Tangannya yang menggenggam belati dia naikan sejajar dengan kepalanya. Kemudian tangannya terayun ke bawah berusaha untuk menikam orang yang berada dibawahnya itu. Tapi gerakannya terhenti ketika orang yang berada dibawahnya membuka matanya dan menyeringai kepadanya.

"Kau pikir kau bisa membunuhku?"ucapnya.

"Kau tidak akan pernah bisa membunuhku, dik...."lanjutnya kemudian diam sebentar.

"Karena kau dan aku sekarang sudah menjadi satu."ucapnya sambil tersenyum mengejek pada Taehyung.

"Omong kosong, aku tidak akan pernah percaya padamu, Jeon Jungkook."ucap Taehyung.

"Terserah kau mau percaya padaku atau tidak. Tapi jika aku mati, kau akan ikut mati bersamaku."jawab Jungkook santai.

"Lagipula kau pikir kau bisa membunuhku dengan belati itu?"tanya Jungkook santai meraih ujung belati yang tajam itu dan menggenggamnya membuat telapak tangannya mengucurkan darah dengan deras.

Jungkook merebut belati itu dan melemparkannya. Kemudian dia memamerkan luka yang disebabkan belati itu mulai menutup hingga akhirnya menutup membuat kondisi telapak tangannya persis seperti sedia kala sebelum memegang belati itu. Taehyung kaget dan ketakutan.

"Ba-bagaimana bisa?"ucap Taehyung terbata - bata tak percaya.

"Sudah kubilang kau dan aku telah menyatu dengan itu aku berhak mengambil setengah kekuatan yang ada pada dirimu, adikku."ucap Jungkook tertawa santai.

"Kau tahu? Aku melakukan ritual untuk mengembalikan kekuatanku seperti semula. Kekuatanku saja sebanding dengan ayahmu. Dan sekarang aku memiliki setengah kekuatanmu. Bisa kau bayangkan? Tidak akan pernah ada yang bisa mengalahkanku."lanjut Jungkook serius.

"Jadi berhentilah mencoba bahwa kau bisa lari dariku apalagi membunuhku."final Jungkook penuh penekanan disetiap katanya.

Taehyung hanya bisa menelan ludahnya dan menyadari kebodohannya. Jika saja aku membunuhnya terlebih dahulu. Mengapa juga aku bisa terbuai oleh sentuhannya? Pikir Taehyung merutuki kebodohannya.

"Ah, Taehyung, sebagai kakak yang baik, aku harus menghukum adikku jika dia nakal dan berbuat salah kan?"ucap Jungkook bangkit dalam posisi duduk, membuatnya memangku Taehyung dan melingkarkan tangannya pada pinggang Taehyung.

"Kali ini aku tidak akan menahan diriku seperti tadi."lanjutnya.

Kemudian setelah itu terdengar teriakan pilu dari sana yang tak lama berubah menjadi sebuah desahan.

.
.
.

Chanyeol nekat menerobos rumah milik Jungkook untuk bisa menemukan keberadaan anak bungsunya. Chanyeol mendobrak pintu kamar yang dia yakini sebagai kamar dari anak sulungnya itu. BRAK! Chanyeol naik pitam melihat anak sulung dan bungsunya itu bergelung dalam selimut dan Chanyeol bisa melihat di tubuh anak bungsunya terdapat tanda kemerahan yang tak dapat ditutupi oleh selimut.

"Bangsat. Apa yang kau lakukan pada Taehyung?"marah Chanyeol.

"Jangan menggangguku. Lebih baik kau cepat pergi dari sini."balas Jungkook datar.

"Aku akan pergi dari sini dengan membawa Taehyung. Aku tidak akan pulang sebelum aku bisa membawanya."seru Chanyeol.

"Kau tidak bisa membawanya. Aku dan adikku sudah menyatu. Kau tidak bisa memisahkan kami."ejek Jungkook.

Chanyeol geram apalagi si bungsu hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa berani melihat sedikit pun kepadanya. Jungkook yang melihat Chanyeol mengalihkan pandangannya darinya, segera saja membuat meja kecil disebelah ranjangnya itu melayang kearah Chanyeol dan Chanyeol yang tak siap, terdorong hingga badannya menabrak dinding dengan keras.

"Pergi. Atau aku akan membunuhmu."ucap Jungkook serius.

Taehyung yang mendengar perkataan Jungkook segera mendongakkan kepalanya. Matanya berkaca - kaca melihat ayahnya yang terdorong itu tengah memuntahkan darah. Taehyung bisa merasakan pergerakan diranjangnya, segera melingkarkan tangannya pada pinggang Jungkook yang menegakan badannya untuk bangkit dari ranjang.

"Ja-jangan"ucapnya pelan.

"Jangan sakiti ayahku hiks."lanjutnya terisak.

Jungkook menghentikan pergerakannya, diam. Kebetulan Yoongi yang tengah pulang dari kencan dan mendengar bunyi debaman keras dari arah kamar Jungkook segera berlari ke sana. Yoongi tidak kaget menemukan keadaan Chanyeol seperti itu.

"Bereskan dia."titah Jungkook pada Yoongi.

Yoongi segera memapah tubuh Chanyeol membawanya keluar dan pergi dari rumah itu bersama Jimin.

.
.
.

Taehyung memandang takut pada Jungkook yang berbaring disebelahnya. Taehyung diam bahkan untuk bernafas saja dia takut.

"Bernafaslah."titah Jungkook pada Taehyung.

"Eh?"seru Taehyung bingung.

"Nafasmu jarang - jarang sekali, seperti orang yang tengah mengalami sakratul maut."ledek Jungkook.

"A-apa? Aku memang tengah mengalami sakratul maut karena dirimu."seru Taehyung kesal.

"Apa salahku?"tanya Jungkook memandang Taehyung dengan tajam.

Taehyung yang melihat Jungkook merasakan ada yang aneh pada Jungkook. Tatapan itu rasanya berbeda sepertinya itu bukan tatapan yang biasanya dilemparkan Jungkook padanya. Seakan mengerti Jungkook menjawab.

"Kita dikutuk. Kau elang, aku ular. Ketika bersatu, kau membagi kekuatan elangmu padaku."jelas Jungkook.

"A-aku tidak suka matamu yang sekarang. Aku lebih suka mata ularmu."ucap Taehyung tanpa dia sadari.

Jungkook terdiam memandang Taehyung setelah mendengar ucapan orang itu.

"Kau orang pertama yang mengatakannya. Kau tahu, tidak pernah ada yang suka dengan mata ular, karena menyeramkan."kata Jungkook sambil memandang langit - langit kamarnya.

"Ba-bagiku tidak menyeramkan."cicit Taehyung namun masih bisa terdengar.

"Kenapa?"tanya Jungkook.

"Karena entah mengapa setiap aku melihat mata ularmu, selalu ada kelembutan yang tersirat didalamnya."jawab Taehyung.

Kemudian malam itu Taehyung dan Jungkook menghabiskan malam dengan mengobrol bersama dan sesekali bercanda, membuat mereka semakin mengenal satu sama lain.

.
.
.

Sementara itu ditempat lain diwaktu yang sama. Baekhyun panik melihat Yoongi membawa pulang suaminya. Baekhyun segera memanggil dokter keluarga mereka dan mengobati Chanyeol dengan pertolongan pertama.

Kini Chanyeol tengah berbaring diranjang dengan perban yang membalut punggungnya. Dia menatap Yoongi yang tengah menatapnya.

"Sebaiknya kau restui saja mereka. Jangan mengganggu Jungkook, kini kau bukan tandingannya."ucap Yoongi kemudian membawa Jimin untuk pergi dari sana.

Meninggalkan sepasang suami istri yang larut dalam pikirannya masing - masing.

.
.
.
To be continue
.
.
.

Maafin Qian ya kalo chapter ini agak kurang bagus dan gak ngefeel. Maafin juga Qian belum bisa nepatin janji Qian buat namatin ff ini sampai hari ini(Senin). Maafin Qian juga belum bisa post ff baru tentang Bon Voyage. Karena Qian sedang dalam masa berduka saat ini. Mungkin Qian bakal aktif lagi seusai pemakaman. Sekali lagi Qian minta maaf untuk para readersnim semua. Sampai jumpa lagi!

The Mummy Where stories live. Discover now